6. Sebenarnya

1.1K 161 4
                                    

"Jadi Jisung setiap tahun selalu pulang kampung, kak."

Ucapan Jisung membuat Minho yang sempat terfokus pada minumannya pun menatap Jisung.

"Saat kita masih kuliah juga?" Tanya Minho setelah berhasil meneguk minumannya.

Jisung mengangguk.

"Kenapa tidak memberitahuku ? Kenapa tidak mengajakku ? Kenapa pergi sendiri ?" Tiga pertanyaan sekaligus terlontar dari mulut Minho.

"Satu satu kak," Jisung berucap pelan kemudian mengelus telapak tangan kanan Minho yang berada di atas meja, berharap Minho tak lagi marah. Dan berhasil, Minho tersenyum, Jisung selalu sukses membuat seorang Lee Minho menjadi tersenyum kembali.

"Jadi aku memutuskan pergi sendiri karena tidak mau kakak mengingat masa lalu yang kelam di sini. Jisung mana tega melihat kakak terpuruk kembali. Melihat kakak yang selalu mimpi buruk setelah hujan saja, Jisung sudah tak tega." jelas Jisung.

"Tapi Ji-"

"Yang penting sekarang kita sudah di sini, kakak bisa bertemu ayah dan mama Lee dan mereka juga dalam keadaan sehat. Itu yang terpenting," Jisung memotong perkataan Minho dan meyakinkan Minho melalui penjelasannya.

"Maafkan Jisung karena merahasiakan hal itu selama ini."

Minho mengangguk, "Kali lain jangan begitu lagi Ji, jangan ada rahasia di antara kita."

"Siap captain Lee!"

Kali ini Jisung yang menyedot minuman dengan sedotan di gelasnya itu.

"Kita masih ada tiga hari kan di sini?"

Jisung mengangguk, masih dengan kegiatan menyedot minumannya dan hal itu membuat Minho gemas.

"Aw," pekikan Jisung terdengar kemudian disambut tawa khas Minho.

"Kebiasaan deh pegang-pegang hidungku!" adu Jisung sambil memegang hidungnya yang baru saja dicubit oleh lelaki bermarga Lee di depannya ini.

"Habis Jisung membuat kakak gemas," jawab Minho masih ditambahkan dengan suara tawanya.

"Taraaa~ makanan khusus untuk kalian!!"

Tawa Minho terhenti, berganti dengan tatapan takjub bak anak kecil ketika nampan berisi penuh makanan berhasil mendarat di meja mereka.

"Uwoooo makanan !! im coming~" ucap Minho dengan kedua tangannya sudah memegang sendok dan garpu.

Jisung dan Changbin saling tatap kemudian tertawa melihat kelakuan Minho.

"Masih seperti dulu ternyata," ucap Changbin kepada Jisung dan dijawab kekehan oleh Jisung.

"Selamat menikmati Lee Minho Han Jisung. Aku permisi dulu ya, mau melayani pelanggan lain." Pamit Changbin.

"Oke, semangat kak Changbiin~" ucap Jisung.

"Pelan-pelan, Kak" saran Jisung. Minho menjawab dengan kode tangan berupa menunjukkan jempol tangan kanannya.

Minho dan Jisung menikmati makanan mereka. Menyuap satu sama lain ketika makanan yang ingin mereka makan berada jauh dari jangkauan mereka.

"Kak mau itu" sumpit Jisung menunjuk daging asap yang berada di depan Minho, dengan cepat Minho menyumpit satu di antara potongan daging itu dan menyuapkannya ke dalam mulut Jisung.

"Masjsnsnmankhjmu taakdkdnhun-"

"Aduh kunyah dulu itu dagingnya Ji," Minho berucap.

Jisung yang masih menguyah daging dimulutnya itu tersenyum kemudian tangan kanannya membentuk simbol okay.

Sentripetal/Sentrifugal, kamu | minsung✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang