" Jadi, ada yang perlu aku dengar?"
Mungkin Jaehyun memang butuh seseorang yang bisa mendengarkan ceritanya. Setelah mengambil nafas dalam-dalam, Jaehyun mulai bercerita.
Mulai dari bagaimana tunangannya ternyata berselingkuh dengan sahabatnya sendiri bahkan ternyata selama ini tunangannya sedang mengandung bayi dari sahabatnya itu, dilanjutkan dengan perdebatan yang tak ada henti-hentinya di ruamhnya. Keluarganya yang mendadak tidak harmonis, kakaknya yang terancam bercerai, tekanan dari bosnya di tempat kerja, semuanya. Jaehyun menumpahkan semua keluh kesahnya malam itu.
Meskipun tidak percaya pada awalnya, tapi ternyata pelayan perempuan bername tag " Kim" itu benar-benar mendnegar kisah Jaehyun tanpa memotongnya sedikitpun.
" Aku selesai," ucap Jaehyun di ujung cerita.
" Tak apa jika anda ingin mena-" Jaehyun menggeleng, tidak, Jaheyun memang tidak ingin menangis. Dia hanya perlu meluapkan kekesalannya.
" Terima kasih," Ucap Jaehyun sambil tersenyum untuk pertama kalinya semenjak kembali ke Korea.
Perempuan Kim itu juga balas tersenyum dan kembali meneguk habis jus nya.
" Bisa menemaniku mengerjakan berkas-berkasku?" Tanya Jaehyun memecahkan keheningan yang mendadak.
Perempuan di hadapannya mengangguk. Tentu tak masalah, lewat tengah malam seperti ini paling ahnya satu dua orang saja yang mampir ke cafe.
Suara bel apartemen membangunkan Jaehyun siang itu, diliriknya jam nya diatas nakas yang menunjukkan pukul 11 siang.
Kapan terakhir kali Jaehyun tidur senyenyak ini?
Dengan rambut yang masih berantakan, Jaehyun berjalan membuka pintu apartemennya. Disana berdiri wanita paruh baya menenteng tas belanja dengan berbagai bahan mentah di dalamnya.
" Mama?" Tumben sekali mamanya mendatangi apartemennya.
Jaehyun berpikiran pasti mamamnya itu ada keinginan terselubung.
Mama Jung memeluk anak laki-lakinya itu, lalu melangkah masuk.
" Kamu mau Mama masakin apa?" Jaehyun mengernyitkan keningnya.
" Terserah Mama aja," Jawab Jaehyun sekenanya.
Sekali lagi Jaehyun masih memikirkan angin apa yang membuat Mamanya bersikap baik padanya.
" Yerin gak jadi cerai," perkataan Mama Jung menarik atensi Jaehyun yang sedari tadi tak peduli pada apa yang dilakukan Mamanya.
" Kak Yerin?" Mama Jung mengangguk tanpa memandang Jaehyun.
" Mama kesini mau ngabarin kamu itu soalnya hp kamu gak aktif, udah lama juga kan Mama gak main kesini,"
Halah, peduli apa sih Mama Jung sama Jaehyun selama ini. Tapi tak bisa di pungkiri kalo Jaehyun ikut seneng kalo kakak perempuannya itu gak jadi cerai.
" Kamu masih suka udang kan Jef? Mama bikinin tempura udang ya,"
Ternyata Mama Jung masih inget kesukaan Jaehyun juga. Jaehyun kira Mama Jung cuma inget sama uang. Iya, Mama Jung matre. Dan itu fakta.
Jaehyun diem-diem balik ke kamarnya, hp nya segera di aktifin lagi. Dan benar ada banyak pesan dari Kak Yerin, Mama Jung, sampe Papa Jung juga. Benar-benar hal tak terduga.
Kak Yerin
DEK!!
KAKAK GAK JADI CERAI. TAEHYUNG CABUT GUGATANNYA
dek
dek
dek
bales kakak dek, kakak seneng banget. Kakak kangen kamu.
Jeffry
Selamat ya kak. Jeffry ikut seneng.
Kak Yerin
kakak kepikiran lho, kamu balesnya lama
minggu depan kakak main ke apartemen kamu.
read
" Jef, ayo turun kita makan bareng!" Teriak Mama Jung dari dapur.
Kali ini Tuhan lagi berpihak sama Jaehyun sepertinya.
" Iya, Ma,"
author's note :
makasih buat semua pembaca Hello, Goodbye. Mungkin yang baca masih sedikit sih, tapi ngelihat perkembangan pembaca di work ini rasanya seneng banget. terutama yang udah mau ngasih vote nya. padahal cerita ini mah masih jauh dari kata sempurna, masih banyak typonya, masih acak-acakan lah pokoknya.
sekali lagi terima kasih untuk kalian semua :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Goodbye ✓
Romance" Jadi, ada yang perlu aku dengar?"-Kim Jiho " Terima kasih,"- Jung Jaehyun