Happy Reading..
22.30 am
Rasa sedih bercampur kesal menjadi satu dalam hati Ravina. Di hadapan nya sebuah mobil hitam terparkir di padu dengan kardus-kardus dan tas yang tertumpuk rapi di bagasi. Gadis itu mengendus kesal, bagaimana bisa dirinya ditinggal sendiri?
"Kak, Mama, Ayah, sama adik-adik kamu pamit dulu ya. Kamu jangan lupa makan. Setiap minggu nanti Ayah transfer uang ke rekening kamu." Ucap Mona sambil memeluk Ravina.
Ravina mengangguk, dia ingin sekali menangis, tetapi pasti akan sangat malu. Akhirnya dia memutuskan memeluk seluruh anggota keluarganya satu persatu. Ketika mobil itu menghilang, barulah Ravina menumpahkan air matanya.
Di malam yang sunyi ini, akan terasa sangat sunyi tanpa kehadiran keluarganya. Ravina menghela napas dan menghapus jejak air matanya. Bertepatan ketika dia akan masuk ke dalam rumah, sebuah mobil silver menghampirinya dengan sorot lampu yang menyilaukan mata.
Tak lama, kaca mobil itu terbuka. Menampilkan sosok wanita di kursi kemudi depan dan ada lelaki di kursi kemudi. Di belakang nya ada seorang lelaki remaja yang bermain ponsel juga seorang gadis kecil yang tertidur pulas.
"Dek, mau tanya. Kalau jalan Pinus blok D itu dimana ya? Saya lupa dek." Ucap wanita itu.
Ravina menganga tak percaya. "Eum Bu, ini jalan Pinus blok D. Kalau boleh nomor rumahnya berapa?" Tanya Ravina.
"Oh di sini ya, saya ngga liat soalnya gelap. Nomor enam dek." Jawab wanita tadi.
Ravina kembali menganga di buatnya. Dia menatap rumah di hadapan nya dan menatap wanita itu kembali. "Eum.. di depan rumah saya Bu, itu di situ." Ucap Ravina sambil menunjuk rumah di hadapan nya.
"Oh iya ya ampun papah gimana sih orang di sini juga." Ucap wanita itu sambil memukul pelan lengan lelaki di sampingnya diiringi kekehan pelan.
"Ya udah makasih ya dek." Ravina mengangguk dan tersenyum. Setelah perbincangan itu, Ravina masuk ke dalam rumah nya, mematikan semua lampu dan bersiap untuk tidur.
🌷
Pagi ini Ravina terbangun lebih awal, lebih tepatnya terganggu karena dering telepon yang menggema di kamar nya. Gadis itu meraih ponselnya dengan mata setengah terpejam. Begitu melihat siapa yang menelpon nya, seketika saja nyawanya kembali utuh.
Ravina langsung terduduk dan mengucek matanya. Menatap lekat-lekat nama yang tertera di ponselnya. Ponsel itu masih berdering, Ravina ragu akankah ia mengangkatnya atau tidak?
Tak lama, ponsel itu mati. Ravina kembali dibuat bingung olehnya. Ada apa sebenarnya? Beberapa menit setelah berpikir dalam pikiran halu, Ravina kembali mendapat pesan WhatsApp.
Luhan ><
Eh maaf, gue tadi ngelindur kayanyaRavina
Eng.. iya gapapaLuhan ><
Lo kebangun ya? Duh sorry nih ya,Ravina
Gapapa kok, hayo Luhan kangen ya:vLuhan ><
Lah mana gue tau kalo gue ngelindurRavina
Ya berarti Luhan kangen akuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Heartbeat | 🕊️
أدب المراهقين-🕊️ Kurangnya kasih sayang dari orang tua, pertengkaran sahabat, dan rasa suka yang tak kunjung mendapat kepastian. Itu semua membuat Ravina semakin murung dan tak bersemangat. Tetapi karena suatu hal, dia bisa menemukan bahagianya kembali. Melupak...