05. Sebuah Tanda Yang Mengikat

5.3K 259 0
                                    

Flashback On 🎬

Setelah lulus SMP, Adit dan Adelia kompak memilih SMA tempat mereka melanjutkan sekolah. Tujuan SMA yang ingin mereka masuki sama. Entah kebetulan atau bagaimana, yang Adit mau ia harus kembali satu sekolah dengan Adelia.

Setelah mendaftar dan dinyatakan lulus di SMA yang mereka mau, keduanya begitu gembira. Sampai dimana hari pertama mereka berstatus sebagai anak SMA yang mengenakan seragam putih abu-abu yang begitu membanggakan mereka.

"Keren ya ternyata kalau udah SMA gini? Berasa senior banget, walau masih kelas 10." celetuk Adit.

"Sombong," balas Adelia.

"Nggak sombong yang. Emang keren aja,"

Keduanya sedang bersiap-siap karena sebentar lagi bel pulang akan dibunyikan. Di hari pertama sekolah, tidak terlalu fokus belajar, terlebih siswa kelas 10 yang masih baru.

Selain penampilan yang berubah, kendaraan yang akan digunakan Adit juga berubah. Ayahnya membelikan sebuah mobil sport yang hanya bisa ditumpangi oleh dua orang.

SMA ini memang salah satu sekolah favorit hingga membebaskan siswanya membawa kendaraan mewah ke sekolah.

Setelah mengenakan sabuk pengaman, mobil itu perlahan keluar.

"Hari ini aku mau ngajak kamu jalan-jalan dulu."

"Kemana?"

"Liat nanti ya, bentar doang. Ada sesuatu yang mau aku kasih ke kamu. Ini penting buat hubungan kita," jelasnya.

"Jadi penasaran. Apa sih emangnya?"

"Nanti aja," balas cowok itu sambil fokus menyetir.

Mengenal Adelia sejak lama membuat Adit mengetahui segala info tentang gadis disampingnya itu. Mulai dari pekerjaan ayahnya yang seorang supir bajaj, ibunya yang sudah meninggal, dan dia juga tidak memiliki saudara. Rumah yang ditinggali Adelia dan ayahnya juga ngontrak. Walaupun hanya rumah sederhana, tapi Adit sangat betah berada disana. Mulai dari menemani Adelia hingga ayahnya pulang sampai larut malam, dan sekedar mampir untuk mengganggu gadis itu, kadang-kadang tingkat kerajinan Adit juga bertambah ketika Adelia mengajaknya belajar.

Begitu juga sebaliknya. Adelia juga sudah sering kerumah Adit. Kenal dengan papa, mama dan juga abangnya. Adelia yang awalnya takut bertemu dengan keluarga Adit merasa lega ketika mereka sangat senang bisa berkenalan dengan Adelia. Adelia juga pernah di jaili Andika yang meminta agar Adit segera menembaknya. Dan mereka pacaran. Ternyata ramalan laki-laki itu kenyataan. Keluarga Adit tau mereka menjalin hubungan. Kedua orangtua mereka juga sama-sama tau. Karena sejak hari itu Adelia tidak mau pacaran diam-diam seperti teman-temannya. Ia ingin semuanya terbuka. Mulai dari profesi ayahnya, dan kesederhanaan hidup mereka.

Keluarga Adit juga tidak mempermasalahkan ekonomi Adelia. Karena harta bukan segalanya. Apalagi mama Adit yang sangat senang dengan Adelia. Mungkin karena dia tidak memiliki anak perempuan. Adelia yang juga hobi memasak membuat mereka berdua menyatu. Kadang ketika mau petang Adit dipaksa mamanya menjemput Adelia agar bisa masak bersama. Tidak lupa pula wanita itu mengundang ayah Adel. Dan akhirnya mereka makan malam bersama.

Adit membawa Adelia ke taman.

"Ngapain kesini? Sepi lagi," ucap Adelia ketika keluar dari mobil.

"Bentar lagi juga rame," jawab Adit santai.

"Duduk situ yuk," ajak Adit padanya.

Adelia hanya mengangguk lalu mengikuti arahan cowok itu. Mereka duduk disebuah kursi taman yang dibelakangnya dipenuhi tanaman bunga.

"Adit... sebenarnya mau ngapain sih? Udah sore nih," ujarnya.

"Bentar doang atuh neng, akang teh mau ngasih sesuatu." ucapnya dengan canda.

"Jangan lama-lama, tau sendiri tadi tugas aku banyak."

"Iya,"

Cowok itu mengeluarkan kotak beludru berbentuk hati dari tasnya. Membukanya lalu memperlihatkannya pada Adelia.

"I-ini... maksudnya apa?" Adelia kaget dengan hal itu. Cowok itu menyodorkan sepasang cincin silver yang satunya memiliki permata berlian.

"Jangan mikir aneh-aneh dulu. Ini buat bukti aja kalau kamu udah jadi milik aku. Bukan maksud aku ngelamar kamu sekarang. Tapi kalau kamu mau sih juga nggak masalah, kita langsung tunangan aja." jelasnya.

"Aneh banget sih Dit... maksudnya apa coba, gini-gini?" gadis itu merasa bingung.

"Aku cuma mau ngikat kamu. Biar nggak ada alasan lagi nolak status hubungan kita,"

"Siapa yang nolak sih? Kan udah aku terima. Bukannya sekarang kita udah pacaran?"

"Iya," jawab Adit dengan senang. "Tapi aku mau kamu pake ini, bukti kalau kamu milik aku. Kamu tenang aja. Anak-anak nggak bakal tau, mereka pikir ini cuma cincin mainan aja. Tapi ini asli loh, aku nabung buat beli cincin ini. Dipake ya?"

Adelia terharu hingga tanpa sengaja meneteskan air mata. Adit tersenyum ketika gadis itu mengangguk. Cowok itu mengambil cincin yang memiliki permata lalu memasangkannya di jari manis tangan kiri Adelia. Karena kalau ditangan kanan, akan digunakam untuk menulis, Adit tidak ingin Adelia risih dengan pemberiannya itu.

Setelahnya Adit juga mengenakan cincin itu dijari telunjuk tangan kirinya. Mungkin itu bagian ternyaman baginya.

"Ini maksudnya apa...?" tanya Adel pelan.

"Ini adalah tanda hubungan kita. Aku harap tidak ada satupun di antara kita nanti yang melepas atau membuang cincin ini. Dan kalau seandainya di antara kita udah ada yang bosan atau merasa udah nggak cocok lagi, simpan cincinnya. Dan suatu saat kalau kamu nggak bisa lagi sama aku, kamu harus balikin cincin ini. Jika cincin ini udah kembali sama aku, berarti hubungan kita cuma sebatas teman, kamu paham?"

"Jangan ngomong gitu..." lirih Adel.

"Eh, itu 'andaikan'. Aku nggak bakal mungkin ngelakuin hal itu. Dapetin kamu aja susah apalagi kalau lepas harus makin susah, kalau perlu nggak bisa lepas aja sekalian dari aku. Ya nggak?"

Adelia semakin terharu. Apakah sebegitu inginnya Adit memilikinya?

Flashbcak Off.

Adelia memandangin sebuah cincin permata di dalam kotaknya itu. Mengingat kata-kata Adit yang dulu membuat Adelia melamun. Lepas cincinnya apabila sudah merasa bosan. Dan Adelia melihat Adit tidak mengenakan cincin itu lagi dijarinya. Apa dia sudah bosan dengan Adelia?

Menutup kotak cincin itu lalu setelahnya Adelia menyimpan ke dalam tasnya. Besok akan ia kembalikan pada sang pemilik sesuai dengan janji mereka dulu.

Disini bukan Adelia yang memulai. Melainkan Adit yang mendahului. Melihat tangan cowok itu kosong membuat Adelia berfiki kembali ke masa lalu.

Jika benar-benar itu yang Adit mau, maka akan Adelia turuti.

Gadis itu berbaring di tempat tidur kecil miliknya. Memandang langit-langit kamar seolah membayangkan apa yang akan terjadi keesokan harinya. Apakah hubungan mereka bertahan sesuai harapan atau sebaliknya.

Adelia ingin menguji cowok itu. Apakah masih ingat dengan kata-katanya atau sudah lupa seiring berjalannya waktu mereka.

Mengembalikan cincin itu pada sang pemilik pertanda bahwa hubungan mereka selesai.

👑👑👑

Yeha again🤟

Anjir gue suka sama cerita ini, bayangin endingnya auto nangis uweee😓😅

Dont forget to vote, share and coment this story.

Follow IG
@wilia_za
@wattpad_wza
@wzaquotes

See you💗

Padang,
08 Okt 2019

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang