S A T U

8.2K 757 77
                                    

Paris, Prancis..

Setelah merasa puas memandangi Menara Eiffel, kini pria cantik itu beranjak pergi melangkahkan kakinya dengan sangat pelan sambil menenteng tas kecil yang hanya berisi beberapa helai pakaian. Dengan kepala tertunduk ia berjalan berusaha tak acuh pada sekitar yang kini menjadikan dirinya tontonan menarik karena mungkin ada orang biasa bisa berdiri tegap didepan menara tanpa ada yang mengusirnya. Pria cantik itu bernama Xiao Zhan di usianya yang menginjak genap 24 tahun kini ia harus hidup sebatang kara, Ayahnya telah meninggal saat ia berumur delapan tahun sedangkan ibunya telah menyusul sang ayah karena penyakit jantung. Sekarang ia bingung tidak tahu harus kemana karena ini kali pertama dirinya menginjakkan kaki di negri orang, dengan berbekal sebuah robekan kertas berisi alamat yang ia lihat di internet disana tertera bahwa sang pemilik sedang menyewakan sebuah flat dengan harga murah sesuai dengan kantongnya.

Mencoba bertanya pada orang sekitar tentang alamat itu mereka mengatakan bahwa itu sangat jauh dari tempat ia berada sekarang kurang lebih 12km lagi.

Xiao Zhan terus menyemangati diri agar tetap bertahan dan jangan lupa tersenyum. Berada di negri orang memang tidak mudah berbagai macam halangan pasti ada, dan butuh penyesuaian untuknya. Kini ia mencoba berjalan kaki dengan jarak cukup jauh membuatnya tidak mengeluh, terlihat luka ditumitnya karena terlalu lama bergesekan dengan sepatu sandal yang tak layak pakai ia tetap mencoba terus berjalan walau sakit.

Bukan karena tidak memiliki uang untuk menaiki taksi atau transportasi lainnya, ia hanya berfikir untuk berhemat sebelum menemukan pekerjaan baru dan tempat tinggal baru. Xiao Zhan merasa bahwa uang yang ia miliki hanya cukup untuk menghidupi dirinya satu bulan, karena separuh uangnya sudah habis untuk membeli tiket mahal agar bisa kesini. Kenapa ia memilih pergi ke negara ini, mengapa bukan tetap tinggal di tempat asalnya? Karena Prancis adalah Negara impiannya juga ibunya dan ia lebih memilih meninggalkan flat kecil tempat tinggalnya dulu karena terlalu banyak kenangan pahit juga indah bersama ibunya.

Setelah satu jam berlalu akhirnya ia sampai ditempat alamat yang tertera didalam kertas. Ia melihat rumah dengan ukuran sedang tidak kecil juga tidak besar, namun tampak sepi mencoba memberanikan diri ia masuk kedalam melewati pagar rumah itu lalu berjalan ke arah pintu utama.

Ting..

Tong..

Bunyi suara bel yang ia tekan sebelum diganti dengan bunyi pintu terbuka memperlihatkan sosok wanita paruh baya dengan rambut sepenuhnya memutih menyambutnya dengan senyuman.

"Apa apa nak?". Sapa wanita paruh baya itu dengan hangat setelah membuka pintu.

Xiao Zhan meremas pakaiannya dengan kedua tangan, rasa gugup dan takut menyatu. Ia hanya melirikkan matanya menatap wanita didepannya dengan pandangan ragu.

"Umm.. maaf sebelumnya Nyonya, saya kesini karna saya dengar anda menyewakan sebuah flat. Apa itu benar?". Terdengar nada ketakutan dari bibir cherry Xiao Zhan.

Wanita paruh baya itu tersenyum lalu membuka pintu rumah lebar-lebar mempersilahkan Xiao Zhan masuk, Ia sedikit canggung karena kakinya baru kali pertama menginjak rumah yang lebih besar dari flat kumuhnya. Langkahnya terkesan malu-malu tapi tak dihiraukan sang pemilik. Wanita itu menyuruh Xiao Zhan duduk di sofa berwarna putih gading. Matanya menatap kesekeliling rumah. Sempurna. Meskipun dari luar terlihat biasa saja ternyata didalamnya sangat luas dan rapih.

"Kau ingin minum apa Mrs--?".

"Namaku Xiao Zhan". Beritahu Xiao Zhan memotong ucapan wanita didepannya.

Wanita itu mengangguk. "Baiklah, kau ingin minum apa Mrs. Xiao?".

Xiao Zhan menggeleng cepat, ia merasa tidak sopan dipanggil seperti itu. "Maaf, tapi aku seorang pria dan tolong panggil saja saya Xiao Zhan, Nyonya.".

[TAMAT] THE DISAPPOINTMENT HEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang