3. Penelitian

6.5K 334 18
                                    

Ternyata mereka benar-benar bisa akrab. Sungguh Ayu tidak menyangka. Satria yang pecicilan bisa membuat Salju yang pendiam merasa terkoneksi. Sang senior makin diperhatikan jadi makin terlihat cantik. Setelah beberapa pekan barulah ia sadar, salju telah mencair, musim semi pun terbit di wajahnya. Gadis yang terkenal jutek itu, jauh lebih banyak tersenyum kini.

"Proposalku disetujui, Yu!" Salju datang ke kamar Ayu dengan semringah.

"Alhamdulillah! Tentang apa, Ni?"

"Pola Komunikasi Senior-Yunior di Akmil."

Rahang Ayu jatuh seketika. Bisa-bisanya Salju menemukan cara agar mendapatkan kesempatan lebih banyak berinteraksi dengan Satria. Kalau rekanita lain mengetahui judul skripsi ini, mereka pasti akan berbondong-bondong masuk Psikologi.

"Jadi, aku mau minta tolong." Wajah Salju menampilkan ekspresi memelas nan samar.

Ayu menahan napas, berharap tebakannya salah.

"Kalo nanti aku butuh ngambil data ke Akmil, kamu temenin aku, ya?"

Jiah! Tebakannya 100% benar!

Jadilah, Ayu pun berperan sebagai asisten peneliti dalam penelitian Salju. Dia menemani sang senior mulai dari mengajukan surat hingga melakukan observasi dan wawancara di lingkungan Akmil. Setidaknya dibutuhkan empat kali bolak-balik Yogya-Magelang selama pengurusan penelitian ini. Dua kali untuk pengurusan surat-surat, kemudian dua kali lagi untuk pengambilan data.

Awalnya mereka didampingi oleh Komandan Resimen Korps Taruna tapi tentu saja Satria tak akan rela kesempatannya berinteraksi lebih lama dengan Salju direbut adik tingkat. Saat itulah pertama kali hubungan senior-yunior didemonstrasikan di hadapan kedua peneliti itu. Atas permintaan Satria, sang Mantan Danmen tahun lalu, tugas pendampingan tersebut pun diambil alih dengan mulus oleh duo sahabat tak terpisahkan, Satria dan Samudera.

Pendelegasian tugas ini dimaksudkan agar para taruna tingkat IV yang juga sedang menyelesaikan tugas akhir dapat saling belajar dengan para mahasiswa peneliti dari universitas negeri. Demikian alasan yang tertuang dalam laporan resmi. Ayu sampai sakit perut menahan tawa begitu tahu betapa cerdasnya para taruna ini berkilah.

Selama penelitian, duo sahabat itu seperti telah bersepakat untuk membagi dua kelompok penelitian. Satria menjadi pendamping Salju selama observasi serta wawancara taruna tingkat I dan III. Sementara Samudera mendampingi Ayu mengambil data dari taruna tingkat II dan IV.

"Biar efektif dan efisien, kita memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada secara maksimal," demikian Satria berargumen.

"Gimana, Yu?" Salju minta pendapat. Keraguan terpampang jelas di wajahnya. Pembagian yang diusulkan Satria akan membuat mereka pergi terpisah berduaan saja dengan lawan jenis. Sesuatu yang sangat ia hindari.

Ayu melirik Satria yang menatap dengan pandangan penuh intimidasi. Matanya seolah berkata, bilang iya!

Samudera tetap seperti biasa, tatapannya nyaris tanpa ekspresi. Meski dalam hati ia pun berharap Ayu mengiyakan tanpa banyak bertanya. Namun, bagaimana pun, dia bukan orang yang suka memilihkan jalan bagi orang lain.

Pipi Ayu menggembung karena dongkol. Ditambah kesal karena ternyata dia terlalu sayang pada abangnya itu. "Oke, deh," kali ini ia setuju tanpa embel-embel pizza atau pun es cendol.

***

"Emang seberapa suka, sih, Bang Sat sama Uni?" tanya Ayu pada Samudera ketika mereka menunggu kedatangan tim Satria di Kantin Sumartal. Pengambilan data dua hari berturut-turut telah selesai. Hari ini mereka akan kembali ke Yogya sebelum matahari terbenam.

(Gak Mau) Jadi Istri Tentara (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang