Taehyung memasuki paviliun. Mengabaikan Sana yang duduk seperti orang linglung di ruang tamu dan bergegas ke kamarnya sendiri. Membuka pintu kamarnya, pandangan Taehyung segera menemukan sebuah buku yang tergeletak di lantai. Ia pun berjalan masuk, tak lupa menutup pintu sebelum melangkahkan kakinya menuju meja belajar.
Sekilas membungkuk, Taehyung mengambil bukunya dan sedikit tertegun ketika buku di meja belajarnya sedikit berantakan. Dahinya menunjukkan kerutan ketika ia sekilas memandang pintu masuk.
Dia bergumam, "apa yang dia lakukan di sini?"
Tak merasa menyembunyikan sesuatu yang penting di ruangan itu, Taehyung lebih memilih acuh dan segera mengambil pakaian ganti sebelum masuk ke kamar mandi tanpa peduli dengan keadaan Sana yang masih tetap duduk di kursi dengan tatapan seperti orang yang terguncang. Dan itu adalah imbas dari ia yang untuk kali pertama dalam hidupnya menaiki motor, terlebih dengan jarak yang cukup jauh.
Dalam hati, Sana mengutuk Taehyung. Terlebih ketika orang itu justru menaikkan kecepatan ketika ia menyuruh untuk berhenti. Sana menghela napas dengan punggung yang terjatuh pada sandaran sofa—sepertinya dia baru sadar dari lamunannya. Namun masih bisa ia rasakan kakinya yang terasa lemas.
Dia lantas bergumam dengan penuh penekanan, "berani-beraninya orang itu memperlakukanku seperti ini. Jika aku tidak bisa berjalan lagi, bagaimana?"
Sana memijat keningnya dan saat itu Jaehyung datang dengan senyuman manis seperti biasa yang justru membuat Sana menatap curiga pada pria itu.
"Kau baru pulang?"
"Keluar, keluar ... jangan bicara apa-apa, keluarlah dari rumahku," ucap Sana tanpa minat, seakan ia yang sudah mengetahui tujuan Jaehyung datang ke sana.
Bukannya menurut, Jaehyung justru duduk berseberangan dengan Sana dan memandang ke sekeliling untuk beberapa waktu. "Di mana Kim Taehyung?"
"Mana aku tahu, memangnya aku ibunya?"
Senyum Jaehyung melebar. "Dia membawamu pulang dengan mengendarai motornya?"
"Apa itu rencanamu?"
"Untuk apa aku merencakan hal seperti itu? Jangan bicara sembarangan."
"Katakan padanya untuk tidak lagi membawa benda seperti itu. Aku bahkan hampir mati karena hal itu."
Dari belakang Taehyung datang dengan hanya mengenakan kemeja putih sebagai atasan.
Jaehyung kemudian berucap, "katakan sendiri saja padanya."
Sana menegakkan tubuhnya dan segera menolehkan wajahnya. Mendapati Taehyung yang kemudian berdiri di sampingnya tanpa rasa bersalah. Keduanya bertemu pandang. Taehyung yang acuh dan Sana yang terlihat kesal hingga suara Jaehyung berhasil menarik perhatian mereka.
"Bagaimana keadaanmu?"
"Tidak baik," ketus Sana.
"Aku tidak bertanya padamu, aku bertanya pada Kepala Keamanan Kim."
Sana kembali menyandarkan punggungnya dengan tangan bersedekap dan juga lutut yang tertumpuk.
Taehyung lantas menyahut, "aku sudah merasa lebih baik."
"Kau harus menjaga pola makanmu. Jika sampai parah, bisa saja membahayakan kesehatanmu."
Taehyung tersenyum canggung. "Mungkin aku harus mengurangi konsumsi Ramyeon-ku."
"Itu harus. Selama ada makanan lain, kenapa harus memakan Ramyeon?"
Kekesalan Sana berkurang. Diam-diam mencuri pandang pada Taehyung. Rasa bersalah kembali menyeruak meski hanya sedikit ketika ia mengingat kembali bahwa selama ini dia jarang sekali melihat Taehyung makan, terlebih saat mereka berada di Kampus. Dan sekalinya melihat Taehyung makan, pemuda itu pasti makan Ramyeon. Bahkan ia melihat ada banyak stock Ramyeon di dapur. Ia sempat berpikir bahwa mungkin saja Taehyung adalah manusia Ramyeon yang tidak bisa hidup tanpa Ramyeon. Namun sepertinya anggapan itu salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Blacklist] DEAR GOD [Kim Taehyung X Minatozaki Sana]
AkčníKim Taehyung, pemuda 27 tahun yang berambisi untuk menghancurkan Kim Jaejoong demi membalaskan dendam atas kematian ayah nya. Kehilangan seluruh anggota keluarga nya dan di keluarkan dari Universitas, membuat nya harus bisa menghidupi dan menent...