Surat Dari Bunda

1.8K 66 2
                                    

Mereka telah siap dengan seragamnya. Dengan segera mereka turun dan menuju ruang makan. Disana tidak ada siapa pun membuat Athena dan Satria saling bertatapan dengan pandangan penuh tanya.

"Bik ...."

"Iya non Rye, ada apa?"

"Bunda sama ayah kemana? kakak juga pada kemana?"

"Loh? Non Rye gak tau?"

"Tau apa bik?"

"Nyonya, Tuan besar dan tuan muda pergi ke Korea, katanya mau mengurus bisnis disana yang lagi ada masalah"

"Kok bunda gak bilang sih?" tanya Athena yang sebenarnya merasa sedih karena hanya dirinya yang di tinggalkan.

Satria yang tahu akan perasaan istrinya langsung mengusap pelan rambut Athena membuat sang empunya melirik tepat ke arahnya.

"Apa bunda atau ayah titip sesuatu bik?" Tanya Satria pada pembantu rumah tangga yang bernama bik minah.

"Oh iya den, nyonya titip surat. Tunggu sebentar"

Satria menuntun Athena untuk duduk di kursi meja makan. Makanan telah tersaji begitu banyaknya di hadapan mereka siap untuk di makan.

Tak perlu menunggu lama, Bik Minah kembali dengan sebuah amplop di tangannya.

"Ini Non" Athena mengambilnya dengan wajah bingung. di bukanya surat itu kemudian ia baca dengan begitu teliti. Hal yang mengejutkan terjadi. Wajahnya memerah, jantungnya berdetak cepat, tangannya pun bergetar hebat tak kuasa membaca surat dari sang bunda.

Satria menatap istrinya begitu khawatir, dengan cepat ia menggenggam jemari Athena begitu eratnya kemudian meraih surat itu dan membancanya.

Dari Bunda

Kalian pasti terkejut kan???
Okey, bunda akan langsung ke intinya saja, kita semua berlibur selama dua minggu di Korea.

Selama kami disini, silahkan jelajahi mansion Azfary dengan bebas.
Lakukanlah dimana pun kalian menginginkannya.

Jangan takut, karena cctv akan kami matikan selama dua minggu hingga kami pulang.

Bunda ingin secepatnya mendapatkan kabar baik dari kalian.
selamat bersenang-senang.

Jangan hiraukan sekolah, karena ayah dan bunda telah mengatur semuanya.

Satria menurunkan kertasnya dengan perlahan. Mulutnya menganga tak percaya akan tingkah mertuanya.

"Dulu, bunda pun seperti ini saat menikah dengan Ayah" Athena menutup wajahnya karena merasa malu.

"Jadi, kita gak sekolah?"

"hm? Iya?"

Satria merasa senang, Ia sangat puas akan rencana sang bunda walau ia merasa terkejut akan hal ini.

"Sayang ..." Satria mendekatkan wajahnya kearah Athena. Semakin dekat, hingga suara deheman mengurungkan niatnya.

Ia lupa jika bik Minah masih berada di antara mereka berdua.

"Non, Den, kalau begitu, bibik pamit dulu ya"

"loh? bibik mau kemana?"

"Bibik mau pulang kampung dulu"

"Terus kita gimana?" tanya Satria dengan wajah bingung.

"Maaf, Den. Ini sudah termasuk rencana nyonya. Bibik sudah siapkan bahan makanan dan juga peralatan lainnya yang di butuhkan."

"Yasudah kalau begitu, ini buat bibik" Satria memberikan beberapa lembar uang ratus ribuan untuk sang asisten rumah tangga.

"Terima kasih den, kalau begitu bibik pamit ya Den, Non"

"Iya, Bik" jawab Athena dan juga Satria berbarengan.

Sang bibi mengunci kedua majikannya dari arah luar, begitu pun pintu dan jendela lainnya. Semua telah terkunci rapat dan membuat mereka tak bisa keluar sama sekali.

.

.

"Sayang ..." Panggil Satria pada Athena dengan nada lembutnya.

"Kak, Rye kan ..."

"Sssttt ... kakak pasti akan tunggu kamu siap"

"Terima kasih kak"

"Kita sarapan dulu, habis itu kita tidur lagi yuk, kakak masih ngantuk nih"

"Iya ayok, akhirnya kita punya waktu bermalas-malasan"

Mereka makan dengan lahap, setelah selesai, mereka pun pergi menuju kamar dan berbaring dengan santai.
Keduanya saling bertukar cerita, sesekali tawa terdengar memenuhi ruangan itu.

Satria kini tengah menatap lembut wajah sang istri yang tertidur dalam dekapannya. Beberapa helaian anak rambut menutupi sebagian wajah cantiknnya membuat Satria menyingkirkannya begitu lembut.

Perlahan, jari itu menelusuri bagian wajah Athena. Bibir mungil istrinya begitu menggugah selera hingga ia merasa kesulitan untuk menelan salivanya, ia ingin sekali mengecup bibir mungil itu, namun ia harus tahan karena apa yang ia lakukan pasti akan berdampak padanya juga.

kenapa? ya, karena Athena sedang masa menstruasi, ia yakin jika hasratnya tengah meluap, ia hanya bisa bermain solo di kamar mandi, dan itu sungguh menyedihkan.

"Aku beruntung karena kamu telah jadi milikku"

Satria pun memejamkan matanya dan mendekap erat tubuh istrinya membuat Athena bergerak mencari posisi ternyamannya dalam pelukan Satria.

〰〰〰〰〰

Mampir ke cerita On-Going ku yang lainnya yaaaa...

I'm Bad Boy!!! Why???

My Candy

Twin Brothers Possessive

Jangan lupa untuk selalu tinggalkan jejak kalian yaaaa...

Vote, Comment, Share

SATRIA (Complete DREAME) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang