D O S

60 7 2
                                    

"Kalian udah ngerti kan untuk strategi nya?"

Pertanyaan bernada serak itu mendapat anggukan dari seluruh anggota Aguila. Strategi penyerangan malam ini mungkin yang paling mudah dalam sejarah Aguila. Karena mereka sudah mengetahui kelemahan-kelemahan musuh mereka. Hunter. Mereka juga sudah memprediksi 'kemungkinan-kemungkinan' yang akan digunakan oleh Hunter untuk bermain curang.

"Tambahan aja, nanti gue berangkat lebih dulu sama Arsa."

Sean mengernyit, "Emang nya kenapa?"

Zayd menatap anggota tajam. "Kalian tau yang paling diincar di Aguila itu gue sama Arsa, kan?"

Mereka mengangguk membenar kan ucapan Zayd.

"Jadi, nanti gue sama Arsa berangkat tiga puluh menit lebih cepat dari yang mereka tentukan. Lumayan buat ngecoh mereka. Baru kalian dateng jam setengan sepuluh, dan udah ada ditempat."

"Siap, bos."

"Tim nya juga gue bagi dua. Kemungkinan hanya ada sekitar tiga ratus sepulus orang yang masih bertahan sama Hunter. Jadi, kita pake lima ratus anggota."

"Tiga ratus lima puluh untuk awal. Dan sisanya untuk jaga-jaga kalo kita kekurangan anggota."

"Kita harus menang."

Setelah mengatakan hal tersebut, Zayd langsung berdiri dari posisinya diikuti anggota yang lain. Mereka dengan kompak langsung membuat lingkaran sambil merengkulkan tangan mereka.

"AGUILA!"

"SATU JIWA!"

***

"Loh, abang tumben pulang sore."

Hara langsung meninggalkan acara menontonnya untuk menyalami kakak pertamanya ini. Kevin. Tumben sekali kakak nya pulang cepat.

"Kenapa? Gak boleh?"

Kata yang terlontar dengan nada canda itu membuat Hara terkekeh. Kevin itu kebalikannya dari Aldi. Jika Aldi urakan, maka Kevin rapih san bersih. Jika Aldi tinggi, Kevin jauh lebih tinggi. Apalagi jika disandingkan dengan Hara, bukan seperti adik dan kakak. Malah seperti ayah dan anak.

"Aneh aja, abang pulang cepet. Biasanya kan di atas jam sembilam malem."

Ucapan sedih Hara mengundang tatapan sendu milik Kevin. Dengan sayang, tangannya membelai surai hitam milik adik kecil nya ini.

"Kan abang kerja, dek. Lagian juga kan ada bang Aldi."

"Bang Aldi kalo malem kan suka nongkrong sama temennya keluar. Hara jadi sendiri aja." Ucap nya manja sambil menunjukkan puppy eyes nya.

"Ya udah sabar, aja. Jangan manja."

Hara dan Kevin kompak menatap Aldi yang sudah menjulang tinggi didepan pintu masuk. Baju yang sudah keluar, dan juga bau rokok yang sudah menguar masuk.

Kevin menghela nafas, mencoba menahan amarah nya.

"Kamu ngerokok lagi?"

Pertanyaan dingin kakaknya membuat Aldi kelimpungan. Sedangkan Hara sudah cekikikan melihat wajah Kakak nakalnya ini.

"Rasain." ujarnya pelan.

"Cuma satu kok, bang. Udah ya, Aldi mau mandi dulu. Lengket."

Setelah menyalami tangan Kevin, Aldi langsung berjalan kearah tangga dengan cepat. Tidak memperdulikan tatapan tajam Kevin. Dan tawa keras milik Hara yang makin membuat nya emosi.

"Abang juga mau mandi dulu ya, Ra."

"Iya bang." Ucap nya masih tertawa.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WHAT SHOULD I DO???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang