Lembar 37.

310 73 18
                                    

Pagi itu Sana keluar dari paviliun dengan mengenakan gaun putih sepanjang lutut. Langkah wanita muda itu terhenti di teras ketika pandangannya bertemu dengan pandangan Taehyung yang saat itu menunggu di samping mobil.

Seperti semalam, Sana merasa ada yang aneh dengan tingkah laku Taehyung. Pemuda itu tiba-tiba bersikap baik padanya. Dan selama tinggal bersama Taehyung, Sana belum pernah mendapatkan perlakuan sebaik itu dari Taehyung. Ini adalah kali pertama baginya.

"Nona tidak akan pergi?" tegur Taehyung yang kemudian membukakan pintu kursi bagian belakang.

Sana kembali melangkah dan menghampiri Taehyung. Pandangan keduanya sempat bertemu sebelum Sana memasuki mobil dan Taehyung pun segera menyusul.

Pagi itu keduanya meninggalkan paviliun dengan suasana yang tenang, tak seperti biasanya. Sana sengaja mendiamkan Taehyung, menunggu berapa lama Taehyung bisa bersikap baik padanya. Bahkan Sana tak memberitahu Taehyung ke mana ia ingin pergi. Sana hanya duduk dengan tenang dan terkadang memperhatikan Taehyung yang tengah mengemudi. Setelah berkendara cukup jauh, Taehyung menepikan mobilnya meski Sana tak memintanya.

"Nona tunggulah di sini, aku akan segera kembali." Taehyung keluar dari mobil.

"Apa dia salah minum obat?" gumam Sana.

Meninggalkan Sana di mobil, Taehyung memasuki sebuah toko bunga dan langsung mendapatkan sambutan dari sang pemilik toko bunga.

"Selamat datang ... adakah yang bisa aku bantu, Tuan?"

"Aku mencari bunga untuk seseorang yang istimewa."

"Seseorang yang istimewa?" si pemilik toko tersenyum lebar dan menunjukkan pada Taehyung koleksi bunga di sana.

"Jika Tuan ingin bunga yang mengungkapkan perasaan Tuan, Tuan bisa memilih bunga ini."

Si pemilik toko menunjukkan beberapa buket bunga, di antaranya terdapat bunga mawar berwarna merah.

"Aku menginginkan bunga berwarna putih," ucap Taehyung.

"Ah, sebentar."

Si pemilik toko meninggalkan Taehyung. Sementara Taehyung lantas berkeliling sebentar di saat Sana mengawasinya dari dalam mobil.

"Apa dia memiliki janji dengan Yoo Yeonjoo? Dia bahkan tidak bertanya ke mana aku ingin pergi," gumam Sana, terdapat harapan yang sia-sia dalam nada bicaranya.

Seperti sikap Taehyung yang tiba-tiba berubah menjadi lebih baik. Tanpa Sana sadari bahwa dirinya pun juga berubah. Tak terlihat kesal seperti hari-hari sebelumnya, kali ini Sana terlihat lebih tulus. Namun terdapat kesedihan yang tersembunyi dalam sorot mata wanita muda itu.

Setelah lima belas menit berlalu, Taehyung kembali dengan membawa sebuket bunga yang cukup besar. Terlihat sangat cantik dan tentu saja hal itu berhasil menarik perhatian Sana. Taehyung masuk ke mobil dan menaruh bunga itu di kursi penumpang bagian depan. Ia lantas kembali memasang sabuk pengamannya dan bersiap untuk pergi.

"Apa aku pergi terlalu lama?" ucap Taehyung kemudian.

"Apa saja yang kau lakukan?" balas Sana. Ingin terlihat ketus seperti biasanya namun ternyata gagal karena rasa penasarannya.

Taehyung memandang Sana melalui spion. Alasannya pergi selama lima belas menit adalah karena ia sendiri yang memilih bunga-bunga itu yang semakin menegaskan bahwa yang akan menerima bunga itu adalah orang yang benar-benar istimewa.

"Kita pergi sekarang." Taehyung lantas menjalankan mobilnya. "Kita akan sampai dalam tiga puluh menit."

Sana memandang ke luar jendela dan bergumam, "jika ingin berkencan, kenapa harus mengajakku? Dia benar-benar menyebalkan."

Taehyung hanya sekilas memandang tanpa memberikan respon. Dan setelah tiga puluh menit yang dijanjikan telah habis, Taehyung menepikan mobilnya di area yang tampak hijau dan jauh dari perumahan.

Taehyung lebih dulu turun dari mobil, sementara Sana yang berada di dalam mobil tampak tertegun sekaligus bingung ketika ia mengenali tempat di mana mereka berada saat ini.

