"Ketika dihadapkan pada pilihan mendekati atau menjauhi pusat, aku bimbang. Yang harus kamu tahu, bahwa kamu adalah pusatku. Terima kasih telah selalu berada di sampingku apapun keadaanku." Dari Lee Minho untuk sang adik, Han Jisung.
ㅡ Cover edit on...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ciuman lembut tanpa paksaan antar keduanya itu berakhir,
"Aku mencintaimu," ucapan lembut terdengar di telinga Jisung, membuat dirinya terlena. Jisung tertawa lalu menepuk-nepuk pundak Minho.
"Aku juga mencintaimu kak tapi kakak seharusnya tak melakukan ini-"
"Aku-"
"Jangan diulangin hmm"
Minho menggeleng kasar dan berulang, "Aku-"
Jisung menunggu ucapan Minho dengan melihat orang yang lebih dari lima belas tahun bersamanya itu dalam.
"Aku bukan mencintaimu sebagai adik tapi sebagai lelaki-"
Jisung paham, ia menatap Minho intens, mencoba melihat kebohongan atau apapun itu yang kontra dengan ucapan Minho tadi.
Tak ada. Jisung tak menemukannya.
"Sungguh ?"
Minho mengangguk.
"Aku tak tahu sejak kapan perasaan ini muncul tapi yang jelas aku mau kamu selalu untukku dan menjadi milikku."
"Sungguh ?"
Tak ada kata lain yang dapat Jisung ucapkan dengan nada interogatif selain kata itu.
Minho mengangguk mantap. Menatap orang yang selalu ada di samping dirinya apapun keadaannya.
"Aku akan memikirkannya." Jawab Jisung final. Pikirannya saat ini merantau ke masa depan, dia tak mau jawabannya detik ini mempengaruhi kehidupan mereka ke depannya, walaupun Jisung sangat ingin menjawab iya.
"Aku tahu kamu juga merasakan hal yang sama." Minho berucap lagi, kali ini memegang kedua tangan Jisung dengan kedua tangan miliknya pula.
"Kakak.. tahu ?"
"Ya tentu saja, aku selalu bersama denganmu, tiada hari tanpamu, bagaimana aku bisa tidak menyadari hal itu?"
Jisung melongo, tak dapat berpikir selain bagaimana bisa Minho mengetahui perasaannya.
"Kakak tunggu jawabanmu. Selama apapun itu."
Minho menarik tangan Jisung masuk ke dalam rumah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.