Heartbeat.3 |Sebuah awal yang baru

26 6 0
                                    


"Dunia itu jangan di jadikan ilusi saja, tapi juga harus di jalani dengan sepenuh hati."

-Ravina-

Tubuhnya terbalut selimut hingga leher. Kakinya meringkuk mencari kehangatan. Ravina sudah persis seperti gumpalan putih di atas kasur, kakinya terus bergerak mencari kehangatan di dalam selimut. Mandi sorenya tadi sukses membuat tubuhnya kedinginan. Hujan yang semakin deras di tambah air yang dingin membuat nya seperti berada di tumpukan es kutub Utara.

"Huhh.. dingin banget.." Ucap Ravina setelah merasa cukup hangat.

Dia baru saja membuka selimut putihnya, mencoba menapakkan kaki nya di atas lantai yang dingin. "Ih emang ya nyebelin banget, tadi pagi dingin, siang panas lah sekarang dingin nya kaya di benua Antartika!" Gerutu Ravina.

Sudut matanya menangkap buku biru-putih yang langsung membuatnya tersenyum. Entah dorongan dari mana Ravina tersenyum saat melihat buku itu. Mungkin karena buku itulah yang mengajarkan Ravina senyum?

Tangan mungilnya meraih buku Shine yang di pinjamnya siang tadi. Aroma khas buku tersebut masih terus membuat Indra penciuman Ravina terbawa untuk menikmatinya.

"Bukunya bagus banget sih." Ucap Ravina kagum sambil merasa deretan judul yang tampak menonjol.

Life is a story

Satu kalimat yang langsung membuat Ravina membuka lembar selanjutnya.

"Ketika kamu merasa tertekan, saat itulah kamu mencoba menyerah pada keadaan. Itu bukanlah akhir dari perjuangan, karena kamu masih punya kesempatan untuk bertahan, bangkit, dan melangkah maju dari keterpurukan."

Ravina membeku, hanya dengan rentetan kata itu , Ravina merasa matanya memanas. Tidak. Ravina tidak boleh menangis. Dia sudah berjanji pada dirinya.

"Cobalah untuk bangkit, ketahuilah, dari segala beban di hidupmu, tuhan akan selalu memberikan arah untukmu bangkit. Bukan, bukan bangkit dari posisi tidurmu. Tapi bangkit dari arti kata sesak yang begitu penat."

🌷

Kasur abu-abu itu masih setia di tiduri oleh lelaki yang masih memiliki bau keringat. "Radit!! Mandi.. mama udah masak air buat kamu.." Teriak seorang wanita cerewet yang selalu membuat telinga Radit ingin pecah.

Radit masih diam. Memejamkan mata. Menyimpan telinganya dengan earphone putih. Dan menikmati sejuknya sore hari. Suara langkah kaki penuh emosi seketika datang dan langsung membuat kamarnya bagai di terjang bencana.

"Radit bangun!! Kebo ah ayo buruan airnya udah siap tuuhh."

Radit terbangun. Wajahnya menatap wanita di depan nya dengan penuh kesal dan tanda tanya. Kenapa suka banget sih ngurusin hidup orang, padahal urusan nya sendiri aja masih banyak.

"Ck, kak novii Radit kan gak nyuruh masak airrr!!"

Novi adalah kakak Radit yang kini sudah menginjak kuliah semester dua. Kakak nya yang super duper cerewet, bawel, dan suaranya yang seolah mengguncang dunia itu, membuat Radit menyebut nya dengan sebutan "Bencana Suara" .

"Lah lah lah, kan tadi katanya dingin. Giliran udah di masakin air panas malah nanya, bener-bener ya ni anak kudu di jeburin di kolam ikan!" Ucap Novi dengan sumpah serapahnya.

"Aduh iya iya!" Radit melepas earphone yang menggantung di telinganya, "Bawel." Ucapnya sambil bangkit dan mengambil handuk.

"Cerewet pula." Lanjutnya. "Udah buruan sana mandi!!" Teriak Novi yang sudah mulai geram dengan kelakuan adik satu-satunya itu.

