Bagian Duapuluh

10 2 0
                                    

"Kayaknya persiapan elo deh ya Ra yang paling riweh," ujar Zee pelan. Dagnya ia topang dengan kedua tangan yang bertumpu di atas meja kantin. Matanya lekat memperhatikan Neira yang masih menghafal berbagai macam obat-obatan disela kegiatan makannya. Zee jadi parno sendiri, khawatir siomay yang Neira makan jadi ikut berasa obat.

"Lumayanlah Zee, lo tau kan farmasi ribetnya kayak apa." Neira menghembuskan napasnya lelah.

Zee terkekeh pelan. "Lo sih, gegayaan ngambil farmasi segala." Ia mengambil infused water milik Neira dan menenggak isinya. "Kan waktu itu gue ajakin ngambil akuntansi aja."

Neira mendengus mendengar penuturan Zee. "Sama aja. Akuntansi juga ribet."

"Yee, mana ada jurusan yang nggak ribet. Jurusan rebahan noh nggak ribet!"

Neira menusuk siomaynya dan memasukkan ke dalam mulut sekaligus. Pipinya yang sedikit chubby seketika menggembung. "Kalo ada, gue akan milih masuk jurusan itu Zee, seriusan aja."

"Sayangnya nggak ada Ra."

Neira kembali mengulang hafalannya. Sementara Zee, bukannya membuka modul LKS malah cekikikan membaca novel Babi Ngesotnya Raditya Dika. Hanya ada mereka berdua di kantin. Kontingen LKS yang lain sedang jajan KFC di seberang sekolah.

Tadinya Zee mau ikut beli KFC, tapi melihat Neira sedang duduk di kantin sambil komat-kamit macam dukun, membuat Zee menghentikan langkahnya dan memilih berbelok ke kantin untuk menemani Neira. LKS tinggal besok, itu sebabnya mereka memperketat jadwal bimbingan belajar. Lawan mereka nanti bukan hanya dari SMK yang ada di kota Bandung, tapi se-Jawa Barat.

Bu Zarah sendiri sebagai Kajur akuntansi memberikan Zee begitu banyak tumpukan transaksi yang harus ia kerjakan. Bu Zarah ingin, ketika LKS nanti, Zee sudah hafal di luar kepala mengenai letak pencatatan laporan keuangan. Terutama laporan Cash Flow yang lumayan sulit jika tidak dipahami dengan baik. Bu Zarah juga ingin Zee mengerjakan program MYOB dengan baik di LKS nanti. Jangan sampai ada tanda tanya pada Transaction Review ataupun Tax Exception Review saat di tekan pilihan Run Review kata Bu Zarah, kesalahan semacam itu bisa mengurangi nilai dan membuatnya kalah. Zee si manggut-manggut saja ketika Bu Zarah bicara seperti itu. Kepalanya serasa mau meledak.

Anehnya, ketika masa tegang seperti ini, Zee bukannya belajar malah membaca buku yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan akuntansi dan lomba LKS besok. Hal itu membuat Neira mengernyit heran.

"Lo nggak belajar Zee?"

"Nanti—aww." Zee memukul tangan Irham yang jahil sekali menjitak kepalanya.

"Zee kok belajar, malesan dia mah."

Jawaban itu bukan keluar dari mulut Irham ataupun Zee. Jawaban itu justru dilontarkan Elang yang sekarang dengan santainya makan ayam KFC jatah Zee.

"Ih diem ya lo Lang. Sok tau bener!" ujar Zee galak. "Mana ayam gue?"

Irham menunjuk menggunakan dagu. Mengarah pada ayam yang kulitnya sedan dicemili Elang pakai saos.

Mata Zee membulat saat tau ayamnya diembat Elang. Tanpa babibu, ia ambil karton yang ada di depan wajah Elang. Plus dengan saos yang posisinya sedang Elang pegang. Padahal Elang baru saja ingin menuangkan saos ke atas kulit krispi ayam KFC. Wajah Elang seketika cengo.

"Lo tuh ya! Udah makan di tempat juga masih ngembat punya gue. Kalo kurang itu beli sendiri jangan ngembat punya orang laen!!" ujar Zee pedas. Sementara Elang cuma nyengir tanpa dosa.

"Lo tadi udah ngabisin siomay seporsi Zee. Punya gue aja masih nih." Neira menatap Zee keheranan. Gadis itu sudah menghabiskan seporsi siomay, dan sekarang masih makan ayam juga? Astagaa itu perut apa karung muat banyak bener.

Bubble Gum Zendaya [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang