7th : badmood

3K 62 0
                                    


————— Happy reading all🧚🏻‍♀️—————

Ranielle mengurung dirinya dikamar seharian dan tidak lupa menguncinya. Ia sedang tidak mood karena tadi. Sorenya ia berniat untuk berendam dikolam renangnya. Bibi Ginna sedang pulang kampung entah kapan balik kesini.

Ranielle mendapat pesan line sama Natha kalau dia sedang berada dirumah temannya hingga malam dan berniat pulang sebentar mengambil baju untuk menginap dirumah temannya itu.

Sedangkan Rossa? Sepertinya ia berencana pergi kerumah Nenek di luar kota. Tidak lupa diantar sopir perusahaan bokap. Rossa memang menyukai dan menghabiskan hari liburnya dirumah nenek. Karena nenek selalu berdua dengan bibi yang menjaga diri nenek.

Triple kill untuk Ranielle. Ia bakal menghabiskan satu hari kedepan dengan 'om mesum' itu. Dah sudahlah.. Ranielle tak peduli itu.

Ranielle mengganti pakaian menjadi hotpants dan kaos lengan pendek berwarna putih. Rambutnya ia biarkan tergerai. Untung saja kakinya sudah lumayan membaik. Perlahan-lahan ia keluar dari kamar. Dan menuruni tangga pelan-pelan agar tidak menimbulkan suara. Rumahnya terasa sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan. Ia tidak melihat sosok 'om mesum' itu. Syukurlah.

Ia pergi keruangan kolam renang. Menyalakan lampu redup diseluruh penjuru kolam renang dan tidak lupa lampu yang ada  didalam air juga. Ia menyalakan speaker agar kolam renang tidak terlalu sunyi. Ranielle menceburkan kedua kakinya hingga seluruh tubuhnya masuk kedalam air. Perlahan tapi pasti ia menyelam, sebelumnya ia menarik napas panjang-panjang.

Ia memejamkan mata seraya memikirkan hal-hal sebelumnya dan kedepannya. Sosok 'om mesum' itu membuka pintu ruang kolam renang perlahan tanpa diketahui Ranielle yang sedang berada didalam air. Karena suara keras dari speaker, Ranielle benar-benar menghayati lagu didalam air walau suara musiknya tidak terlalu jelas saat berada didalam air.

Sosok 'om mesum' itu berdiri dengan tangan menyilang didepan dada, ia berada diujung ruangan dimana gelap dan tidak kelihatan sama sekali. Memperhatikan seksama jika Ranielle nanti keluar dari air.

Blub..
"Hah..." nafas Ranielle tersengal seraya membersihkan matanya dari air yang tersisa dan membenarkan rambutnya.

Demi apa, Ranielle benar-benar tidak sadar  sosok yang berada diujung ruangan gelap. Dan parahnya. Baju yang Ranielle pakai sangat pendek dan sekarang pun menyusut hingga atas pinggang. Ranielle mengatur tataan rambutnya membuat perut mulus langsing miliknya makin terlihat walau tidak terlalu tinggi.

"Jangan melebihi batas itu, Ranielle" ucapan seseorang itu membuat Ranielle kaget dan bulu kuduk nya langsung berdiri.

"Siapa!" Ranielle mencari seluruh penjuru ruangan. Nihil.

"Siapa lagi?"

"Hmhh-_- sekalian aja aku lepas semuanya"

Sosok pak Evan akhirnya menampakkan diri. Matanya menyorot tajam mata Ranielle.

"Buka aja. Silahkan kok" ucap pak Evan santai.

"Beneran nih?"

"Iya silahkan aja kok"

"Yaudah.." kedua tangan Ranielle dengan gencar menarik ujung baju nya hingga seatas dada. Untung pak Evan langsung mendekat dan dengan cepat menahan setengah baju yang sudah Ranielle tarik.

"Lah. Katanya silahkan aja kok"

Tangan pak Evan yang awalnya menahan menjadi melemah, hingga tangannya melepas genggaman dibaju Ranielle.

"Lanjutin"

Liat saja sejauh apa kamu bisa bertahan.

Dan benar. Baju pendek yang Ranielle pakai kini terjatuh keatas lantai kolam renang. Untungnya Ranielle masih memakai bra. Tangan Ranielle menarik hotpants nya hingga kini, ia hanya memakai celana dalam dan bra.

