"Pesan masuk itu bisa baik bisa buruk. Tapi kalau pesan nya aneh, coba maknai aja dulu. Barangkali pengirim pesan punya maksud tertentu."
-Raditya-
Lapangan futsal itu tampak panas usai pertandingan. Pria dengan Jersey biru muda itu tampak kelelahan, dia meneguk berkali-kali air dalam botol yang di beri pelatih. Matanya menatap penuh binar pada tropi berkilau yang menjadi kebanggan tim nya.
"Congrats! Kalian hebat!" Ucap pelatih.
"Coach, makasih ya buat latihan nya. Tim kita sampe bisa menang lawan tim yang hebat juga nih." Coach yang di maksud tersenyum mendengar pujian dari salah satu muridnya.
"Halah sok baku lo Fan!" Ledek Rival, Fandi hanya mengelus dadanya sabar.
"Gue baku salah gue bar-bar salah, jadi gue harus gimana elahh." Keluhnya, semua anggota tim hanya tertawa hambar, tapi tidak dengan Radit.
"Dit, Lo kenapa?" Tanya Rival setelah semua sudah pulang ke rumah masing-masing.
Radit hanya menatap air yang tenang di hadapan nya. Danau yang cukup luas itu tampak begitu indah di hari yang menjelang petang. Senja indah di langit barat memantulkan keindahan nya melalui air danau.
Radit menghela nafas. "Gue cuma baru masuk dunia roleplayer, gue gak salah kan Val?"
Rival tampak berpikir sejenak. "Kayaknya ngga deh Dit, kan itu keputusan Lo." Radit mengangguk-angguk kecil.
"Kalo gue punya couple di rp Salah gak sih Val?" Tanya Radit polos.
Rival sebenarnya tidak tau, tapi dia tidak ingin terlihat tidak tau di hadapan sahabatnya. "Ya menurut gue sih ya, Lo kan laki nih, Lo harus bisa bedain mana dunia roleplayer sama dunia real Lo."
"Eh iya, Lo kan lagi demen tuh sama si Loovi, kenapa gak sama dia aja?" Lanjutnya. Radit berdecak kesal. "Gak ah, setelah gue telaah lebih lanjut, gue kayaknya bakal sengsara deh pacaran sama tuh anak."
Rival yang semula memasang wajah sok bijak, kini beralih dengan wajah bertanya-tanya." Loh? Kenapa? Dia kan cantik tuh, beuhh mulus dahh. Lo kan demen tuh."
"Gue tanya sama temen gue yang pernah pacaran sama Loovi, katanya tuh anak kerjaan nya mall terooss, abis duit gue lama-lama." Rival kini menahan tawanya kuat-kuat.
"Jadi ceritanya Lo mau beralih ke dunia roleplayer nih? Gue sih setuju aja, nanti kalo ada yang cakep bagi ke gue ya." Ucap Rival sambil memasang wajah genit.
Radit yang melihat itu langsung melempar rumput yang ia cabut tadi ke arah Rival. "Dasar Lo tuh ya, pantes aja jomblo Mulu, genit sih." Ledek Radit.
"Tega Lo Dit."
Tungg tungg tungg
Mendengar suara itu, Rival tersenyum lebar. "Nah Dit, lo mau es nong-nong ngga? Gue bawa lima ribu nih, setengahan sama Lo." Ucap Rival sambil mengeluarkan uang berwarna oranye.
"Yaudah beli aja, gue lagi pengen." Dengan senyum lebarnya, Rival melambaikan tangannya. "Bang!!! Sini bang!!"
Radit tertawa pelan, sahabatnya ini memanggil tukang jualan seperti baru menemukan sebotol air di gurun. "Eh Val, setau gue gerobak es nong-nong itu warna ijo deh, Napa jadi warna kuning?" Ucap Radit setelah Rival berhasil memanggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Heartbeat | 🕊️
Teen Fiction-🕊️ Kurangnya kasih sayang dari orang tua, pertengkaran sahabat, dan rasa suka yang tak kunjung mendapat kepastian. Itu semua membuat Ravina semakin murung dan tak bersemangat. Tetapi karena suatu hal, dia bisa menemukan bahagianya kembali. Melupak...