Dekorasi Vhis Fest SMK Taruna membuat siapapun yang melihatnya berdecak kagum. Konsep yang di usung juga lain dari biasanya. SMK Taruna kali ini mengusung tema no plastic for save world . Penghentian penggunaan plastik dan segala macam tentang itu memang tak mudah dilakukan. Tapi pada ajang seperti inilah mereka bisa memaksimalkan kampanye diet plastik. Karena pada acara semacam ini biasanya penggunaan plastik dilakukan besar-besaran.
Panitia Vhis Fest SMK Taruna juga sudah mengumumkan jika mereka tidak menyediakan minuman kemasan apapun untuk pengunjung dan peserta. Mereka harus membawa tumbler sendiri dan bisa mengisi ulang tumbler pada galon yang di sediakan hampir tiap sudut tempat. Untuk peserta basar pun di larang menggunakan plastik untuk membungkus makanannya. Mereka harus memakai mangkuk untuk makanan dan cangkir untuk minuman. Benar-benar konsep yang beda dari biasanya.
"Gilee, nggak sia-sia gue izin Prakerin buat ngeliat acara dengan konsep begini." Bagas berdecak kagum. Dia sampai bolos Prakerin demi datang pada perhelatan acara SMK se- Bandung ini.
Tentunya Bagas tidak datang sendirian karena pasti bersama Zee. Yang sekarang menatapnya dengan mata menyipit. Yang sesekali beralih ke arah lain menatap gadis-gadis yang curi pandang pada Bagas.
Bagas yang hari ini mengenakan kemeja putih bergaris hitam horizontal yang di padukan dengan celana jeans warna hitam dan di lengkapi dengan sepatu converse warna hitam. Di tambah dengan rambut yang tertata rapi berkat bantuan pomade rambut. Membuatnya terlihat seperti model untuk sampul majalah perempuan. Tak heran jika banyak gadis --terutama dari sekolah lain--mencuri pandang padanya.
Sementara Zee sendiri hanya mengenakan terusan berwarna peach dan sepatu converse warna putih, serta tas selempang yang senada dengan warna bajunya. Jepit mutiara yang disematkan di rambut yang biasanya dibiarkan jatuh menutupi telinga dan make up tipis yang disapukan di wajahnya juga membuat gadis itu lebih nampak feminim dari biasanya.
Dia berdandan seperti ini saja lamanya dua jam sendiri. Sampai Bagas sudah dua kali makan. Tadinya, Sahila bahkan kukuh ingin menyuruh Zee untuk memakai kardigan agar makin terlihat eye catching namun ditolak mentah-mentah dengan alasan yang menurut Sahila nggak masuk akal.
Katanya, kayak umbul-umbul jalan.
"Gas, jajan yuk," ujar Zee, setelah beberapa menit memandangi dekorasi Vhis Fest.
"Nanti si, baru juga sampe." Bagas kembali merapikan tatanan rambutnya.
Zee mengernyit kesal, melihat Bagas yang sejak sampai di sini sudah membenarkan tatanan rambut sampai tiga kali.
"Lo tuh ngapain si ? Benerin rambut mulu, kayak mau konser aja."Bagas hanya menoleh sekilas dan mengangkat sebelah alisnya. "Lo tuh sirik aja kalo gue ganteng."
Zee lagi-lagi mengernyit dengan wajah muak. "Ganteng ap--"
"Kak Bagas boleh minta fotbar di photobox nggak?"
Ucapan Zee terpotong dengan kehadiran seorang gadis manis berambut ikal yang bicara pada Bagas dengan wajah malu-malu.
"Boleh." Bagas tersenyum, menampilkan lesung pipit di pipi kirinya.
Zee menatap gadis di depannya yang hampir tak berkedip menatap Bagas.
Bagas sendiri berbalik dan menyeringai pada Zee. Seolah menunjukkan jika dia emang ganteng bukan sok ganteng. Nyatanya dua gadis di depannya sampai tak berkedip, hanya disenyumi sedikit. Meskipun malas dan merasa agak aneh, harus Zee akui jika hari ini penampilan Bagas memang kece abis. Tanpa harus tebar-tebar pesona pun pesonanya sudah tersebar sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bubble Gum Zendaya [SELESAI]
Fiksi Remaja[BELUM REVISI] Bagi Zee, Irham itu nggak lebih dari sekedar ketua Osis bucin nan melankolis yang suka sok sangar waktu razia. Cowok aneh yang terus-terusan ngasih Zee tatapan menghujat, saat Zee dijemur di lapangan sambil makan permen karet. Sement...