Kaki jenjang, kulit putih, rambut sepinggang yang kini basah. Perut mulus langsing jadi nilai plus untuk Ranielle. Sementara pak Evan hanya memandang Ranielle sebelah mata. Meninggalkan diri Ranielle yang sedang menghadap kearah nya.

Shit.

••••
Ranielle beranjak keluar dari kamar mandi. Ia sudah menyelesaikan mandi kilatnya. Ia memakai baju kaos panjang seatas lutut dan hotpants. Karena baju-baju piyama nya masih belum kering.

Malam sudah menyelimuti hari. Besok adalah hari minggu. Karena malam ini malam minggu, Ranielle berniat makan malam dan setelah itu menonton film diruang tengah hingga tertidur.

Ranielle menuruni tangga perlahan. Ia berjalan kearah dapur dimana sudah ada pak Evan yang sedang memasak. Ranielle tidak ingin mengganggu. Ia hanya duduk dikursi makan dan menunggu pak Evan selesai.

Dimeja makan. Pak Evan sudah menaruh beberapa piring yang berisikan beberapa makanan yang terlihat menggiurkan lidah Ranielle.

Ada spagetthi carbonara, telur yang sudah di potong, nasi, rumput laut, sosis kentang dan chicken nugget. Itu makanan kesukaan nya Ranielle. Bagaimana pak Evan tau?

Entahlah. Yang terpenting ia harus mengisi perutnya yang keroncongan akibat berendam dan menyelam. Pak Evan pun ikut duduk berseberangan dengan kursi Ranielle. Ada yang kurang...

Kecap dan tomat!

Ranielle ingin mengambil itu dilaci atas lemari dapur. Ia pun berjingkit mencari dan menggapai sebotol kecap tetapi ia belum menemukan tomat.

Saat Ranielle berjingkit tadi, baju kaos panjang nya tertarik keatas mengikuti alur tubuh Ranielle, membuat hotpants yang terbentuk bokong bulat sempurna Ranielle nampak.

Pipi pak Evan langsung memerah dan mengedar pandangan ke arah lain sekira agar ia tidak melihat yang tidak harusnya ia lihat.

"Nah ketemu" ucap Ranielle gembira. Ia melangkah kearah meja makan dengan menenteng dua botol berisi kecap dan tomat.

Pak Evan sudah menyiapkan sendok, garpu dan tentunya lengkap. Mereka sudah menempati kursi masing-masing. Ranielle menggapai piring spagetthi carbonara yang sudah ia targetkan dari awal.

"Slrup.. hmm.. enak!" Sontak membuat pak Evan kagum karena hasil masakannya enak.

Ranielle menghabiskan spagetthi carbonara hingga tidak tersisa sedikitpun. Pak Evan hanya memakan makanan di mangkuk berukuran sedang. Sepertinya ia menginginkan itu saja.

"Bapak cobain ini! Enak banget" ucap Ranielle sambil menggenggam sendok berisi sosis dan kentang.

"Enggak. Saya lagi diet"

Lelaki diet? ..udah bodygoal gitu..

"Ooh.."

Setelah mereka menyelesaikan makan malam yang sangat mengenyangkan. Ranielle membasuh piring dan gelas. Mungkin ia berpikir bahwa ia sudah beberapa kali merepotkan pak Evan.

Bahu tangan kanannya mengusap gatal di kening nya karena terkena anak rambut. Pak Evan yang melihat itu langsung mendekat dan mengikat rambut Ranielle dengan sela-sela jari tangannya sampai Ranielle selesai karena ikat rambut Ranielle mungkin ada dikamar.

Selama beberapa menit.. Ranielle yang membelakangi pak Evan berdegup degup kencang. Ia lupa harusnya ia membawa ikat rambut itu dipergelangan tangannya.

"Sudah.." ucap Ranielle sambil mengibas pelan kedua tangannya yang basah.

"Sebentar" lalu pak Evan mengambil kain lap bersih didekat dapur.

•••
"Aku mau nonton film.. ikut?" Tanya Ranielle membuat pak Evan bertanya-tanya didalam hati.

"Anggap aja ini gantinya bantuin aku"

Lalu pak Evan mengangguk.





Jangan lupa : 1. Follow
2.Vote
3. Komen

Tiga" nya ga pake bayaran kok😚

—ur fav author, Allettha☄️

My Sweet(est) TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang