Part 5

2.3K 56 1
                                    

Ziya pov

Akhirnya aku kembali menjadi mahasiswa lagi, bahagia sekali rasanya karena tidak semua orang di beri nikmat ilmu seperti ini. Sekaligus aku juga harus siap dengan segala kesibukan mahasiswa terlebih ini bukan seperti kuliah ny yg dulu bisa bersantai sedikit. Ini adalah jenjang yg lebih tinggi dan aku juga harus sambil belajar klinik di rumah sakit. Untungnya semua rekan kerja ku selalu membantu apapun yang aku butuh kan. Mereka semua mengerti akan kesibukan ku dan merela kan jadwal nya ku tukar dengan seenak hati.

Karena harus kuliah disiang hari di rumah sakit Aku harus lebih banyak mengambil sift dinas malam. Begitu jg dengan weekend kugunakan semua waktuku berada dirumah sakit. Selama sebulan menjadi mahasiswa aku belum pernah pulang ke pesantren. Rasa rindu ku pada suasana pesantren kadang sangat menyesak kan dada. Umi, abi, bang adnan, mba salma dan keponakan ku yg semakin lama semakin lucu.

"Iyaa umi, nanti kalo ziya udah lenggang waktu nua ziya sempetin pulang yaa" aku hampir menetes kan air mata.

"Kamu jangan capek capek too ndok. Kamu umi lihat semakin kurus" umi merengut memperhatikan

"Hhe sengaja umi, biar agak kurusan jadi ziya diet" aku mengelak karena memang makan ku kurang teratur disini.

Beginilah aku jika umi menelpon. Aku jarang sekali mau menelpon mereka karena semakin sering berkomunikasi dengan mereka maka semakin rindu pula dan aku pasti akan semakin ingin pulang. Tetapi aku juga tidak ingin bu lia kecewa dengan ku.

Ia mempercayai untuk bekerja dirumah sakit ini. Awalnya aku hanya ingin magang disini, tapi setelah sebulan aku dinas ternyata pimpinan rumah sakit memanggil ku dan memberikan ku amplop yg isinya gaji pertamaku. Aku tidak menyangka sedikit pun karena memang aku tidak mengharap kan nya.

Tapi bu lia bilang kalo aku sudah banyak membantu rumah sakit itu. Tugas ku dirumah sakit ini adalah sebagai dokter pengganti jika salah satu dokter tidak bisa dtg maka aku yg menangani pasien tentu saja sesuai dengan kewenangan ku saja.

Seperti hari ini adalah hari minggu dan tadi malam sebenarnya bukan jadwal ku dinas malam. Tapi karena dr.ismi sedang dinas luar jadi perawat menghubungiku untuk mengganti kan beliau malam ini.

Pagi ini setelah pulang dinas shania mengajak ku sarapan bareng di caffe dekat rumah sakit. Lelah sekali rasanya tapi shania bukan lah org yg bisa di tolak.

"Hai zee , maaf yaa lama ya nunggu nya, tadi ada pasien darurat jadi aku membantu dulu"

"Iya gapapa. Aku udah laper nih udh ku pesenin jg kesukaan kamu"

"Yeee makasih yaaaaaaa" sambil mncubit pipi ziya

"Shannnn sakitttttt" aku coba mejauhkan tangan nya

"Ehh kopi ny juga kan udh di pesan?"

"Iyaaaa, hot coffe gemani kan?"

"Iiih tau aja ihhh, iihh kamu kurusan yaaaa?? Kok pipinya udh gak enak di giniin siih" shania kembali menguyel uyel pipinya

"Iyaaa, garagara kamu uyel uyel terusss" rajuk ziya

"Ehh zee aku punya kabar nih. Hhe makanya aku mau ketemu kamu"

"Apa?"

Lelaki pilihan tuhanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang