10. Rencana

3.7K 174 0
                                    

"Kamu jadi ikut camping minggu depan kan?" tanya Adit ketika ingin menuju ke kantin bersama Adel.

"Belum tau. Soalnya ayah sendiri, siapa nanti yang masakin?"

"Nggak asik kalau nggak ada kamu. Masa aku sendiri?" keluhnya.

"Nanti liat situasi dulu gimana, kalau bisa ya aku ikut. Soalnya tahun depan kan udah kelas dua belas. Nggak bisa ikut camping lagi kan,"

"Usahain bisa pokoknya,"

"Iya ih,"

Adelia masuk terlebih dahulu. Sementara Adit jalan santai ketika mereka memasuki kantin. Cowok itu langsung mencari meja biar Adelia yang mengambilkan pesanan mereka.

Jam istirahat mereka ingin ke kantin bersama. Tadi pagi sudah janjian. Adit yang merengek kelaparan membuat Adelia harus meninggalkan Niki sendiri. Udah tau sahabatnya itu jomblo. Tapi, Adit lebih dulu bersamanya di banding ia kenal dengan Niki.

Dua mangkuk bakso sudah tersaji di depan Adit. "Minumnya mana?"

"Sabar dulu, tangan aku cuma dua."

Adit terkekeh geli. Menjaili pacar sendiri membuat kesenangan tersendiri baginya. Adelia juga tipe orang yang ketika bercanda jarang memasukannya dalam hati. Jadi, ya santai aja.

"Nggak nangis kan semalam?" tanya Adit sambil memperhatikan wajah gadis itu ketika sudah duduk di depannya.

"Enggak kok. Liat nih mata aku oke-oke aja kan?"

"Kayanya sih bener, tapi kok mata kamu ada lingkaran hitamnya? Begadang ya semalam?!" tanya Adit curiga.

"Enak aja! Pas masuk rumah aku langsung tidur tau!"

"Nggak langsung masuk kamar?"

"Ya masuk kamar lah,"

"Kamu bilang tadi masuk rumah,"

"Ih Adit,"

GUBRAK!

"Aauuu, sakit yang. Kamu main nendang aja, kena tulang kering ini..."

"Katanya tadi laper? Kok malah bacot gini?!" balas Adel.

Cowok itu menatapnya tajam sambil mengusap kakinya yang nyeri.

"Iya sorry,"

Adit diam. Melihat rasa bersalah kekasihnya itu membuat ide jailnya muncul kembali.

"Jangan diem gitu dong. Aku minta maaf, kan refleks tadi soalnya kamu bikin kesel," ujar Adelia sambil mengaduk-ngaduk baksonya.

Cowok itu tak mengacuhkan. Langsung menyantap baksonya walau masih panas.

Ada rasa sesal ketika Adit mendiami Adelia. Selera makan gadis itu jadi hilang. Sedari tadi ia hanya menunduk dan mengaduk-ngaduk baksonya. Padahal belum ada sesuap pun yang ia makan. Saus, kecap dan cabenya juga belum di tambahkan.

Melihat itu Adit menghentikan aktivitasnya sejenak. "Kenapa belum dimakan?"

"Nggak laper,"

Cowok itu menarik mangkuk bakso gadis itu, lalu menggeser mangkuk bakso miliknya kedepan Adelia.

"Oke, kalau nggak mau makan... sini aku suapin!" ucap cowok itu sambil menggeser kursinya agar semakin dekat.

"Nggak nafsu lagi," tolak Adel sambil memalingkan wajahnya.

Hanya satu cara yang terpikirkan oleh Adit untuk memperbaiki mood gadis itu.

Satu kecupan mendarat di pipi merahnya membuat Adelia menoleh dengan cepat. "Adit... banyak orang tau! Ntar diliatin," lirihnya sambil memegangi kedua pipinya.

You're MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang