Bagian Sepuluh

27 8 0
                                    

Tampak dari kejauhan, perempuan berambut sebahu dan mengenakan jaket warna ungu duduk dikursi taman pinggir lapangan basket. Tangannya menggenggam sebotol air minum kemasan yang masih tersegel rapi. Matanya menatap segerombolan anak yang tengah bermain basket.

Jika dilihat sekilas, mungkin dia kelihatan kayak cewek idaman banget. Yang mau nungguin pacar atau gebetannya maen basket siang siang begini. Tapi coba liat lebih dekat lagi, dari jarak semeter pun udah keliatan. Dia bukannya ikhlas duduk dan nungguin salah satu pemain basket dilapangan itu, semuanya penuh keterpaksaan. Bisa dilihat dari bibirnya yang cemberut dan muka tertekuk.

Yupsss seratus buat kalian yang nebak itu Zee.

Zee membuka botol air minum yang dia bawa lantas meneguk isinya. Bodo amat  yang punya bakal misuh misuh karena isinya tinggal setengah, Zee haus banget.

Siapa yang ngira itu untuk Bagas?

Well, kalian gak seratus persen salah karena emang sebenernya itu minum punya Bagas, dia nitip eh malah diminum sama Zee.

Zee lantas duduk bersila diatas kursi. Satu menit terakhir dia sudah ganti posisi duduk tiga kali, mulai dari selonjoran, senderan, sampai barusan bersila, untung belum jadi rebahan di kursi.Matanya mengedar kepenjuru sekolah yang sudah mulai sepi. Satu kata yang mewakili semuanya. Bosan.

Harusnya dia sudah pulang dari setengah jam yang lalu, tapi gara gara Bagas dia malah nyungsep disini. Sendirian kayak anak ilang.

Tadinya, selepas pulang sekolah Zee mau mampir dulu ke toko buku, beli Novel yang kemarin dia baca dirumah Fani kemudian mampir ke Happy Ice Cream baru deh pulang kerumah. Tapi semuanya tinggal rencana, karna gara gara Bagas semuanya gatot!!

Iya emang Bagas yang paling bersalah disini.

"Woy!!!"

"Setan ya lo!!" Zee mengumpat keras keras saat ada yang mengagetkannya dari belakang. Untung jantungnya gak lompat.

"Gue Irham Btw" Irham melompat duduk disamping Zee yang mendengus jengkel.

"Nungguin apa?"

Zee menunjuk ke arah lapangan dengan dagunya.
"Tuh nungguin si monyet"

Irham terkekeh mendengar celetukan asal Zee.

"Lo ngapain masih disekolah?" Zee balik bertanya, harusnya Irham pulang setengah jam yang lalu.

"Tadi nemuin pak Hidayat dulu, biasalah ngomongin soal LKS"

Mendengar soal LKS, Zee jadi kepikiran tugas tugas menumpuk yang diberikan bu Zarah kemarin. Dan harus banget di kumpul besok.
Hadehhhh.

Irham yang sadar ada yang berubah dari raut wajah Zee spontan bertanya "lo kenapa Zen?"

Zee menghela napas lelah, "cuma pusing aja, tugas gue jadi banyak banget semenjak ikut LKS, gue gak punya waktu sendiri lagi"

"Ya itu resiko, kita harus siap ngorbanin waktu berharga kita demi dapet yang lebih berharga. Menang di LKS kali ini"

"Sampe sekarang gue masih bingung, kenapa gue yang dipilih, ada Fani yang lebih rajin, ada Gusti yang kayak cucunya einstein.... Aishhh pusing gue"

"Ya emang takdirnya elo yang kepilih, sekolah ngirim elo karna sekolah tau, elo bisa dan punya potensi buat menang"

Zee kembali menghela napas, mendung menyelimuti wajahnya.

Irham bangkit dari kursi dan menyampirkan tas dipundak. Membuat Zee mendongak, "mau pulang Ham?"

"Iya, yuk pulang. Daripada lo nunggu Bagas disini sampe kering"

Bubble Gum Zendaya [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang