Setelah melihat Lia pergi keluar rumah sebentar untuk membeli cemilan, Soobin buru-buru mencari Kai karena rasa penasarannya.
"Kai! Aku mau meminta waktumu sebentar," ucap Soobin.
"Silahkan, dengan senang hati," jawab Kai sopan.
"Kau tinggal disini kan sama Lia?," tanyanya. Kai mengangguk.
"Kenapa kau tinggal disini? Maaf kalau aku penasaran dan berterus terang seperti ini, aku hanya ingin tau," lanjutnya.
"Ah itu, jadi sebenarnya mama ku yang menyuruhku tinggal disini," jawab Kai.
Soobin menyatukan kedua alisnya, "kenapa begitu?," tanya pria itu.
"Jadi Lia punya trauma cukup berat setahun yang lalu, ia katanya sampai membuat rumah ini seperti kapal pecah, mamaku menyuruhku untuk tinggal disini untuk menjaganya. Ia masih belum pulih sepenuhnya, bahkan sekarang masih ada yang menerrornya, ia selalu bercerita, berkeluh kesah kepadaku tentang masalahnya. Aku sangat bersyukur karena ia dapat bercerita kepadaku, bagaimana jika aku tidak tinggal disini? Pasti ia menahan bebannya sendiri, ia tidak bisa membagikannya kepada siapapun, bisa saja ia menjadi stress. Tentu keluarga kami sangat khawatir jika hal itu sampai terjadi," ungkap Kai panjang lebar.
Soobin mengangguk, "pantas saja aku punya firasat yang buruk. Saat melihat mata Lia, aku bisa merasakan sebuah luka, setiap ia tersenyum aku bisa merasakan bahwa senyumannya itu seperti dipaksakan."
"Kau ini hebat sekali, bisa mengetahui seseorang hanya dari pandangannya," ucap Kai.
"Ah itu bukan apa-apa, aku berusaha mempelajari untuk memahami seseorang dari gerak-gerik tubuhnya, dari pandangannya. Ya aku suka memecahkan misteri," ungkap Soobin.
"Oh, itu benar-benar hebat, kau bisa menolong orang lain. Tapi, jangan bilang ke Lia kalau aku memberitahukan hal itu kepadamu. Bisa-bisa aku jadi keripik di tangannya," ucap Kai lalu terkekeh.
"Tenang saja, omong-omong terima kasih kau sudah mau bercerita,"
"Ya, sama-sama,"
Tak lama, Lia sudah kembali dengan dua kantung plastik di tangannya dan wajah pucat membuat Soobin dan Kai buru-buru menghampirinya.
"Apa kau baik-baik saja, Lia?," tanya Kai sambil menuntun Lia ke sofa untuk duduk.
"Ti-tidak, aku baik-baik saja kok," ucapnya lalu tersenyum sekilas, wajahnya mulai kaku lagi.
Soobin merasa aneh. Ia pun ikut duduk bersama mereka berdua di sofa.
"Lia, dengarkan aku. Kalau kau ada masalah, kau bisa ceritakan kepadaku oke? Aku mengetahui semuanya Lia, bahkan hanya dengan memandangi matamu itu," ucap Soobin.
"Mungkin lain kali aku akan bercerita padamu. Ini cemilan yang aku beli tadi," ucap Lia datar lalu menyodorkan kedua kantung plastik itu ke hadapan mereka.
"Hei? Kenapa itu?,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Lembaran Buku┊soolia✓
Fanfic[COMPLETED] ❝Tak semua halaman merana, namun yang kelam terlalu berarti.❞ Ini semua tentang Lia, gadis penikmat buku yang memiliki trauma karena satu orang yang pernah berlabuh di kehidupannya. #1 - bighitstan [10/10-19] #4 - soolia [10/10-19] #2...