Pagi ini SMK Taruna Bangsa gempar. Semalam, kata satpam sekolah ada sosok perempuan berjalan di koridor kelas duabelas mengenakan gaun dengan rambut pirang pucat dan membawa payung. Mirip noni Belanda. Yang membuat ngeri adalah kata satpam sekolah....
WAJAHNYA RATA!!!!
Berita ini langsung menyebar ke seantero sekolah secepat kilat. Semua orang membicarakannya, mulai dari guru, siswa pegawai TU, sampai bu kantin dan tukang kebun. Kelas 12 Ak 3 juga gak mau ketinggalan, mereka dari tadi grasak grusuk sibuk membicarakan Si Noni. Pak Henri yang harusnya mengisi kelas masih sibuk mengurus tesisnya. Jadilah mereka jamkos dan ngumpul dimeja Tessa bercerita soal Si Noni. Kenapa di meja Tessa? Karena katanya Tessa bisa liat yang 'begituan'.
"Emang bisa ya hantu bule nyasar di sekolah kita?" tanya Adam.
"Ya mungkin dia mati waktu zaman perang kali, makanya arwahnya disini" Sakti menjawab sekenanya.
"Tapi kenapa dia keliarannya di koridor kelas duabelas sih, bikin gue parno aja kalo mau ke kamar mandi" ucap Arsya
"Lah parno kenapa Sya?" tanya Maya
"Takutlah, entar kalo dia ngintipin gue gimana?"
"Lah buset, mana doyan dia ngintipin elo" Gita langsung menyemprot.
"Lah kali aja, manusia aja pada naksir ama gue, apalagi makhluk halus"
"Yeee pede lo"
Teman temannya ramai ramai menjitak kepala Arsya,membuat mengaduh.
"Woy udah woy sakit!""Tapi tadi gue ketemu bu Jaitun katanya gak boleh ngomongin itu, nanti dia nya marah" Gebi dengan kepolosannya bercerita.
"Halah, bu Jaitun tuh takut sama hal begituan, makanya dia gak mau kita ngomongin" Fenom menyangkal.
"Masa si Nom, lo tau dari mana?"
"Yaelah Fan, si Fenom mah jangankan info tentang bu Jaitun, tentang mbak Mus aja dia tau"
Fenom mengibas ngibaskan rambut nya sombong, membuat Gita memutar bola mata malas.
"Lo udah pernah liat Tess? Zee menatap Tessa yang dari tadi cuma menyimak tanpa ikut nimbrung.
Tessa cuma tersenyum tidak menjawab.
"Kayak gitu gak boleh dijawab Je, nanti ilmunya ilang" ujar Lintang ngaco.
Yang dengan goblok nya ditanggapi Zee serius. "Emang iya ya?"
"He'eh" Lintang menjawab penuh keyakinan.
"Emang iya Tess?"
"Pe'ak si Je, mau aja dibohongin Lintang"
Bibir Zee mengerucut, kesel udah diboongin Lintang.
"Well gue emang kadang kadang liat"
Perhatian mereka semua langsung terpusat pada Tessa. Yang tadinya duduk lesehan di lantai langsung bangkit ikut menyimak.
"Kalo gue ke kamar mandi kadang ketemu dia di gudang lantai 3, kadang juga ngikutin gue ke kamar mandi, duduk di wastafel"
Sintia memekik kecil lalu menutup mulutnya "omaygat jadi kalo gue ke kamar mandi, ada dia dong"
"Makanya Sin gak usah keseringan ngaca di kamar mandi"
Sintia melirik Arsya sinis. Dia juga sering kali ngaca di kamar mandi.
"Enggak mesti kok Sin, suka suka dia aja. Kadang juga ada di gudang Farmasi lantai 2, kadang di lab RPL kadang duduk deket ring basket, kadang di lapangan indoor yang suka buat taekwondo, ya basing dia deh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Zendaya [SELESAI]
Teen Fiction[BELUM REVISI] Bagi Zee, Irham itu nggak lebih dari sekedar ketua Osis bucin nan melankolis yang suka sok sangar waktu razia. Cowok aneh yang terus-terusan ngasih Zee tatapan menghujat, saat Zee dijemur di lapangan sambil makan permen karet. Sement...