Jiho menikmati hidupnya beberapa minggu ini, dirinya sangat menanti waktu malam segera tiba agar bisa segera kembali bekerja di cafe milik Mimi dan Sanggyun " The Kim's cafe" setiap harinya. Tempat itu benar-benar menjadi tempat penghibur tersendiri bagi Jiho. Bisa bergerak kesana-kemari, bertemu banyak orang, dan kembali menghirup bau kehidupan. dan Untuk pertama kalinya gadis bermarga Kim itu tidak memikirkan bagaimana cara bunuh diri seperti beberapa bulan lalu.
" Gue pulang dulu ya Ji," ucap Mimi.
" Iya kak, hati-hati ya,"
Tak lama setelah Mimi dan Sanggyun keluar dari cafe, seorang pelanggan yang sangat sering bahkan hampir setiap hari setiap jam sebelas malam memasuki cafe.
" Seperti biasanya," Ucap si pelanggan,
Jiho mengangguk dan segera mencatat pesanan, si pelanggan menyerahkan lembaran uang won seperti biasa.
Malam ini laki-laki itu tampak lebih berantakan.
apakah dia sedang dimarahi bosnya?
apa kerjanya kurang bagus hari ini?
atau jangan-jangan laki-laki itu di pecat?
Jiho tidak boleh berpikiran negatif, tapi kasihan seklai jika laki-laki itu benar-benar di pecat dari pekerjaannya. Jiho bergidik membayangkan kehidupannya di Jepang saat menjadi pengangguran beberapa bulan lalu.
Laki-laki itu mungkin sepantara dengan Jiho, tentu saja Jiho merasa melihat cerminan dirinya sekarang.
Tengah malam telah lewat, dan laki-laki itu terlihat semakin berantakan. Jiho membawa nampan berisi dua gelas jus strawberry dan setoples makanan ringan menuju meja si pelanggan.
Ditaruhnya nampan di meja itu,
" aku harap kau tidak keberatan dengan segelas jus strawberry?" Jiho mengarahkan jus strawberry itu kearah si pelanggan.
" tidak, tentu saja tidak." pelanggan itu membuang napas dengan kasar sehingga Jiho dapat mendengarnya meskipun diirnya sedang memandang kearah luar cafe.
" Hidup tidak selalu menyenangkan bukan?" Jiho meminum jus strawberrynya sedikit tanpa mengalihkan pandangannya.
Si pelanggan mengernyit mendengar perkataan perempuan di depannya.
" Sepertinya anda butuh cerita, saya bisa mendengarkan tapi saya tidak yakin bisa memberi solusi," kini Jiho menatap lawan bicaranya sebagai bentuk kesopanan.
" lalu kenpaa saya harus bercerita pada orang asing seperti anda?" si pelanggan balik bertanya.
" Ada kalanya kita hanya butuh di dengar, bukan mendengar komentar sok bijak," Jiho kembali menyeruput minumannya.
" ah, untuk minumannya tidak perlu bayar kok, dan tentu tidak saya racun kalau anda mungkin.. yah curiga atau apapun," tambah Jiho segera.
Si pelanggan terlihat menimbang-nimbang perkataan Jiho, dan pada akhirnya mengambil gelas jusnya dan meminumnya.
" lihat? aku tidak mencoba meracunimu tuan," Jiho ikut meminum kembali jusnya.
" Jadi, ada yang perlu aku dengar?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Goodbye ✓
Romance" Jadi, ada yang perlu aku dengar?"-Kim Jiho " Terima kasih,"- Jung Jaehyun