"SEHARUSNYA KAU BERGERAK CEPAT SEBELUM BOCAH LEMAH ITU PERGI KALIAN SANGAT BODOH" teriaknya bergema
"Tapi tuan di-dia di jaga oleh qween" jawabnya dengan takut
"Saya tidak peduli yang saya inginkan dapatkan dia secepatnya saya tidak mau tahu" bentaknya lalu pergi berlalu.
Di lain tempat
Ellina pov
"Ih nana altha itu gak mau naik pesawat naik mobil aja sih na" hadeuh ini si altha ada-ada saja masa ke jerman naik mobil kasian supirnya mau tenggelam kayanya dia di segitiga bermuda hadeuh hadeuh pusing aku
"Sayang kita kalau mau keluar negeri harus naik pesawat sayang" balasku dengan lembut walaupun sebenarnya aku sedang menahan amarahku yang memuncak aku itu cape tapi dia malah begini hadeuh apa-apaan sih.
"Ih na katanya bakal nurutin kemauan altha, aku kan gk mau naik pesawat al takut na" uh dia benar-benar.
"Altha dengar kita kalau ke jerman itu bakal ngelewatin hutan menakutkan dan lautan besar kamu mau kita mati muda hemm" alibiku kulihat althaku menatap wajahku dengan lekat .
"GAK MAU" ucapnya dengan penekanan
"Yaudah kalau gk mau, kamu gk usah ikut denganku, aku akan pergi, aku muak dengan semua rengekan dan juga tangisanmu yang menbuat pendengaranku terganggu, kamu tidak tahu seberapa pengorbananku agar aku tidak membentakmu dan juga tidak marah padamu al, kau itu memuakan altha" kulihat altha sudah meneteskan air mata karena aku membentaknya, aku tidak peduli, aku pun membuka pintu mobilku dan menutupnya dengan keras sehingga menimbulkan suara yang keras.
"Huaaaaa NANAA MAAF PIN ALTHA HIKSS NANAAAAA" ku dengar altha berteriak histeris
Aku bisa melihat perjuangan untuk keluar mobil dan mencoba berdiri walau aku tahu dia tak mampu." pergilah" perintahku pada jeremy dan bawahanku lainnya, mereka pun pergi meninggalkanku dan altha.
"NANAAAA HIKSS SAKITTTT ARGGGGH" aku sebenarnya tidak tega tapi sesekali aku harus memberikan hukuman untuknya, aku berdiri sekitar 5 meter dari altha yang terus mencoba berjalan sambil berteriak namaku.
"NANA HIKS HIKS HIKS maaf" huft baiklah aku menyerah althaku sudah cukup kesakitan.
Aku berjalan cepat ke arahnya yang sudah tergeletak di jalan."Altha kau tak apa?" tanyaku dan altha yang sudah lemas tak menjawab apapun
"Maaf hiks" lirihnya pelan rasa bersalah mulai bersarang di diriku ini semua salahku jika aku bisa sedikit bersabar untuk membuatnya mengerti altha tidak akan seperti ini.
"Maaf hiks maaf hiks hiks" aku pun ikut menitikan air mataku ini pertama kalinya aku menangis waktu kedua ortuku meninggal saja aku tidak menangis.
"Iya altha iya cup cup cup maaf sudah membuatmu begini" altha pun membals pelukanku.
"Kiţa berangkat sekarang ya sayang , kamu gk usah tqkut aku akan selaku menjagamu
Ku rasakan altha mengangguk di pelukanku, lalu akupun mengangkat tubuh altha ala bridal style.Sesampainya di dalam jet pribadiku aku meletakan altha di kursi sebelah ku.
" jangan nangis lagi" ucapku sembari mengusap air matanya dari tadi altha menangis sesegukan
"Jangan hiks gitu lagi hiksss aku takut hikss" aku sungguh tak tega ini semua salahku.
"Iya sayaang nana janji" aku pun meletakan kepalanya di dadaku dan mencoba menenangkan althaku
Dan tak lama aku mendengar dengkuran halus dari altha aku pun menyuruh salah satu pramugari untuk mengambilkan selimut altha. Kau tahu dulu dia mengatakan hal apa yang dia sukai dan jawabannya adalah tidur jadi aku terbiasa dengan sifat malas altha. Aku terima dia apa adanya.
Tak lama datanglag pramugari yang tadi aku suruh sudah membawa pesananku.
"Saya juga membawa bantal, mungkin nantinya bisa anda pergunakan" ucapnya ramah sembari mengasongkan bantal dan di selimut
"Hm makasih" jawabku lagi bukan wajah ramah yang aku tunjukan tetapi wajah datar andalan wajah ramahku hanya berlaku untuk althaku.
"Iya sama-sama qween, saya permisi" aku pun mengangguk dan diapun pergi dari hadapanku.
Ku gunakan bantal untuk meletakan kepalaku lalu selimut untuk althaku yang tak berpindah tempat.
"Good night, and nice dream baby al" gumamku pelan lalu akupun menyusul ke alam mimpi bersamanya.
Authour pov
Cahaya mulai mencoba memasuki sisi sisi jendela rumah, tapi berbeda dengan ellina yang baru saja mendarat di landasan jerman dengan altha berada di gendongannya yang masih setia memejamkan mata.
Banyak pasang mata yang kagum, karena kekuatan ellina yang melebihi kekuatan wanita lainnya dan kecantikannya membuat para wanita iri dan oara pria yang menatap iri pada altha yang beruntung berada dalam dekapannya.
"Mobilnya sudah siap qween" ujat jeremy lalu memboyong altha dan ellina ke mobil yang sudah nangkring.
"Mansion jer" perintahnya lalu mobil pun berlalu meninggalkan bandara.
Ellina membernarkan letak tubuh altha nya itu dan membiarkan kepalanya berada di kedua pahanya, lalu ia mengambil selimut yang selalu tersedia dia mobil beserta dengan bantal yang sering ellina pakai saat perjalan jauh.
Di angkatnya kepala altha dan meletakannya kembali di bantal ia melakukannya dengan sangat hati- hati dan lembut agar altha tak terbangun, lalu menyelimutinya ada pergerakan pada tidur altha, dan altha hanya menarik selimutnya sendiri lalu kembali tidur.
Ellina pun ikut memejamkan matanya yang sudah lelah bersamaan dengan altha.
Skip>>>
Ellina pov.
"Maaf qween kita sudah sampai" suara jeremy mampu membuatku membuka mata lalu aku mengerjapkan mataku agar bisa melihat dengan jelas.
Akhirnya sampai juga badanku sudah sangat lelah aku butuh air hangat dengan aroma terapy.
Huft ini sungguh melelahkan. Aku bisa melihat kini altha masih tertidur dengan menyembunyikan wajahnya di perutku.
"Sayang bangun yuk" ajakku tapi dia hanya berguman tak jelas aku hanya bisa menghela nafas dengan lelah.
"Baiklah aku akan mengangkatnya lagi dan lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boy (COMPLETE)
RomanceMenjadi seseorang yang terus saja mendengar rengekan serta isakan tangisan seakan siksaan baginya Dunia terlalu kejam untuk di tempatinya sangat kejam dia laki-laki lemah yang hanya bisa menangis untuk menahan rasa sakit, dan dia juga yang telah den...