"Katanya nganterin Adel doang. Kok baru pulang?" tanya Dania ketika membuka pintu.
"Refresing dulu bentar, soalnya Adel jadi keinget mendiang ibunya karena sikap Mama yang mau nerima dia sebagai pacar aku. Jadi sempat sedih tadi, makanya Adit ajak jalan-jalan dulu."
"Oh, Mama pikir kemana. Soalnya kamu juga nggak ngabarin mau main bentar,"
"Maaf Ma. Bang Dika mana?"
"Udah tidur mungkin. Kamu nyolong mobil abang kamu, bikin dia ngambek,"
"Geli banget dengernya kalau Andika ngambek. Udah lah biarin aja, namanya juga abang jomblo," celetuknya ngasal.
"Kamu ini," Dania tak habis pikir dengan sikap kedua putranya ini.
"Besok aku mau ke makam ibunya Adel. Kasian dia udah kangen banget kayanya,"
"Kamu harus pinter-pinter jaga mood dia. Jangan sampe sedih terus. Kasian,"
"Iya, besok mau ziarah sama dia."
"Yaudah. Sana tidur, udah malam."
Cowok itu mengangguk, lalu menaiki anak tangga menuju kamarnya yang bersebelahan dengan Andika.
Kejailan cowok itu kambuh lagi. Sambil memperhatikan sekelilingnya, Adit membuka pintu kamar Andika, dan kemudian masuk. Lalu dengan santai meletakkan kunci mobil cowok itu di atas nakas.
"Makasih ya bang, lo baik banget minjamin mobil ke gue hehehe. Sorry, bensinnya sekarat,"
"APA LO BILANG?!!! BENSIN GUE HABIS?!" Andika yang sejak tadi menahan kesal langsung menarik adiknya itu hingga jatuh ke tempat tidurnya.
"Sorry, gue salah bawa mobil, iya salah bawa. Gue pikir kunci mobil gue tadi." balas Adit tertawa.
"Alasan! Udah jelas mobil kita beda. Mobil lo jelek, mobil gue bagus."
"Gitu aja ngambek lo,cemen amat." ledeknya. "Gue numpang tidur sini aja dah ya, males jalan ke kamar gue,"
"Tidak ada tempat untukmu di sini wahai anak muda. Minggat sana! Gue nggak mau lo meluk-meluk gue ya nanti, ini gue, bukan Adel."
Adit cengengesan. "Heheh, Tau aja lo mimpi gue apaan,"
"Jadi bener, lo mimpi gituan sama Adel?! Astagfirullah, MAMAAAAA!!! ANAK MAMA UDAH NGGAK WARAS LAGI NIH MA. KACAU INI, BISA JADI OM MUDA GUE!!!" teriak Andika sok frustasi.
"Kayanya gue nggak pernah punya abang bego kaya lo deh. Dapet dari mana dah ini anak," ujar Adit.
"Anjir, lo bangsat aelah mobil gue tanggung jawab. Lo perawanin kan tadi?!"
"Sembarangan lo! Gue masih doyan cewek asal lo tau. Lagian gue juga dapet bonus dari Adel,"
"Bonus apaan???"
"Belajar dulu sono. Anak kecil nggak boleh tau,"
"Weh, gue abang lo!" teriak Andika seiring dengan langkah Adit yang meninggalkan kamarnya.
"Adik durhaka. Sungguh, terlalu!"
***
Keranjang bunga sudah, air mawar sudah. Sepertinya tidak ada lagi yang kurang. Kedatangan Adit dengan seikat bunga sedap malam membuat Adel tersenyum.
"Aku pikir nggak jadi dateng," candanya.
"Masa nggak jadi? Kan yang bikin janji aku. Kebetulan libur juga kan?"
Adel mengangguk. "Ayah nggak bisa ikut, katanya besok aja. Soalnya harus narik bajaj."
"Iya nggak apa-apa, kapan-kapan kita barengan sama Ayah kamu. Oke?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
Teen FictionGanti Judul ya!!! Aku mutusin lagi buat nulis cerita dan melanjutkan semua ceritaku yang masih gantung. Tapi beberapa part nantinya bakal posting di aplikasi Karya Karsa ya, ga mahal kok, cuma 20 koin aja.Bagi yang mau baca aja ya, soalnya beberapa...