Lia berjalan keluar rumah untuk membeli cemilan karena Soobin datang ke rumahnya, sementara stok cemilan di rumahnya sudah habis oleh Kai.
Ia menggunakan hoodie hitam untuk menutupi dirinya, ia takut kalau ada sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang tidak ia inginkan jika harus terlihat oleh 'orang lain'.
Dan dugaannya salah, ternyata ia masih di perhatikan oleh dua orang yang sama dengan dirinyaーberpakaian hitamーorang itu berdiri sepuluh meter dari seberangnya.
Lia berhenti, ia awalnya niat untuk kembali ke rumah karena ia belum jalan terlalu jauh, namun kedua orang itu malah menghampirinya.
"Mau apa lagi kau?!," ucap Lia garang di depan salah satu orang itu.
"Oh, jadi begini ya si kutu buku yang baru mempunyai teman? Aku salut atas peningkatanmu nona, tapi itu juga karena adanya aku dalam hidupmu," ucap pria itu menyindir Lia, tentu saja gadis itu tidak peduli dengan orang di hadapannya itu.
"Aku hanya bertanya, KAU INI INGIN APALAGI?! KAU HANYA BISA MENGGANGGUKU SAJA! APA KAU TIDAK LELAH MENGHAMBURKAN WAKTUMU YANG BERHARGA ITU HANYA UNTUK MENGGANGGUKU?! BEGITU?!," teriak Lia di depan muka pria itu, wajahnya sudah memerah karena kesal.
Pria itu tertawa hambar. "Maaf ya nona, kau terlalu berharga bagiku, sampai-sampai aku rela waktuku terbuang begitu saja,"
"Pergilah, aku hanya ingin hidup tenang tanpa orang brengsek sepertimu," ucap Lia lalu pergi meninggalkan pria itu.
Namun pria itu buru-buru menahan lengannya. "Hei, hei, hei, jangan marah seperti itu, seharusnya kau merasa senang sepertiku sekarang. Aku bisa bertatap muka denganmu lagi setelah sekian lama," ucapnya.
"Aku tidak peduli ya!! Kau pikir aku senang kalau ternyata kau ini sudah memiliki istri dan cerai dengannya hanya karena aku?! Persetan dengan semuanya, kau ini brengsek!!!," ucap Lia kesal lagi dan lagi.
"Hm, kau tidak suka ya? Oleh karena itu kau memutuskanku dengan kasar?," jawab pria itu dengan nada santai dan cengiran nakalnya.
"Oh ya, aku lupa, kan otakmu ini berada di dengkul, makanya kau ini bodoh dan tidak tahu mana yang baik juga yang buruk," ucap Lia sembari tersenyum miris.
"Kau mau membiarkan benda ini yang melakukan aksinya kepadamu?," ucap pria itu sembari memperlihatkan pisau kecilnya.
"Tidak! Lepaskan aku! Kau ini brengsek sekali! Aku tidak suka!!! Pergilaaah!!,"
"Siapa pun!! Tolong aku!!," lanjut Lia.Tanpa basa-basi lagi pria tersebut melukai tangan Lia dengan pisaunya secara cepat membuat gadis itu merintih kesakitan.
Temannya yang satu lagi pun menghampiri pria tersebut lalu memberikan dua kantung plastik di tangannya. Pria itu melemparkan dua kantung plastik tersebut kehadapan Lia yang terduduk di dinginnya aspal.
"Ambilah! Bukannya itu yang kau inginkan?!," bentak pria itu lalu tersenyum miring. Lia membuka kedua kantung plastik itu perlahan karena sebelah tangannya terluka, isi kantung itu ternyata berbagai macam cemilan.
"Kenapa kau tahu?," bisik Lia pelan, namun ternyata terdengar oleh pria itu.
"Tentu saja aku tahu, oleh karena itu kau harus selalu bersamaku! Maka akan kuberikan semua yang kau inginkan! Bahkan sebuah rumah pun aku berikan untukmu!," geram pria itu. Ia dan temannya pun pergi meninggalkan Lia yang masih bingung.
Gadis itu pun bangkit dari posisinya sambil menenteng kedua kantung plastik tersebut dengan rasa kesal.
"Mungkin niat sebenarnya ingin menolongku. Namun orang brengsek tetaplah orang brengsek, masa menolongku perlu menyakitiku terlebih dahulu?," monolog Lia saat ia berjalan kembali ke rumah.
Sebelum masuk, Lia mencuci lukanya di keran yang ada di halaman rumahnya, ia pun mengeringkan lukanya sampai tetes-tetes darah tidak bercucuran lagi. Setelah itu ia pun masuk ke dalam rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Buku┊soolia✓
Fiksi Penggemar[COMPLETED] ❝Tak semua halaman merana, namun yang kelam terlalu berarti.❞ Ini semua tentang Lia, gadis penikmat buku yang memiliki trauma karena satu orang yang pernah berlabuh di kehidupannya. #1 - bighitstan [10/10-19] #4 - soolia [10/10-19] #2...