~Nesya POV~
sudah tiga minggu lamanya aku menghindari Jungkook setelah pernyataannya cintanya. saat itu aku langsung pergi meninggalkannya tanpa peduli dengan keadaannya saat itu. aku sangat terkejut saat itu, aku sungguh tak pecaya dengan pernyataannya. aku cukup sadar diri aku hanya sekedar mengaguminya bukan mencintainya seperti dulu aku mencintai Adit. Aku sadar ada benteng perbedaan yang tinggi antara aku dan Jungkook dan aku tak bisa memaksakan ntuk menembus benteng tersebut. jadi, aku memutuskan untuk menghindarinya karena aku juga yakin Jungkook akan cepat menghilangkan perasaannya untukku, ya aku sudah cukup mengenal Jungkook yang sebenarnya, ia tidak mudah mendalami perasaan kepada siapapun meskipun ia memang baik kepada setiap orang.
Aku juga mengganti nomor ponselku untuk menghindari pesan maupun telpon dari Jungkook dan aku hanya memberitahukan nomorku kepada rekan-rekan di ruang kesehatan, PD-nim, dan beberapa staff di agensi ini.
Sejujurnya, aku penasaran dengan keadaan Jungkook setelah kejaian itu apakah Jungkook sakit hati setelah aku tinggalkan ? atau dia biasa saja ? entahlah, aku melakukan ini juga untuk kebaikan karrirnya dan aku akan memint maaf saat ia akan menghadiri acara MAMA di Jepang minggu depan karena memang jadwalku untuk menjadi tim kesehatan mereka, aku akan meminta maaf secara langsung terhadapnya. aku berharap dia bisa memaafkankudan perasaannya saat itu hanya bercanda saja karena aku tak ingin jika aku dengannya memiliki hubungan lebih, kita berbeda, ya banyak hal yang berbeda dari kita terutama masalah keyakinan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~SKIP~~~~~~~~~~~~~~~~
Hari ini aku dan Hani sudah berada di sebuah hotel di Jepang. Cuaca di Jepang cukup lebih dingin dibandingkan Korea sehingga membuatku tak ingin beralih dari balik selimut.
"Yak!! Bangunlah sebentar lagi jam 3 sore, kita harus ikut rehearsal BTS." Hani menggoyangkan tubuhku yang sedang tertidur.
"Yak!! Nesya-ya, ayo bangun! "
"Ck, iya iya aku bangun, kau mandi saja duluan." Aku terbangun sebentar untuk duduk dengan keadaan masih menutup kemudian kembali tertidur.
"Aish, gadis ini. AKU SUDAH MANDI, bodoh! Cepatlah siap-siap kita berangkat 30 menit lagi." Hani nampak kesal denganku
"Aish... Iya aku akan bersiap-siap." Terpaksa aku bangun dan bersiap.
Setelah 30 menit berlalu, aku dan Hani pergi ke tempat untuk penyelenggaraan MAMA, setelah tiba aku dan Hani pergi ke ruangan khusus untuk BTS, saat tiba ruangan nampak sudah ramai dengan para staff dan stylish namun para member BTS nyatanya belum tiba.
Aku duduk di salah satu kursi yang berada di pojok dan memainkan ponselku ranfom sedangkan Hani tengah asyik berbicara dengan para stylish entah apa yang mereka bicarakan aku tak peduli. Namun, tiba-tiba pintu terbuka, semua seketika hening namun aku tak mengalihkan perhatianku dari ponsel hingga ada yang menarik tanganku dengan paksa dan itu membuat semua orang heran serta terkejut.
Ternyata aku ditarik oleh lelaki yang selama ini aku hindari dan dibawa ke salah satu ruangan, ku kira itu seperti gudang penyimpanan barang.
Dia memijokkanku ke balik pintu dan menahan satu tangan di samping kepalaku, sontak aku terkejut dengan perlakuannya yang tiba-tiba begini."Yak! Apa maksud-.. " belum selesai aku bicara dia meletakkan telunjuknya di bibirku.
"Kau kemana saja? Kenapa nomormu tidak aktif? Kau tau ?aku nyaris gila merindukan dan mengkhawatirkanmu." Ada tatapan kekhawatiran dalam mata Jungkook.
"Aku mengganti nomorku, kenapa kau merindukanku? " aku berucap dengan kepala menunduk.
Jungkook menarik daguku untuk membuat atensiku terhadapnya, spontan aku menepisnya, namun cengkraman tangan jungkook di daguku begitu kuat, jujur aku takut dengan kondisi ini, jarak kami begitu dekat.
"Aku sudah mengatakannya kan? Aku mencintaimu Nesya, ini bukan lelucon, aku benar-benar mencintaimu." Tatapan mata Jungkook begitu dalam menusuk ke dalam mataku, aku tak kuat jika ditatap seperti itu oleh lelaki, aku takut, ingin menangis.
"Tapi ak-.. "
"Apapun alasanmu, aku tak menerima penolakan, mari kita berkencan. ~chup~."
Jungkook mengecup keningku dengan lancang"Plakk!!! " repleks aku menampar pipi sebelah kirinya.
"Brengsek!! Lancang sekali kau mengecup keningku, aku bukan wanita murahan yang bisa seenaknya kau sentuh, bukankah kau tau batasan-batasanku? Brengsek!! "
Aku membalikkan badan dan memutar kenop pintu, namun Jungkook menahan tanganku."Maaf Nesya, aku lepas kendali, ku mohon maafkan aku, aku begitu mencintaimu, kumohon maafkan aku."
"Lalu, dengan kau mencintaiku kau bisa seenaknya menyentuhku, hah? Kau sudah melecehkanku Jungkook, jika kau memang mencintaiku kau takkan melalukan itu." Tak ku sadari ternyata pipiku sudah berlumuran air mata.
"Kau tau Tuan Jeon, aku tidak ingin berkencan, kau dan aku berbeda, prinsipku, keyakinanku, gaya hidupku, semuanya berbeda denganmu, bukankah kau juga tau aku tidak ingin berkencan sebelum aku menikah. Aku memang penggemarmu tap-.. "
"AYO MENIKAH!!" Jungkook berteriak di depanku dan menatapku dengan tatapan memohon. Aku terkejut dan diam seribu bahasa.
"Kau pikir itu mudah? Kita berbeda Jungkook." Aku melepas cengkraman tangannya dengan paksa dan buru-buru pergi dari tempat tersebut.
.
.
To be continued...
Hi semua, akhirnya aku bisa nulis lagi, maaf untuk part ini aku nulisnya sedikit, karena aku juga curi-curi waktu disaat sibuk ujian, semoga kalian suka ya!!
Jangan lupa vote dan comment juga ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine From Southeast
FanfictionSeorang gadis muslim berhijab asal Indonesia yang bekerja sebagai perawat di negeri gingseng harus bertugas merawat idol favoritnya tetapi akibatnya malah membawanya kepada malapetaka yang rumit.