Hujan menemani perjalanan mereka pulang. Adelia sudah terlihat kelelahan dengan posisi duduk bersandar. Memperhatikan rintik hujan yang membasahi kaca jendela.
Gadis itu mulai tersadar ketika mobil sudah berhenti. Langsung turun sesuai ajakan Adit yang mengusap bahunya agar mau keluar.
Cowok itu langsung mengajak Adelia menuju kamarnya. Karena sudah sering main kerumah Adit, Adel sudah yakin kalau cowok itu tidak akan menyakitinya.
Gadis itu langsung duduk di sofa ketika Adit meletakkan tasnya di atas tempat tidur.
"Aku mandi dulu. Ntar aku cari,"
"Sekarang," pinta Adel terlihat sedih.
"Aku mandi dulu Del,"
Mata gadis itu berkaca-kaca. "Kamu anggap ini cuma main-main," ujarnya.
Cowok itu menarik napas sambil mengusap rambutnya kebelakang. "Oke, aku cari sekarang. Duduk disana, dan liatin aku. Cincin itu pasti ketemu," ucap Adit walau dia sendiri tidak yakin.
Gadis itu diam dengan wajah kusut. Memperhatikan Adit yang mencari cincin itu kesana-sini. Mulai dari laci nakas, lemari pakaian, baskom pakaian kotor, dan laci meja rias di kamarnya.
"Mana?" tanya Adel tidak sabaran.
"Sabar bentar. Cincin itu pasti ada disini. Cuma aku lupa, sumpah nggak aku buang."
"Kalau nggak ketemu yaudah, emang udah waktunya kita putus, mungkin."
Mendengar itu membuat Adit semakin panik. Kenapa ia bisa seceroboh ini? Padahal ia sendiri yang meminta Adel agar menjaga cincin yang ada padanya, dan begitu juga dengan Adit. Tapi cowok itu malah menganggapnya enteng.
Jika cincin itu tidak ketemu, hidup cowok itu kacau.
Lama menunggu Adelia memilih duduk di karpet berbulu. Menumpukan kepalanya di meja kaca yang tingginya selutut itu.
"Adit lama, tau kan gimana rasanya kalau kamu itu nggak ceroboh?!"
"Iya," balas cowok itu santai.
***
Dua jam mencari, akhirnya cincin itu berhasil ia temukan. Adit lupa jika ia meletakkam cincin itu disaku celana basketnya.
"Sayang ini cincinnya--- lah tidur." ucap Adit ketika melihat gadis itu tertidur dengan posisi bertumpu pada meja.
"Capek kali ya, nungguin gue nyari nih cincin. Lo sih Dit, udah tau punya cewek kaya gini masih aja bego. Tau sendiri nih anak keras kepalanya gimana," lirih Adit sambil memperhatikan gadis itu.
Setelahnya cowok itu mengangkat Adelia menuju tempat tidurnya. Membaringkan gadis itu disana dengan posisi nyaman. Entah sudah keberapa kalinya Adelia tidur, lebih tepatnya ketiduran di kamar Adit.
Tapi cowok itu tidak mempermasalahkan. Jika itu bisa membuat Adelia nyaman dan juga aman.
Cowok itu langsung mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Sebelumnya cincin itu sudah kembali tersemat di jari telunjuk kirinya.
***
Selesai mandi Adit langsung keluar kamar menuju ruangan keluarga. Disana sudah ada Andika dengan laptop di depannya.
"Sok sibuk lo!" ledek Adit sambil melempar kakaknya itu dengan cemilan yang baru ia ambil dari toples kaca.
"Gue lagi ngerjain tugas ini Dit. Ganggu aja lo. Kalau mau ngajak berantem jangan sekarang," balasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
Teen FictionGanti Judul ya!!! Aku mutusin lagi buat nulis cerita dan melanjutkan semua ceritaku yang masih gantung. Tapi beberapa part nantinya bakal posting di aplikasi Karya Karsa ya, ga mahal kok, cuma 20 koin aja.Bagi yang mau baca aja ya, soalnya beberapa...