Adelia merasa lehernya pegal. Dengan posisi masih berbaring, gadis itu membuka matanya.
Alangkah kagetnya gadis itu ketika melihat wajah Adit yang begitu dekat dengannya. Nyaris tak ada jarak.
Refleks Adelia memundurkan kepalanya. Tapi karena cowok itu menahan pinggangnya, membuat Adelia sedikit kesusahan.
Kepalanya juga bertumpu di lengan kiri cowok itu. "Adiiitttttttt..."
Mendengar suara erangan itu lantas membuat Adit terkejut. Cowok itu langsung terbangun. Bukan karena takut ketauan karena berani memeluk Adelia, melainkan takut jika terjadi apa-apa pada gadis itu.
"Kenapa? Ada yang sakit?" tanyanya.
"Kamu kok disini juga?"
"Maaf, aku ketiduran. Nungguin kamu bangun ceritanya."
"Tapi kok meluk-meluk segala? Kan nggak boleh," protesnya.
"Nggak tau Del. Itu refleks, aku pikir guling. Lagian kita nggak ngapa-ngapain kan?"
"Ya kan tetap aja nggak boleh,"
"Iya sorry deh. Kali ini doang, besok-besok ulang lagi."
"Adit!!!"
"Nggak, becanda-becanda. Mandi dulu sana, Mama aku punya baju buat kamu."
"Baju?"
"Iya, katanya itu buat kamu. Sengaja di beliin Mama."
"Tadi... Ayah ada nelfon nggak? Pasti khawatir, di kiranya aku kemana-mana." ucap Adelia pelan dengan posisi masih berbaring menghadap Adit.
"Tadi Mama udah ngabarin kalau kamu ketiduran. Nanti aku anterin pulang," balas cowok itu sambil mengelus pipi gadisnya.
"Mandi dulu sana, bau."
Adelia memgucek mata sambil merengek, "Um... males bangun..."
"Mandi dulu."
"Masih ngantuk..."
"Mau aku gendong ke kamar mandinya?"
Refleks gadis itu langsung duduk. "Apaan sih...? Nggak mau! Aku bisa sendiri," hingga langsung terburu-buru turun dari tempat tidur menuju kamar mandi.
***
"Nggak mau makan dulu?" tanya Dania ketika melihat Adel sudah menggendong tasnya.
"Nggak usah Tan. Adel makannya di rumah aja. Kasian ayah sendiri,"
"Oh yaudah. Adit, beliin aja makanan buat ayahnya Adel ya? Kayanya nggak sempat kalau Adel masak dulu,"
"Yaudah," jawab Adit setuju.
"Eh nggak usah. Lagian di kulkas masih banyak bahan. Bisa kok, masih sempat masak." tolaknya sopan.
"Nggak apa-apa. Lagian tante nggak mau kamu telat makan, nggak baik. Tante tawarin makan disini kamu juga nggak mau."
"Um... yaudah deh Tan. Tapi kan---"
"Udah, nggak ada tapi-tapian. Adit, ayo anterin Adel pulang."
"Yaudah yuk,"
"Pamit dulu Tan. Makasih banyak ya Tan," ucap Adel.
"Iya, sama-sama sayang."
Adit langsung merangkul gadis itu. Pamer pada Andika yang sedari tadi menatapnya.
"Lain kali cari cewek juga lo. Kasian gue liat nya," ledeknya.
"Eh, gue juga punya cewek. Besok gue bawa pulang. Gue pamerin juga sama lo. Liat aja nanti,"
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
Teen FictionGanti Judul ya!!! Aku mutusin lagi buat nulis cerita dan melanjutkan semua ceritaku yang masih gantung. Tapi beberapa part nantinya bakal posting di aplikasi Karya Karsa ya, ga mahal kok, cuma 20 koin aja.Bagi yang mau baca aja ya, soalnya beberapa...