Orang bilang, buah jatuh tak jauh dari pohon nya. Sepertinya hal itu cocok untuk Radit. Kedua orang tuanya cenderung mewariskan sifatnya kepada Radit. Sifat Novi yang cerewet, terlalu disiplin, dan sangat peduli penampilan itu hampir tidak ada pada sifat orangtuanya. Di banding Radit yang serba simpel dan santai terhadap berbagai hal.

"Aduh ini gue gak ngerti apaan coba." Teriak Radit frustasi pada sambungan telephone nya.

"Bentar dulu ini Lo pilih mau make yang mana terus tinggal join." Ucap Rival sambil mengajari Radit pada sebuah list di WhatsApp nya.

"Ya gue mau make ini aja deh. Terus gimana nih? Gue dapet couple belom?" Tanya Radit dengan penuh semangat.

"Ya belum lah, Lo kudu baperin cewe dulu terus...."

Obrolan mereka terus berlanjut hingga Radit menemukan sebuah grup chat WhatsApp yang merupakan grup Roleplayer. Yang biasa orang sebut sebagai dunia kedua.

Grup yang dia join adalah grup Fams yang beranggotakan lebih dari seratus anggota. Ramai sekali, Radit bahkan kewalahan dan terus bertanya pada Rival, juga memohon agar tidak memutuskan sambungan telepon nya.

"Gimana? Udah ada yang tertarik belum Lo?" Tanya Rival dari seberang sana.

"Ini gue lagi ngamatin nih. Artisnya cantik-cantik, gue bingung." Ucap Radit sambil membaca percakapan.

"Yeuu itu mah cuma muka borongan doang, kalo Lo mau couplean, budayakan liat sikapnya juga. Kan barangkali mukanya cantik tapi perilakunya kagak gimana?"

"Iya pak ustad..."

Radit dapat mendengar keluhan kesal dari sahabatnya itu. "Eh ini ada join lagi nih, wahhh cantikk bentar-bentar.. ohh dia make mukanya Kim Minju Iz*One nihh.. cakep euyy kalemm intro nya." Ucap Radit sambil men-stalk akun milik wanita yang menggunakan wajah Kim Minju tadi.

🌷

Ravina sudah makan, sudah mengerjakan tugas, dan kini waktunya mengunci kamar dan membuka ponselnya. Pesan masuk tadi masih belum ia buka. Ternyata isinya sebuah list yang membuat Ravina bingung.

Pesan tersebut di kirim oleh salah satu kontaknya yang dia dapatkan dari grup chat KPop. Ravina ingin bertanya tetapi malu, jadi dia mencoba untuk mengikuti aturan yang ada di list tersebut.

Dia mulai dengan memilih wajah untuk peran nya. Dan Yap! Kim Minju Iz*One menjadi pilihan nya. Selain wajahnya yang cantik, manis, juga perilaku nya yang cenderung sopan, suara dan dance nya juga patut di acungi jempol.

Setelah join, Ravina bertanya-tanya. Bahasa apa ini? Kenapa dia seperti orang bodoh di sini? Dia hanya mengikuti logika dan hatinya saja. Mengikuti peran dan menjaga image Face Claim nya.

Lama kelamaan Ravina mengerti dan sudah mulai terbiasa dengan kehidupan Roleplayer. Statusnya yang dulu hanya menjadi Kpopers dan Army kini naik jabatan sebagai pemain Roleplayer WhatsApp.

Ravina mulai menanyakan Chara. Atau biasa di sebut sebagai Face Claim atau pemeran.

"Luhan? Luhan bukan nya dari Boyband Exo ya? Iya kayanya." Ravina menyimpan banyak kontak di ponselnya. Dirinya sangat bersemangat kali ini.

Hei ada apa dengan dirinya, Ravina yang dulunya tidak pernah mengeluh tentang kehidupan kini menjadikan dunia kedua ini sebagai pelarian?

Drttt~

(Nomor tak di kenal)
Svb Luhan

Maaf ya kurang panjang hehe:)
T

olong beri saya dukungan😅❣️

Your Heartbeat | 🕊️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang