KEPUTUSAN

4.7K 215 12
                                    

Setelah kejadian itu, mereka langsung pulang, bukan ke mansion Azfary melainkan mansion milik Faysa.

Gerbang putih nan tinggi itu kini terbuka secara otomatis. Mobil mewah milik Tae membuntuti dari arah belakang.

Satria berada di mobil Tae karena ia dipaksa oleh adik kecilnya untuk tetap berada di sampingnya.

Sampai!

Tepat saat pintu mansion terbuka, orang yang berada di dalamnya langsung menghentikan pekerjaan mereka dan membungkukkan badan.

"Silahkan duduk, Satria, ajak main adek sama Sakha ke kamar ya." Titah Faysa pada Satria.

"Baik Mom, ayo ... kita main." Ajakan itu di balas antusias oleh Athena dan Sakha.

"Nyonya, silahkan, ini minumnya."

"Terima kasih, Bi." Ucapan tulus yang keluar dari mulut Ily membuat sang pelayan mendongak.

"Sama-sama, Nyonya." Setelah itu, sang pelayan meninggalkan tempatnya.

"Apakah sebelumnya ada yang mengincar kalian?" Faysa to the point pada masalah yang ia bahas kali ini.

Sejenak Tae dan Ily tak menjawab, hingga mereka saling bertatap seolah dapat membaca pikiran masing-masing.

"Ya, tapi itu dulu, dan sekarang dia entah ada dimana." Ucap Tae tanpa ragu sedikit pun membongkar masa lalu mereka.

"Apa yang terjadi sebelumnya?"

Akhirnya, Tae menceritakan awal mula dendam dari orang yang mereka curigai hingga selesai.

"Willy memiliki kekasih yang dengan teganya berselingkuh hingga memiliki seorang putri."

"Semuanya berjalan begitu lambat karena banyaknya kejadian buruk yang terjadi."

Tae menatap Willy meminta persetujuan untuk melanjutkan ceritanya. Willy pun mengangguk setuju.

"Kean menjadi gila karena tak dapat memiliki Ily kembali. Dan Daisy meninggal karena jatuh dari tangga membuatnya terpaksa melahirkan secara prematur."

"Anaknya di titipkan pada kami, hingga berumur dua tahun. Saat itu, kami memutuskan untuk berlibur ke pantai karena keinginan anak angkat kami. Kami sebelumnya bermain dengan riang. Hingga, aku pun pamit ke kamar mandi.

Setelah selesai, aku mulai berjalan kembali untuk menghampiri Ily dan  yang lainnya, namun aku melihat Ily berada di sisi timur hanya dengan Nabila, aku yakin saat itu Sakha di titipkan pada mertuaku.

Aku mendekat, namun, aku merasa akan ada bahaya yang terjadi. Aku  berusaha mendekat ke arah mereka dengan cepat.

"Jarakku dengan Ily tak terlalu jauh, hingga sayup-sayup terdengar suara Ily yang berbicara pada Nabila anak angkat kami."

"Sayangg... kamu dari mana aja?" ucap Ily khawatir karena ia baru menemukan Nabila yang kini sedang bermain pasir.

"Ommy Ly, tadi Nabil di kasih ini..." ucapnya seraya memperlihatkan benda yang ia bawa.

"Heyyy... kenapa Nabil menerimanya? Untuk apa itu sayang? Cepat buang." Ily berbicara dengan aura ketakutan miliknya.

"Dak au ommy, tata olang tadi, Ommy akan celamanya dadi milik Nabil kalo Nabil lakuin ini." Tanpa aba-aba, tanpa bisa menghindar.

JLEB

"N-na... billl." Ucapnya begitu lirih serta mata yang berkaca-kaca.

"Setelah itu, aku marah besar dan mendiami Nabila. Namun, apa daya saat salah satu dari anakku tak bisa di selamatkan lagi."

SATRIA (Complete DREAME) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang