Sore menjelang petang itu angin berhembus cukup kencang, membuat rambut Jiho yang kebetulan tidak dikuncir itu menutupi wajahnya. Membuat Jaehyun reflek merapikan rambut Jiho." eh,"
" Maaf," Ucap Jaehyun yang tersadar.
" Gue gak bermaksud," Jaehyun menutup mulutnya," maaf lagi,"
" Gak apa-apa," Jaehyun kembali menatap hamparan laut dan matahari yang mulai terbenam.
Jiho sesekali memandang Jaehyun secara diam-diam, rambut laki-laki itu juga berantakan dimainkan oleh angin pantai. Jiho akui laki-laki bermarga Jung itu tampan, sangat tampan malah. Kulitnya yang bersih, hidungnya yang mancung ditambah rambut yang berantakan seperti sekarang ini. Mungkin Tuhan sedang sangat bahagia waktu menciptakan laki-laki ini.
" Ayo kita makan," ajak Jaehyun sambil menoleh kearah Jiho yanga ada disebelahnya. Jiho mengangguk.
Jiho hampir saja menabrak Jaehyun yang berada di depannya karena laki-laki itu berhenti mendadak.
" Eh, kenapa?" Tanya Jiho
Jaehyun mengulurkan tangannya, " Jung Jaehyun,"
Jiho mengernyitkan dahinya.
" Nama gue Jung Jaehyun, dan gue harap kita bisa bicara lebih nyaman mulai sekarang," Ucap Jaehyun sambil tersenyum.
" Kim Jiho," Jiho membalas uluran tangan Jaehyun untuk berjabat tangan. Tak lupa dengan sebuah senyuman menghias wajah Jiho dengan sinar keemasan dari sunset menjadi latar belakangnya.
Harus Jaehyun akui, Jiho sudah menarik perhatian Jaehyun sejak pertama kali mereka bertemu di cafe malam itu. Perempuan bermarga Kim itu seolah memiliki gravitasi yang membuat Jaehyun ingin sellau berada di sekitar perempuan itu.
Selepas makan malam, Jaehyun dan Jiho gak langsung kembali ke kota. Mereka lagi duduk di atas kap mobil masih sambil menikmati langit malam meskipun angin semakin kencang.
" Kakak gue gak jadi cerai," Ucap Jaehyun memulai pembicaraan.
Jiho yang denger kaget sekaligus senang.
" Ini semua berkat lo, Ji," Jaehyun menoleh kearah Jiho.
" Hidup gue rasanya kembali normal semenjak ketemu lo, semenjak lo ngajuin diri buat dengerin keluh kesah gue, Gue bener-bener berterima kasih," tambah Jaehyun.
" Gue gak ngelakuin apa-apa kok," ucap Jiho, karena Jiho merasa dia emang gak ngelakuin apa-apa.
" Lain kali, lo juga boleh cerita ke gue, gue akan selalu siap," Sebuah cairan bening mendadak lolos dari mata Jiho tanpa gadis itu sadari.
" Lho, kok lo nangis sih," Jaehyun mengusap air mata Jiho yang membuat tangis Jiho semakin pecah.
Sudah lama rasanya sejak ada yang peduli pada Jiho selain Mina, Kak Mimi, dan Kak Sanggyun. Sudah lama juga rasanya Jiho tidak menangis, karena Jiho pikir air matanya sudah kering saking seringnya dia menangisi malam-malam penuh penderitaanya di Jepang.
Jaehyun memberanikan diri memeluk Jiho, mencoba menenangkan perempuan bermarga Kim itu.
" Makasih udah peduli sama gue ya Jae," Ucap Jiho di sela tangisnya.
Jiho mau menangis sepuasnya malam ini, Jiho mau menjadi perempuan paling rapuh malam ini, Jiho mau menuangkan segala rasa sedihnya malam ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Goodbye ✓
Romance" Jadi, ada yang perlu aku dengar?"-Kim Jiho " Terima kasih,"- Jung Jaehyun