Pagi-pagi Adelia sudah berada disekolah. Ia sengaja tidak menghubungi Adit dan berangkat bersama ayahnya kesekolah. Adit yang akhir-akhir ini sangat sibuk dengan tim basketnya seolah tidak peka dengan menghindarnya Adelia.
Saat cowok itu latihan bersama timnya di lapangan, Adelia menuju kelas cowok itu. Hanya ada Vito disana, wakil ketua kelas Adit.
"Eh Del, tumben nggak kelapangan? Mau jemput barang Adit yang ketinggalan?" tanya Vito. Karena biasanya Adel masuk ke kelas cowok itu untuk mengambil barang keperluan Adit latihan.
"Oh, enggak kok. Aku cuma mau nitip ini ke kamu. Tolong kasihin ke Adit ya nanti. Bilang aja ini dari aku,"
"Itu apaan?"
"Bukan apa-apa kok. Cuma barang kecil doang. Tapi ini harus sampai ke tangan Adit. Jangan sampe hilang ya,"
"Oh, oke oke."
"Tolong ya?" mohon Adel sekali lagi.
"Iye yaelah,"
***
Entah kesal dengan Adelia karena terlambat datang ke tempat latihannya kemarin, Adit merasa tidak ingin bertemu dulu dengan gadis itu. Nanti saja pulang sekolah janji di parkiran. Itupun kalau jadi.
Merasa hubungan mereka semakin merenggang, Adelia juga melakukan hal yang sama. Menghindari Adit karena juga tidak ingin mengganggu cowok itu. Adit sudah tidak menganggap hubungan mereka lagi.
Setelah selesai latihan, Adit langsung memasuki kelasnya. Duduk di kuri guru dengan santai sambil mengipasi wajahnya dengan buku.
"Anjir-anjir, panas banget dah ni bumi. Gila," ucap Adit yang disusul teman tim basketnya yang juga numpang nangkring dikelasnya.
"Dit, ada titipan barang tuh buat lo. Dari Adel, dia kesini tadi." ucap Vito.
"Ck, nanti aja. Gue masih keringetan ini." balasnya.
"Gue udah nyampein pesan dia. Katanya itu barang harus sampe ke tangan lo,"
"Iya, bacot aja lo. Sama aja kaya cewek gue," balasnya lagi.
"Yeh... gitu-gitu lo juga cintah. Anjing itu namanya," ucap Pandu teman tim basketnya.
"Lo yang anjing!" balas Adit dengan tawa. Seolah kata anjing tidak menyinggung sedikitpun baginya.
Setelah waktu istirahat habis, dan bel masuk kembali dibunyikan. Adit bersama ke enam temannya langsung mengganti baju ke toilet.
"Izinin gue kalau guru masuk!" perintahnya pada Vito.
Vito yang sedang main PUBG hanya mengangguk samar.
***
"Titipan cewek lo tadi jangan lupa. Gue taro dilaci meja lo tadi. Ketinggalan baru mampus lo!"
"Perhatian banget lo sama hubungan gue. Salut,"
"Itu karena gue temen lo. Dari pada mata gue bintitan gara-gara nggak nyampein pesan orang.
"Iya pak ketua. Terimakasih,"
"Eee bacot lo, gue cabut dulu."
"Hem, hati-hati lo. Kalo jatuh pasti kebawah. Bangun sendiri nanti,"
"Nyumpahin gue lo," balas Vito ketika ingin keluar dari kelas.
Merasa moodnya sudah membaik, Adit mencoba menghubungi nomor Adelia.
Ketika percobaan pertama, nomor Adel aktif, tapi langsung di reject. Percobaan kedua, nomor gadis itu langsung tidak aktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
Teen FictionGanti Judul ya!!! Aku mutusin lagi buat nulis cerita dan melanjutkan semua ceritaku yang masih gantung. Tapi beberapa part nantinya bakal posting di aplikasi Karya Karsa ya, ga mahal kok, cuma 20 koin aja.Bagi yang mau baca aja ya, soalnya beberapa...