30

3.9K 240 8
                                    

Mobil Min Seung Won membawa Seungwan melaju menuju hotel bintang lima yang Yoongi sebutkan pada Jin. Setengah jam kemudian, mereka telah sampai ditempat tujuan. Seungwan segera menghampiri reseptionis, meminta kartu akses untuk kamar atas nama Min Yoongi. Setelah kartu tersebut dalam genggaman. Jisoo, Jin, serta Min mengantarnya hingga ke depan pintu kamar yang dipesan Yoongi.

"Masuk saja, jangan bersuara. Aku jadi tidak sabar melihat reaksi dia" kekeh Jin

"Kalian tidak sedang mengerjaiku kan? Bukannya kalian bilang kalau Yoongi yang menyuruhku datang kemari" tanya Seungwan penuh selidik.

"Begini Seungwan. Kami tidak tahu masalah apa yang tengah kalian hadapi. Tapi sebagai keluarga, terutama Papa sebagai orang tua Yoongi perlu meluruskan masalah antara kalian. Tidak baik Seungwan, pernikahan yang baru saja berlangsung belum genap satu hari sudah diwarnai pertikaian. Apalagi sampai pisah ranjang"

Seungwan mengernyit bingung. Perasaan mereka tak bertengkar. Hanya tadi Yoongi pergi dan mengatakan dirinya tak boleh kemana-mana.

"Tapi kami tidak bertengkar" jawab Seungwan

"Kamu tidak perlu nenutupinya. Mana mungkin tidak ada pertengkaran, Yoongi sampai datang ke club malamku meminta wanita. Padahal dia baru saja memperistri sorang wanita secantik kamu Seungwan" kata Jin

Seungwan terperanjat kaget. Jantungnya berpacu lebih cepat. Apa katanya ? Meminta wanita ? Dia teringat penolakannya pada Yoongi, penolakan yang menurutnya manusiawi dan masuk akal tapi laki-laki itu langsung menyerah?? Dasar payah! Nalurinya sebagai seorang istri muncul seketika. Awas kau Yoongi, aku akan memberimu pelajaran.

"Lalu aku harus apa?" tanya Seungwan

"Dia sedang menunggu seseorang yang dia pesan lewatku. Aku ingin kamu yang datang menemuinya. Terserah apapun yang akan kamu lakukan, intinya beri dia pelajaran" kata Jin

"Papa ingin menyelamatkan hubungan kalian. Bagaimana pun pernikahan itu bukan mainan Seungwan" tambah Min

Sekarang Seungwan mengangguk mengerti. Dia tahu apa yang harus dia lakukan. Bersamaan dengan itu ponsel Jin kembali bergetar. Panggilan yang entah keberapa kalinya dari Yoongi.

"Sekarang masuklah, pelangganmu menunggu didalam" kata Jin dengan kekehan renyah.

Seungwan mendelik tak terima.

"Ya ampun.... Aku bercanda Seungwan. Suamimu maksudku" tambahnya sambil menaik turunkan alis mata.


****

Seungwan menempelkan Door Card tersebut pada handle pintu. Dalam satu kali dorongan pintu terbuka dan Seungwan segera masuk ke dalam. Ruangan yang terlihat temaram dengan pencahayaan yang minim itu tampak romantis dan intim. Hati Seungwan tiba-tiba merasa tak nyaman, mengingat Yoongi menunggu wanita lain disini. Seungwan merasakan panas membakar hatinya. Rasa ngilupun semakin nyata terasa. Tapi Seungwan ingat lagi soal perjanjian itu, dimana Yoongi mengatakan bahwa dirinya tak boleh ikut campur urusan Yoongi.

Seungwan memejamkan mata mengurangi rasa sakit dihatinya. Kemudian dia masuk maju lebih dalam. Seorang pria tengah memunggunginya dengan keadaan shirtless. Punggung kokohnya terlihat jelas dengan latissimus yang terbentuk sempurna.

Tangan Kekarnya menggenggam gelas crystal berkaki berisi cairan bening. Meski dilihat dari belakang Seungwan yakin itu Yoongi, dan cairan yang dipegangnya dalam gelas adalah anggur putih. Tidak mungkin Yoongi menyesap sprite atau air biasa.

Seungwan berdehem menetralkan tenggorokannya. Dia gugup, tapi tidak boleh menunjukannya pada Yoongi.

"Kamu terlambat 1 jam. Itu tidak ada dalam kamus seorang Yoongi. Kamu tahu apa artinya terlambat untuk seorang Yoongi?" tanyanya masih memunggungi Seungwan

Son Seungwan [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang