Part 14

2.1K 60 1
                                    

Hari berganti hari, bahkan bulan juga sudah berganti. Hubungan malik dan ziya tidak mengalami kemajuan. Ziya masih sibuk dengan kegiatan rumah sakit nya dan malik juga masih sibuk dengan pekerjaan dan kuliah nya.

Ziya sudah mengurus semua berkas kepindahan nya keturki tetapi ia belum memutuskan kapan ia akan berangkat. Ia masih betah dirumah sakit menjalan kan aktifitasnya.

Pernikahan mereka sudah memasuki bulan ketiga tetapi malik belum pernah menghubungi ziya. Ziya juga gengsi menguhubungi terlebih dahulu.

Ting noooong

"Iya ada apa ya mas?" Ada seorang pria datang kekostan nya.

"Maaf apa benar ibu kediaman pak malik?"

"Mmm maaf, saya memang istri nya tapi ini kostan saya. Rumah nya ada di daerah pondok indah mas"

"Ini bu, kami dari pihak dokumentasi waktu pernikahan mba dua bulan yang lalu, tadi malam kami sudah menghubungi pak malik beliau minta antar semua album dan foto nya kealamat ini"

"Ooo astagfirullah, iya mas di bawa masuk saja, maaf saya tidak bisa mempersilah kan duduk dulu tidak enak dilihat orang lain maklum disini hanya kostan"

"Iya bu tidak apa-apa itu semua nya sudah kita masuk kan nya mba, kalo begitu kita pamit dulu"

"Terima kasih bnyak ya mas, ini mas ada uang untuk makan siang dan membeli minum" ziya memberikan uang sebagai tanda permintaan maaf nya tidak bisa menjamu tamu nya.

"Ehhhh baik kalo begitu terima kasih bnyak ya bu" ucap orang tadi sambil berpamitan.

Ziya memeriksa semua album yang di berikan orang tadi. Ada juga foto yang di cetak dan di beri bingkai besar. Ia tidak berniat memanjang foto tersebut karena ia tidak lama lagi akan menyusul malik.

Ia hanya tersenyum melihat foto dirinya dan malik meskipun masih terlihat kaku tetapi mereka nampak mesra. Ziya mengingat semua moment itu dan membuat nya merindukan malik. Ia memikirkan sedang apa laki-laki ituu di sana. Seketika hatinya merasa kan sesak merindukan pria itu tanpa berani menghubungi nya terlebih dahulu.

"Mas malik, mas sedang apa? Ziya rindu mas malik. Ini memang aneh karena moment kita memang tidak terlalu banyak tapi bagaimana pun perasaan yg sudah tumbuh setiap hari semakin besar. Tapi ziya takut ini tidak berblas mas." Ucap ziya sambil menangis.

Setiap hari ziya mendoakan malik baik-baik saja disana. Ia berharap malik tahu apa yang sedang ia rasakan. Ia menitip kan malik kepada Allah. Ia berharap dirinya dan malik memang berjodoh dan hubungan mereka bisa membaik. Tetapi jika tetap seperti ini maka hubungan mereka akan tetap jalan di tempat.

Hari ini ziya pulang ke pesantren mengunjungi umi dan abinya. Ia merindukan keluarga dan keponakan nya. Pikiran nya sedang tidak jelas akhir2 ini jadi ia berniat menghibur diri dengan berkunjung ke keluarganya.

"Zee, umi minta tolong isi kajian ya besok, umi sedang tidak enak badan" pinta umi nya selesai makan malam.

"Mmm maaf mi, ziya sedang haid jadi tidak bisa"

"Oo yasudah ndak apa umi minta salma saja yg menggantikan"

"Iya mi" jawab ziya kembali termenung.

Lelaki pilihan tuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang