2

4.5K 255 12
                                    

Kedua pria itupun baku hantam di hadapan Seungwan. Bodyguard Yoongi tampak tersungkur dengan luka lebam dimana-mana. Dan si pria penyelamat tadi menarik tangan Seungwan.

"Ikut aku !" Perintahnya.

"Tidak, terima kasih." Seungwan berusaha menolak. Mencoba mempertahankan diri.

"Ayo ikut aku, disini tidak aman." Jelasnya lagi. Matanya melotot meyakinkan Seungwan

Akhirnya Seungwan pun menurut, berjalan mengekori si pria penolongnya dengan langkah terseok-seok. Menapaki jalan terjal dengan bebatuan yang terhampar berserakan.

"Ayo masuk !" Pria itu membukakan pintu.

"Anda mau membawa saya kemana pak? Tidak, terima kasih. Saya akan pergi ke tempat yang lain saja untuk berlindung." Jawab Seungwan yang masih berdiri di sebelah pintu mobil tersebut.

"Jangan, ini sudah malam. Tidak baik untuk gadis sepertimu."

Seungwan menilik wajah si penolong, mencari kesungguhan di dalam matanya. Meski sedikit menemukannya, Seungwan tak lantas percaya, dia tetap waspada. Namun seorang pria lainnya keluar dari bangku penumpang.

"Masuklah, Saya tidak akan menyakitimu."

"Maaf, tapi....."

Namun pria paruh baya itu membimbingnya masuk ke dalam mobil dihadapannya. Seungwan menurut dengan ragu.


***


Mobil melaju cepat menerobos kegelapan malam. Jalanan yang sepi mencekam, diisi suara mesin mobil dan suara serangga malam menambah ketakutan di hati Seungwan.

"Terimakasih atas bantuannya, pak. Biarkan saya turun disini saja, saya yakin disini sudah aman" suara Seungwan memecah keheningan.

Hening. Tak ada satupun dari keduanya yang berniat menjawab.

"Bapak mau bawa saya kemana? Saya bukan anak orang kaya pak, jika bapak menculik saya. Tidak akan ada yang menebus saya" tambahnya. lagi-lagi tak ada jawaban.

"Saya sebatang kara pak, Paman dan bibi saya meninggalkan saya di Seoul, saya tak punya siapa-siapa lagi selain mereka. Setelah kepergian mereka, tiba-tiba paman saya datang dengan dua orang pria. Ternyata paman dan bibi berhutang pada mereka dan saya dijadikan alat bayaran" ucapnya lugu. Berharap orang ini tak memperlakukannya lebih buruk dari yang sudah-sudah.

"Bahkan mereka menjual rumah peninggalan orang tuamu di Busan dan mereka membawamu ke Seoul. Tapi untuk kuliah dan biaya hidupmu saja kamu harus bekerja sendiri. Itu tidak adil Seungwan" potong paman itu

Kali ini mata Seungwan membola sempurna, terkejut dengan penuturan orang disebelahnya ini. Mereka sama sekali tak saling mengenal. "Bagaimana bapak bisa tau?" tanya Seungwan yang tak lantas mendapat jawaban. Lama menunggu jawaban itu, namun suasana kembali hening. Seungwan pun tak bersuara lagi. Dia menatap heran siapa pria di depannya. Kemudian pria itu berujar.

"Nanti Kamu akan mengetahuinya, setelah kita sampai. Ada seseorang yang ingin bertemu denganmu" jawabnya setelah beberapa lama.

Seungwan menelan ludahnya berkali-kali. Dia tak mampu bicara lagi. Matanya fokus tertuju ke depan. Dia mencoba menghafal jalan. Lamat-lamat terlihat lampu jalanan di depan sana. Mobil melesat kian jauh membawanya pergi dari tempat si konglomerat tampan nan berbahaya itu, memasuki areal perkotaan.

Pemandangan gedung tinggi, jalan aspal dengan lampu penerangan yang lengkap membentang indah, membuat susana malam menjadi hidup. Seungwan tau saat ini dirinya berada di pusat kota, tapi kemana pria ini akan membawanya?? Hingar-bingar kota baru saja terlewati, mobil masih melaju tak menunjukan tanda-tanda akan berhenti. 15 menit kemudian, barulah mobil berhenti disebuah kawasan perumahan elite di pusat kota Gangnam.

Son Seungwan [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang