03. Sadar Diri

6.7K 316 3
                                    

"Adit semangat...."

"Anjir ganteng banget dianya..."

"Nggak kuat gue sumpah,"

"Itu maknya ngidam apaan pas hamil sih... greget pengen bawa ke KUA."

"Sekolah dulu yang bener lo, main serempet aja."

Di ujung tribun paling bawah berdiri seorang perempuan sambil membawa sebotol air mineral.

Sangat besar niatnya untuk memberikan minuman itu pada Adit. Tapi ketika pertandingan antar kelas itu baru selesai, Adelia memilih mundur ketika melihat gerombolan siswi ternama sekolah mendekati Adit.

Kepergian Adelia dari lapangan itu sempat terlihat oleh salah satu teman tim basket lawan yang juga berteman baik dengan Adit.

"Eh, tadi gue liat cewek lo tuh. Disana tadi sambil bawa minuman," ucapnya ketika Adit berada di tengah gerombolan siswi itu.

Cowok itu berusaha menepi, "Sekarang mana?"

"Lari keluar sih tadi gue liat,"

Tanpa menunda waktu Adit langsung menyusul Adelia yang sekarang entah lari kemana. Kebetulan sejak tadi pagi Adit belum bertemu dengan kekasihnya itu.

Namun ketika ia sampai di lorong panjang yang mengarah ke lapangan basket tadi, ia melihat sebotol air mineral tergeletak begitu saja di lantai.

Dengan segera cowok itu mengambil botol tersebut. Ia sangat yakin pemiliknya adalah Adelia. Karena hanya gadis itu yang suka membeli air kemasan seperti ini ketika istirahat. Bahkan penjual dikantin saja sampai hafal tujuan Adelia datang jam segini.

"Woi Dit lanjut main bro!" teriak sahabatnya dari pintu lapangan basket.

Cowok itu mengangguk dari kejauhan.

"Nanti gue mau denger penjelasan lo apa. Ngehindar dari gue kaya gini," lirih Adit sambil menatap air kemasan itu. Lalu setelahnya cowok itu kembali ke lapangan.

***

Seperti hari kemarin, Adelia bersembunyi kembali di samping gedung sekolah yang langsung menghadap ke area parkir. Dari sini ia bisa memantau apakah Adit sudah pulang atau belum.

Dilihatnya Adit sedang berbicara dengan teman tim basketnya. Hanya berbincang sebentar lalu temannya pergi lebih dulu darinya.

Setelahnya cowok itu kembali sibuk dengan ponselnya menghubungi nomor yang sejak kemarin tidak aktif. Begitu juga sekarang.

Seberapa jauh cowok itu menghendaki Adelia untuk pergi, akan gadis itu turuti. Jika memang dengan hal itu Adit tidak malu dan keberatan lagi mempunyai pacar sepertinya.

Dari sini Adit terlihat frustasi. Cowok itu kehabisan cara untuk menemuinya. Ketika Adit ingin menemuinya di perpustakaan, Adelia menghindar sambil mengendap-ngendap di antara rak buku yang tersusun rapi dan menjulang tinggi.

Terdengar Adit dipanggil seseorang hingga cowok itu kembali memasuki gedung sekolah. Kesempatan seperti ini harusnya Adel manfaatkan untuk segera keluar dari sekolah. Sayangnya gadis itu memilih tetap berdiri disana sampai tak sadar ada seseorang dibelakangnya.

Adelia yang menyangka Adit sedang berbicara di depan gedung tidak menyangka cowok itu sudah berada di belakangnya sekarang.

"Ngapain sembunyi disini?" suara dingin itu membuat Adelia membulatkan matanya.

Ya Tuhan. Suara itu kan...
Dengan gerakan slowmotion gadis itu memutar tubuhnya.

"A-adit?" kagetnya.

Cowok itu menatapnya begitu tajam. Seolah mengatakan bahwa dia tidak suka dipermainkan seperti ini.

"Ngapain disini?"

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang