Jangan lupa vote yaaaa...
Komen juga follow akunku 😉
Yeorim menarik tangan Jungkook untuk pergi dari sana, tidak peduli renggekan putranya yang kesakitan pergelangan tangannya akibat tarikannya yang begitu kuat.
"Bundaaa... awww..." Yeorim menghapus air matanya cepat, sayangnya Jungkook melihat hal itu.Seketika bibirnya tertutup rapat, bundanya menangis, dan itu karena dirinya. Jungkook diam saat Yeorim memasukkannya ke dalam ruang rawat dengan paksa, kasar juga emosi.
Jungkook tetap diam saat sang bunda menyuruhnya duduk di atas ranjang pesakitannya, menatapnya tajam dan emosi.
"Tetap di sini! Kenapa sih susah banget di suruh diam?!" Bentak Yeorim membuat Jungkook menunduk, matanya memerah.Bukan, bukan karena ia manja tapi karena ini pertama kali sang bunda marah.
"Kenapa keluar? Ingin membuat bunda jantungan? Bisa nggak Kook nurut sama bunda?!"Jungkook menunduk, tangannya bergetar belum lagi hidungnya memerah. Ia sudah 17 tahun, tapi kenapa ia menangis? Bajunya bahkan basah oleh keringat juga air matanya, matanya melirik kearah tangannya yang kotor oleh darahnya sendiri.
****
Jungkook duduk dalam diam, seharian ini ia hanya duduk di atas ranjang pesakitan dan memilih acuh dan abai saat kedua orang tuanya mengajaknya bicara.
"Hei! Kudengar bayi kelinci kalau mengabaikan orang lain akan menjadi kotoran kelinci." Ucapan konyol yang keluar dari bibir sang kakak membuat Jungkook memutarkan bola matanya malas.Semua ini pengecualian, Jungkook mendengus dan mencibir saat sang kakak menghinanya lagi dan lagi.
"Kamu bakal tetap diam? Yakin? Jangan nangis loh kalau papa dan bunda sayang padaku." Sedikit pamer membuat Jungkook menatapnya sinis."Keluar saja sana! Menyebalkan." Jungkook memilih memunggungi Taehyung, sedangkan sang kakak hanya menghela napas saat sang adik lagi-lagi menjaga jarak dengannya.
"Ya sudah, kalau sampai kenapa-kenapa jangan merenggek pada bunda." Sahut Taehyung kemudian pergi dari ruangan Jungkook, sedangkan bayi kelinci itu menatap pintu ruang rawatnya yang tertutup rapat.
Matanya berair saat ruangannya kosong, ia hanya marah. Yeorim sang bunda bahkan membentak juga memarahinya tadi.
"Hiks..." ia mengusap pipinya yang basah dengan punggung tangannya, mengusapnya kasar hingga membekas warna merah pada pipi gembulnya.Ia tahu kalau Taehyung benar-benar akan ucapannya, meskipun ucapan Taehyung nampak seperti mengancam anak Paud, kenyataannya sang kakak benar-benar meninggalkannya sendirian di ruang rawatnya.
Ia memang membenci Taehyung, meski kenyataannya ia menyayangi sang kakak tanpa ia sadari.
"Bu-bunda..." meringgis saat kepalanya lagi-lagi berdenyut menyakitkan, pandangannya berputar-putar sampai yang bisa ia lakukan hanyalah mendesis kesakitan.Meremat kepalanya kasar, kali ini pukulan dan hantaman di kepalanya berpuluh-puluh kali menyakitkan dibandingkan sebelumnya.
"Arrghh...akhhh...bun..." tangannya merambat mencari tombol yang ada di ranjang pesakitan untuk ia tekan."Akh..." terlalu lama, pandangannya kabur tertutup oleh air matanya. Namun ia menatap gelas yang terletak di atas nakas, hanya itu harapan terakhirnya.
Perlahan ia menggapai gelas kaca itu, mendorongnya tanpa tenaga berarti hingga bunyi pecahan terdengar jelas dari dalam ruang rawatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Brother✔
Fiksi Remaja[COMPLETE] Semua kenangan...semua cinta dan semua harapan tertutup hanya karena ambisi dan dendam. Luapan emosi yang memuncak hanya merusak semua cinta dan kasih sayang yang mengikat hubungan tali persaudaraan. Kim Taehyung yang memiliki dendam seja...