Taehyung mengambil bunga di kursi depan terlebih dulu sebelum membukakan pintu untuk Sana. Dan seketika Taehyung disambut oleh tatapan menyelidik Sana yang tampaknya belum ingin meninggalkan mobil.

Taehyung lantas menegur, "Nona tidak ingin keluar."

"Kenapa berhenti di sini?" tanya Sana.

"Bukankah Nona ingin datang kemari?"

"Aku tidak mengatakan bahwa ini tempatnya."

"Lalu, haruskah kita pergi?"

"Bicara omong kosong."

Dengan raut wajah yang tampak kaku, Sana lantas keluar dan memandang sekeliling sebelum berhadapan dengan Taehyung yang baru saja menutup pintu mobil. Namun Sana belum ingin berbicara.

"Nona tidak ingin pergi? Ayo."

Taehyung berjalan lebih dulu. Namun setelah beberapa langkah ia ambil, pemuda itu berhenti ketika tak merasakan kehadiran seseorang di belakangnya. Taehyung berbalik dan menemukan Sana yang masih berdiri di tempat sebelumnya.

Taehyung lantas menegur, "Nona tidak akan pergi?"

Sana menyahut dengan suara yang gugup entah karena apa, "k-ke mana?"

Taehyung melambaikan tangannya. Dan dengan ragu Sana kemudian menghampiri Taehyung. Keduanya lantas berjalan beriringan di jalanan menanjak yang diapit oleh pepohonan pendek yang tampak hijau. Bukanlah sebuah taman. Tempat yang mereka kunjungi saat ini adalah sebuah pemakaman. Dan Taehyung bisa merasakan bahwa Sana tampak ragu-ragu setelah sampai di tempat itu.

Taehyung memperlambat langkahnya hingga tercipta jarak antara keduanya. Dan dari jarak itulah Taehyung bisa memperhatikan gerak-gerik Sana yang terlihat kebingungan.

Sana melihat ke kanan dan kiri seakan mencoba untuk mengingat sesuatu yang sepertinya tidak terlalu ia ingat. Hingga kemudian langkah wanita muda itu terhenti ketika sebuah tangan meraih pergelangan tangannya. Sana sempat tersentak sebelum menemukan Taehyung lah yang telah menahan tangannya.

"Ke mana Nona ingin pergi?"

Sebelum Sana menjawab, Taehyung menyerahkan bunga di tangannya ke tangan Sana yang terbebas dan menarik tangan wanita muda itu dengan lembut untuk mengikuti langkahnya.

Meninggalkan jalanan beraspal, mereka melewati pepohonan dengan papan kayu yang menggantung di setiap pohon. Yang menunjukkan bahwa seseorang telah dimakamkan di sana. Hingga pada akhirnya Taehyung menemukan satu pohon yang ia cari.

Sana memandang papan kayu yang digantung pada pohon tersebut dan bertuliskan 'Han Sunghye beristirahat di sini'. Sana terlihat gugup ketika untuk kali pertama setelah waktu yang lama, pada akhirnya ia bisa mengunjungi makam ibunya di hari peringatan kematian sang ibu. Pandangan Sana perlahan terjatuh, dan genggaman tangan Taehyung pada tangannya terlepas dengan lembut.

Taehyung lantas berbicara dengan nada yang sopan, "Nyonya Han Sunghye, bagaimana perasaanmu pagi ini? Putrimu datang mengunjungimu."

Sana kemudian bergumam tanpa mengangkat wajahnya, "bagaimana ... bagaimana kau bisa tahu?"

Taehyung menjatuhkan pandangannya pada Sana dan berucap, "apakah Nona akan berbicara dengan orang lain ketika mengunjungi ibu Nona? Nyonya Sunghye sudah menunggu Nona sejak lama, nikmatilah waktu bersama kalian."

Taehyung kemudian meninggalkan Sana. Memberikan waktu bagi Sana untuk menyapa makam ibu gadis itu. Namun Taehyung tak pergi terlalu jauh.

Setelah Taehyung pergi, Sana mengangkat wajahnya dan memandang nama sang ibu yang tertulis di papan. Meski ia merasa terganggu karena sikap Taehyung yang mengetahui makam ibunya, Sana tidak bisa mengabaikan ucapan Taehyung sebelum pemuda itu pergi. Perlahan seulas senyum lantas terlihat di wajah Sana. Seulas senyum yang menunjukkan sebuah kesedihan.

"Sudah sangat lama sekali, bagaimana kabar Ibu? Ini aku ... putrimu, Kim Sana ..."

Selesai ditulis : 20.02.2021
Dipublikasikan : 27.02.2021

[Blacklist] DEAR GOD [Kim Taehyung X Minatozaki Sana]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang