PERTENGKARAN

3K 123 4
                                    

Pagi itu begitu cepat menyeruak memasuki indra penglihatan gadis yang kini masih tertidur dibalik selimutnya. Suara ketukan pintu yang sedikit mengusik tidurnya di abaikan begitu saja dan bergerak untuk mencari posisi ternyaman untuk melanjutkan kembali tidur panjangnya.

Tok tok tok

"Rye... bangun dek...."

Tok tok tok

"Aaiishhh... ngantuk bangettttt...." Namun tetap saja ia bangun dari tidurnya dengan mata yang masih terpejam sempurna.

"Rye... lihat jam dinding kamu." Teriak Sakha dengan kencang, hingga akhirnya Athena pun berusaha membuka matanya dan melirik ke arah sebelah kirinya di mana jam dinding terpasang di sana.

06.45

"Whaaatttttt.... kakak!!!!" Teriakan Athena tak terdengar sama sekali oleh Sakha. Akhirnya Sakha pun berangkat sendiri, dari pada ia telat ? Big No !!! Dia adalah ketua OSIS dan dia tak ingin para siswa meniru kelakuan buruknya.

"Bundaaa... " rengekan Sakha pada Ily yang kini masih terduduk di samping ayahnya.

"Kenapa, Kak?" Sahut Ily seraya membelai tangan Sakha yang menggelayuti lehernya.

"Adek nya baru bangun, kakak duluan ya, gapapa kan??"

"Yasudah, kakak duluan aja, biar nanti adek sama ayah." Ucap Tae yang kini menatap Sakha dengan pandangan yang sulit di artikan.

"Okey, makasih ayah, kakak pergi ya." cup cup , kecupan itu Sakha berikan pada sang bunda dan memberikan tatapan jahil pada Ayahnya yang kini sedang menatap Sakha.

"Bun... cemburu tuh... " goda Sakha saat melihat Tae yang menatapnya tajam.

"Sshhh... kakak... udah gih , katanya mau berangkat."

"Iya bun, Sakha berangkat ya."

"Hati-hati sayang."

"Siap bundaaaa... byeeee."

Tae menatap Ily dengan pandangan menyelidik nya yang di balas dengan kekehan geli dari Ily.

"Masih aja possessive nya, sama anak sendiri juga."

"Ingat Queen... dia bukan anak kita!"

Deg

"Tae... tapi kan Sakha sudah seperti anak kita sendiri, walau bagaimanapun ia akan tetap menjadi anak kita."

"Ya, hingga ia berumur 18 tahun."

"Astaga, ada apa dengan kamu Tae? Kamu cemburu?? Ayolah Tae... dia anak kita."

"Dia bukan anak kita, dia tak memiliki darahku maupun darah kamu. Dia anak orang lain!"

"Tae!!! Cukup!!!" Teriak Ily yang merasa tak mampu akan apa yang ia dengar. Walau kenyataan memang sepenuhnya benar begitu, Ily tetap menganggap Sakha anaknya.

Isak tangis itu membuat suasana di meja makan menjadi kelam. Air mata mengalir begitu saja dengan derasnya pada pipi Ily.

Tae merasa bersalah, namun ia juga tetap mempertahankan ego nya dan melarang Ily bersentuhan dengan laki laki lain.

"Jangan pernah bersentuhan dengan laki-laki lain selain keluargamu Queen."

"Astaga Tae, Sakha anak kita!!! Bagaimana bisa aku..."

"Cukup dengarkan perintahku Willy Queen Azfary!" ucapan Tae begitu menusuk jantungnya, seberapa marahnya Tae pada Ily, tak pernah sampai seperti ini.

Tatapan tajam milik Tae begitu menghunus tepat pada manik mata Ily yang kini telah berkaca kaca.

Seseorang yang sedari tadi bersembunyi mendengarkan pertengkaran kedua orang tuanya untuk pertama kali membuatnya takut.

SATRIA (Complete DREAME) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang