Dengan langkah tergesa Steffi menyusuri lorong sekolah. Gadis itu bahkan sudah berlari saat melihat jam yang melingkar manis ditangannya.
Pukul 07.00, artinya dia terlambat. Damn. Gadis itu cemas, biasanya Pak Danu--guru biologi-- sudah di kelas. Huh, bisa-bisa ia kena hukuman karena terlambat masuk kelas.
Brukk
"Aduh, kaki gue," keluh Steffi saat dirinya terjatuh karena menginjak tali sepatunya sendiri. Untung saja dirinya sudah berada di depan kelas sekarang.
"Kamu jatuh?" tanya seseorang yang kini tengah memperhatikan Steffi.
Steffi mendongakkan kepalanya, melihat siapa orang yang bertanya padanya dan setelah itu ia mendengus kesal.
"Udah tau nanya," ketus gadis itu yang dibalas kekehan seseorang itu.
Kemudian, saat Steffi mencoba untuk berdiri ia hampir saja terjatuh lagi. Untung saja seseorang itu dengan sigap menangkap Steffi.
"Untung ada aku," ucap seseorang itu dengan bangga.
Seseorang itu kemudian berjongkok dan membetulkan tali sepatu Steffi yang belum terikat dengan benar. Hal itu tentu saja membuat pipi gadis itu bersemu.
"Iqbaal, malu," ujar Steffi saat ada orang yang melihatnya dengan Iqbaal.
Iqbaal tersenyum manis lalu berdiri. Cowok itu mengelus pipi Steffi yang sudah seperti tomat itu.
"Lucu."
Steffi langsung saja menyubit lengan Iqbaal dengan keras, membuat cowok itu mengeluh kesakitan.
"Sakit tau, beb," keluh Iqbaal memegang lengannya.
"Bodo a--"
"Kalian ngapain di sini?" tanya suara bass itu yang berhasil membuat Steffi ataupun Iqbaal mengalihkan pandangannya.
"Eh, Pak Danu," sapa Iqbaal, cengengesan.
Pak Danu yang sedang mengajar keluar dari kelas karena mendengar ada suara bising di luar. Ternyata benar ada dua siswanya yang entah sedang apa, tentu saja Pak Danu tidak tahu.
"Saya tanya itu dijawab," ujar Pak Danu.
"I.. iyaa Pak. Maaf Pak, tadi saya jatuh dan Iqbaal nolongin saya," jelas Steffi dengan menundukkan kepalanya.
"Terus kamu tidak apa-apa?" tanya Pak Danu formal.
"Kakinya keseleo, pak." Bukan Steffi yang menjawab melainkan Iqbaal.
Steffi hanya terdiam, tak mau membantah ucapan Iqbaal.
"Ya sudah, lebih baik kamu ke UKS, Steffi."
"Baik, Pak. Terima kasih."
"Yuk," ajak Iqbaal menggandeng Steffi.
"Eh Iqbaal, kamu mau ke mana?" tanya Pak Danu pada Iqbaal.
"Nganterin Steffi, pak."
"Alasan. Cepat masuk kelas!"
"Lah pak, kaki Steffi kan keseleo. Mana bisa jalan sendiri," elak Iqbaal, membuat Pak Danu menepuk jidatnya.
"Saya lupa, ya sudah kamu antar dulu Steffi. Setelah itu kembali ke kelas."
"Iya Pak kalau inget," ujar Iqbaal jahil.
"Iqbaal kamu--"
Iqbaal tak mendengarkan ucapan gurunya, dengan secepat kilat, ia sudah membawa Steffi pergi dari hadapan Pak Danu. Membuat guru biologi itu menggelengkan kepala, lalu masuk lagi ke dalam kelas.
***
6 Oktober 2019

KAMU SEDANG MEMBACA
My Spoiled Boyfriend | IDR | On Hold
Fanfiction"Iqbaal makan sendiri dong." Steffi berujar dengan kesal. "Nggak mau, tangan aku kan lagi sakit," ucap Iqbaal dengan nada manjanya. Steffi berdecak kesal. Lalu dengan terpaksa ia menyuapi kekasihnya, lagi. Sedikit kasar memang karena ia sengaja meme...