Lembar 07.

761 99 11
                                    

Seokjin memasuki kediamannya dan bertegur sapa dengan Jaehyung yang kebetulan baru saja dari lantai dua bangunan megah tersebut.

"Sudah pulang?"

"Bagaimana dengan Sana?"

Keduanya berdiri berhadapan. Jaehyung menggeleng dan berucap, "dia sangat marah."

"Aku pun juga pasti marah jika di perlakukan seperti itu." balas Seokjin yang seakan menegaskan bahwa dia berada di pihak adiknya.

"Orang mana yang ingin bersama dengan mu selama 24 jama?" cibir Jaehyung.

"Ya ampun. Pria lajang yang sudah tua memang semakin sensitif."

"Sadarlah! Kau pun juga pria lajang yang sudah tua." balas Jaehyung dengan gaya bicaranya yang terdengar begitu santai.

"Setidaknya aku sudah memiliki wanita sebagai masa depan ku." acuh Seokjin yang segera melenggang pergi. Menyisakan Jaehyung dengan senyum tak percayanya.

"Arghhh....."

Keduanya tersentak oleh teriakan seorang pria dan mereka segera menjatuhkan pandangan mereka ke Paviliun belakang di mana sumber suara itu berasal, ada rasa heran sekaligus tak percaya di raut wajah keduanya. Seokjin pun perlahan berbalik, kembali berhadapan dengan Jaehyung dengan tatapan bertanya di saat Jaehyung justru tersenyum tak percaya.

"Suara siapa barusan?"

"Tanyakan pada adik mu. Sepertinya dia tidak melupakan bagaimana cara untuk menggigit orang."

Jaehyung berlalu dengan senyum lebarnya dan tampak terlihat menahan tawanya. Hal itu pun mendapatkan pertentangan dari Seokjin.

"Ya! Kau kira adik ku itu kucing?" lantangnya, namun hanya lambaian tangan Jaehyung lah yang menjawab tuntutannya. Dia pun kembali melanjutkan langkahnya untuk segera menuju kamarnya di saat Jaehyung sendiri justru berjalan ke arah belakang rumah.

Jaehyung kembali ke Pavilun belakang yang baru ia tinggalkan beberapa menit yang lalu. Dia membuka pintu dan segera masuk ke dalam tanpa terlihat terburu-buru.

"Apa yang sebenarnya dia lakukan?" gumaman yang terdengar begitu lirih dari arah dapur yang kemudian membimbing langkahnya untuk datang mendekat.

Dan senyum lebar itu kembali menghiasi wajahnya ketika ia menemukan anak asuh KQ yang baru satu hari bekerja di sana, kini tengah terduduk di salah satu kursi tepat di samping meja makan dengan bahu tegap yang sedikit menunduk dan sesekali mengibaskan tangannya.
Dia pun berjalan mendekati pemuda yang kini sibuk dengan tangan kirinya tersebut.

"Apa terjadi sesuatu?" tegurnya dan seketika membuat Taehyung menolehkan kepalanya dan segera berdiri.

"Tidak apa-apa, duduk saja. Bersikap santailah saat bersama ku, duduklah!" ujar Jaehyung dan Taehyung pun kembali duduk di saat ia sendiri memutuskan untuk tetap berdiri.

"Apa terjadi sesuatu? Teriakan mu tadi benar-benar mengejutkan."

Taehyung sekilas menundukkan kepalanya dan berujar, "Aku minta maaf, aku tidak bermaksud untuk mengejutkan."

"Tidak, tidak. Aku hanya bercanda, kenapa kau serius sekali?" ujar Jaehyung dengan tawa ringannya, guna melunturkan kecanggungan di sana.

"Apa dia menggigit mu?"

"Ye?"

Dahi Taehyung sedikit mengernyit, menampakkan sedikit keheranan. Dia pikir perkataan Jaehyung sebelumnya adalah sebuah lelucon, namun pertanyaan pria berkacamata itu kini seakan menegaskan bahwa Nona muda yang telah menjadi tanggung jawabnya tersebut memang sudah biasa menggigit orang.

[Blacklist] DEAR GOD [Kim Taehyung X Minatozaki Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang