Hi semua... Akhirnya bisa update lagi setelah sekian lama aku hiatus hehe..
Aku mau minta maaf sebelumnya karena kemarin-kemarin aku beneran sibuk banget sama kuliah aku dan alhamdulillah sekarang sudah berkurang cuman tugasku makin banyak sih akibat kuliah online.Oh ya, kalian apa kabar? Semoga sehat selalu ya dan terhindar dari covid-19 yang sekarang lagi marak menyebar di dunia ini. Jadi, untuk menemani #dirumahaja kalian aku usahakan bakal update cerita ini. So, dukung terus cerita ini supaya aku makin semangat nulisnya.
.
.
.
.
.
.
Author POV
Sebulan setelah kejadian yang tak terduga itu terjadi kegiatan BTS mulai berkurang karena mendekati waktu selesainya kontrak mereka dengan agensi.
Jungkook menggunakan waktu luangnya untuk mempersiapkan tekadnya memilih keyakinan yang sama dengan Nesya. Jungkook belum memberitahu siapapun mengenai niatnya ini karena dia memerlukan banyak pertimbangan. Banyak sekali perdebatan batin yang dia alami, dia tidak ingin memilih hanya karena mencintai Nesya saja, ia memikirkan tentang kenyamanan, hidup dan komitmen akan keputusan yang ia ambil.Hubungan Jungkook dengan Nesya pun lambat laun makin membaik namun jika mengingat kejadian sewaktu di Jepang selalu membuat mereka canggung. Jungkook banyak bertanya mengenai keyakinan yang dijalani Nesya dan Nesya dengan senang hati memberikan pelajaran mengenai agama islam.
Waktu sebulan ini Jungkook manfaatkan dengan baik untuk mempertimbangkan itu hingga ia merasa yakin dengan apa yang akan dia jalani. Dia berencana akan mengabari kedua orangtuanya terlebih dahulu saat minggu depan dia pulang ke Busan, ia juga berencana akan membawa Nesya pergi bersamanya ke Busan.
Saat ini, dorm BTS begitu ramai karena pemberian vaksin dan vitamin secara rutin diberikan pada para member. Ini adalah kesempatan Jungkook untuk berbicara dengan Nesya sekaligus melepas rindu karena memang sebulan ini meski mereka tidak terlalu sibuk tetapi frekuensi bertemu mereka tidak banyak.
"Ouh.. Kalian sudah tiba, kalian tidak dengan manajer Lee Sejin? " Jimin yang membuka pintu dorm dan ternyata Hani dan Nesya yang akan memberi vaksin pada mereka.
"Manajer Lee nanti akan menyusul, dia harus ikut rapat dengan para staff teelebih dulu." Hani menjawab dengan ceria seperti biasanya.
"Hmm.. Baiklah ayo masuk, semuanya sudah menunggu."
Mereka masuk ke dorm dan Jimin juga membantu membawa keperluan yang dibawa oleh Nesya dan Hani.
"Wah... Kalian sudah datang, kalian akan menyuntik kami? Apakah kalian bisa menyuntikkan vaksin peninggi badan untuk Jimin juga? " Sontak semua tertawa dengan pernyataan Taehyung yang kini sedang dikejar oleh Jimin. Kekanakan memang tapi hal ini sangat menyenangkan.
Tiba-tiba Jungkook muncul dengan wajah bantal sepertinya dia baru terbangun dari tidurnya akibat keributan dari para hyungnya.
"Hwaaaa (menguap)... Aaaahh hyung kenapa kalian berisik sekali, aku baru tidur 3 jam." Jungkook berkata dengan keadaan setengah sadar karena matanya masih samar tertutup dan tanpa ia sadari Nesya menahan tawanya ketika melihan kelakuannya yang menggemaskan itu.
"Hey, apa kau lupa sekarang jadwal vaksin dan vitamin untuk kesehatan kita?"Hoseok menimpali Jungkook
"Aku tidak mau divaksin sekarang hyung nan-.. "
"Baiklah berarti kau bisa tidur lagi dan jika terkena pentakit akibat virus atau bakteri jangan merengek." Sontak Jungkook terkejut dan seketika sadar akibat perkataan Nesya yang mengejutkannya. Jungkook melebarkan mata dengan lucu menatap Nesya."Nesya? Sejak kapan kau di-... Yaaakk!! Kenapa tidak ada yang memberitahuku Nesya yang akan memberi vaksin?"
"Kenpa? Bukankah kau tak ingin ku vaksin? Kau takut ku suntik kan? " semua orang diruangan itu tertawa
"Aku berani, ini vaksin saja." ucap Jungkook dengan penuh keberanian."Hey Jungkoookie cuci dulu wajahmu itu dan juga sikat dulu gigimu, nafasmu bau sekali." ejek Seokjin
"YAAKK Hyung!! Nafasku ti-.. "
"Baiklah Nesya untukku saja karena dia pasti tak mau dengan lelaki bau. Iya kan Nesya? " Jimin melirik Neaya dengan sekali mengedipkan sebelah matanya serta senyum menggoda.
"Nde.. Aku-... " Nesya mengiyakan dan tersenyum ke arah Jimin bermaksud menggoda Jungkook namun ucapannya langsung dibantah Jungkook.
"TIDAAAKKKK. Nesya akan jadi milikku, tunggu aku akan wangi sebentar lagi." jungkook berlari ke kamar mandi dan semua orang tertawa dengan perilakunya.Ya, semua memeber memang belum mengetahui mengenai rencana Jungkook dengan Nesya teetapi semua sudah tau jika Jungkook mencintai Nesya tanpa diketahui staff agensi dan kejadian di hotel sudah Jungkook ceritakan jika dia tidak melakukannya dan itu melegakan untuk semua pihak.
~~~~~~~~~~~~~~~~SKIP~~~~~~~~~~~~~~~~
Hampir semua member telah divaksin dan sekarang tinggal giliran Jungkook yang terakhir karena ternyata dia sengaja mandi dan menata dirinya supaya terlihat tampan di depan Nesya dengan pakaian rumahannya yang casual.
"Jungkook-ssi giliranmu! "Hani berujar bermaksud agar Jungkook menghampirinya.
"Aku mau divaksin oleh Nesya."
"Nesya itu masih memberi vaksin pada Taehyung."
"Aku tunggu saja." ucap Jungkook keras kepala."Dasar anak ini, dengan Hani saja, vaksinnya juga sama." ocehan Taehyung yang jengah dengan perilakunya. Nesya hanya geleng kepala melihat itu sambil mengisi cairan vitamin yang akan diberikan setelah vaksin.
"Beda hyung, rasanya akan manis jika aku disuntik oleh Nesya." Jungkook berujar sambil melirik Nesya dan mengedipkan sebelah matanya."Sebaiknya nanti aku tidak perlu ditugaskan memberi vaksin pada kalian, ada anak kecil yang susah diberitahu." ucap Nesya sedikit mengejek saat dia menyuntikan cairan vitamin pada Taehyung.
"Cah.. Selesai, baiklah Jungkook-ssi giliranmu!"
"Nesya-ya susah kubilang panggil aku Jungkook-ah atau Oppa." semua irang hanya menggelengkan kepala dan mengabaikan dua orang manusia itu.
"Berisik."
"Ayolah panggil aku Jungkook-AHHH...!! Sakit.. Kenapa tida bilang akan menusukkan jarumnya."
"Makanya diam saat diberi tahu, segitu saja berteriak malulah pada otot dan tattomu itu." semua orang yang tak sengaja mendengar seketika tertawa dan mengejek Jungkook."Diam kalian semua, aku hanya terkejut saat jarum suntiknya menusukku."
"Alasan, bilang saja kau payah." Yoongi bersua mengejek
"YAAK hyung aku tid-AAHHHH kenapa menusukku lagi?" semua orang tertawa kembali.
"Aku ingin memberitahumu sebelumnya tapi kau mengoceh terus, maaf mengejutkan tapi kau berisik sekali."
"Aishh.. Kenapa kau lembut pada yang lain dan kasar padaku? " jungkook cemberut dengan menggemaskan dan itu tidak baik untuk jantung Nesya saat ini.
"Cahh.. Sudah selesai, teenyata kau payah tuan Jeon."
"AISH.. perawat macam apa kau ini? "
"Perawat masadepanmu. " Nesya berbisik dan sontak membuat telinga Jungkook merah.Saat Nesya akan beranjak, Jungkook menahannya lalu membawanya ke dapur.
"Jungkook-ssi lepaskan tanganku.""Aku ingin bicara." jungkook melepas tangan Nesya dari genggamannya
"Katakan. "
"Minggu depan ada waktu luang? "
"Hari Jum'at hingga Minggu kebetulan aku diberi jatah libur, kenapa? "
"Ayo pergi ke Busan bertemu keluargakau."
"Hah?! Tapi ak-.. "
"Aku sudah yakin, aku ingin meminta izin pada mereka, aku akan merubah keyakinanku supaya sama denganmu dan setelah itu ayo menikah." ucap Jungkook dengan penuh keseriusan. Nesya sempat terdiam menatap mata kelam Jungkook dan disana tak ada sedikitpun keraguan atas apa yang Jungkook ucapkan. Jantung Nesya bergemuruh dengan pernyataan Jungkook yang mengajaknya untuk serius. Keduanya hanya terdiam saling berpandangan untuk beberapa saat.
"Kalian akan menikah? " Keduanya terkejut dengan suara yang tiba-tiba muncul, mereka menoleh ke sumber suara dan ternyata itu Namjoon yang menatap dengan raut terkejut.
"Katakan apa aku tidak salah dengar? Kalian akan menikah?"To be Continued.....
Gimana ya respon member yang lain? kira-kira mereka direstuin gak sama orangtua Jungkook? Bakal dibantah juga gak ya sama pihak Agensi? Hayoooo pada penasaran kan?Makanya vote dan comment ya supaya aku lebih semangat buat nulisnya hehe...
See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine From Southeast
FanfictionSeorang gadis muslim berhijab asal Indonesia yang bekerja sebagai perawat di negeri gingseng harus bertugas merawat idol favoritnya tetapi akibatnya malah membawanya kepada malapetaka yang rumit.