Hampir satu hari sudah, Aretha berada diperusahaan terbesar dikota ini. Dimana setiap lulusan terbaik berharap untuk diterima kerja didalamnya
Tapi bukan untuk Aretha Prianka, gadis yang tak tau apa apa tentang perusahann inipun mengira kalau semua orang bisa dengan mudahnya masuk dan bekerja diperusahaan ini
"Retha, kamu sudah selesai belom" tanya salah satu wanita yang tak lain adalah Airin, atasannya di bidang marketing
"eh... Ini dikit lagi selesai kok, kenapa emangnya bu?"
"Ada yang bisa saya bantu?" tawarnya sambil menunjukan senyum ramah di wajahnya
"oh ya sudah. Kalo butuh apa apa, bilang aja yaa, saya mau ke ruangan mr. Baker dulu" ucap perempuan yang kira kira berumur 40 tahunan itu
"baik bu"
Setelah melakukan percakapan singkat tadi, wanita itu langsung berjalan meninggalkan Retha yang masih sibuk menatap datar layar yang ada didepannya.
Jujur saja. Sebenarnya ia tidak terlalu paham tentang pekerjaan ini. Semua tugas yang diberikan bu Airin pun, ia kerjakan dengan ragu ragu
Entah karna baru pertama kali bekerja atau mungkin pekerjaanya tidak sesuai dengan jurusannya?. Entahlah Aretha benar benar dubuat pusing oleh tulisan tulisan yang ada didepannya sekarang
Jari jari yang yang sedari tadi ia gunakan untuk mengetik, kini ia dekatkan ke arah wajahnya dan menutupi seluruh permukannya. Berusaha memejamkan kedua mata guna menetralkan kembali pikirannya
Tapi belom sempat lima menit matanya terpejam, tiba tiba terdengar suara berat dibelakangnya
"apa yang sedang anda lakukan?" tanya pria berkemeja hitam itu dari arah belakang
Sontak Retha langsung menurunkan tangannya dan memutar badannya ke arah suara itu berasal
Sebenarnya ia tau suara siapa itu. Suara yang sangat familiar ditelingannya. Tapi ia mau meyakinkan kalau suara itu bukan berasal dari orang yang tadi pagi melontarkan kata kata pedas padannya
Degg.. Benar saja. Orang yang berdiri dibelakangnya itu adalah Asca
Tanpa sadar, ia langsung tersenyum lebar dengan tatapan mengarah pada pria itu. Kini kepenatan yang ada diotaknya tadi tiba tiba hilang dan digantikan menjadi rasa senang yang ada didalam hatinya
Tapi beda halnya dengan Asca, ia sama sekali tidak membalas senyuman wanita yang ada didepannya. Ia hanya membalas dengan tatapan datar
Merasa sadar akan tatapan Asca. Ia menjadi ingat, bahwa sekarang Asca adalah atasannya, dan apakah ia pantas melakukan hal tadi pada Asca?
Tanpa pikir panjang, ia langsung mengubah ekspresinya dan meninggalkan bekas senyuman dikedua pipinya
"apakah tugas anda sudah selesai?" tanya Asca sambil mendekat ke arah komputernya
"sedikit lagi" jawab gadis itu menahan rasa gugupnya
Sesaat Asca menatapnya dengan tatapan intens dan beralih menuju layar komputer yang berada di atas meja kerja Retha
Saat itu juga, Asca langsung meletakan tangannya diatas meja yang menyebabkan tubuh Retha diapit oleh badan kekarnya yang saat ini dilapisi oleh kemeja hitam
Rasa senang dan degdegan kini terasa jelas didalam hatinya. Entah rasa senang atas perlakuan Asca saat ini. Atau rasa degdegan karna perbuatan Asca kemaren padannya. Entahlah semua itu jelas tergambar didalam hatinya
Deg.... Nafas Retha memburu saat menyadari bahwa wajah Asca tepat berada disampingnya. Ia dapat dengan jelas merasakan hembusan nafas hangat dari pria itu
Tatapannya yang hanya fokus pada layar komputer, membuatnya sedikit lega karna setidaknya ia tidak menatapnya seperti kemaren kemaren
Bagaimana tidak, tatapan yang selalu diberikan kepadannya, seperti tatapan elang yang siap menerkam musuhnya. Tak ada senyum yang mengiasi wajahnya, tak ada garis keramahan yang terukir di wajahnya dan Baginya Itu semua sudah menjadi ciri khas Asca sekarang
Sadar akan lamunan Retha dan dilihat oleh banyak pasang mata, membuat Asca langsung menjauhkan wajahnya dari wajah gadis yang sedang menatap kosong layar komputer
Hkmm "anda mengerti tidak, tugas yang anda kerjakan ini" tanyannya sambil membenarkan kemeja hitamnya
Kata kata itu mampu menyadarkan Retha dari lamunannya dan segera sadar akan pria yang sekarang berdiri didepannya
"iyaa" jawab Retha disertai anggukan ragu dari wajahnya
Asca yang saat itu berdiri tidak jauh dari bangkunya, nampak menatap Retha dengan tatapan geram, dan tidak mempedulikan pasang mata yang sedang memperhatikannya
Laki laki itu terus menerus mentapnya dengan tatapan yang tidak berubah. Hingga akhirnya ia mengalihkan pandangannya dan mencari sosok Airin yang berada diruangannya
Yap ruangan VIP yang hanya dibatasi oleh kaca, memudahkan pria itu untuk memanggil atasan dibidang marketing ini
"Airinn" panggil Asca dengan nada datar
Tak butuh waktu lama. Wanita yang diapanggilnya pun segera datang dan langsung berdiri dihadapan pria berkemeja hitam itu
"ada apa pak?" tanyanya bingung
Anehhh, gak biasanya bos kesini. Dumel Airin dalam hati
"anda lihat ini..." ucapnya sambil menunjukan arah tatapan mata ke komputer milik Aretha
"anda tidak kasih tau dia haa.. Anda liat, semua yang dia kerjakan. Salah semuaa!!!" ucapnya dengan nada tinggi
Sontak Airin dibuat kaget oleh nada bicara Asca barusan.
"saya tidak mau tau.... Besok anak ini harus sudah bisa mengerjakan semua tugas marketing yang saya berikan" ucapnya sekali lagi sambil mentap Retha sekilas
Airin yang saat itu masih terkejut atas nada bicara Asca, hanya bisa menundukan kepalannya sambil menjawab pertannyaan Asca dengan singkat
"baikk pak"
"good" ucap lelaki itu dan langsung pergi meninggalkan Airin tanpa mempedulikan tatapan mata disekelilingnya
Disisi lain, Retha yang melihat kejadian itu langsung geram dibuatnya, baginya ini terlalu berlebihan, dan tak sepantasnya atasanya memperlakukan bawahannya seperti ini didepan orang banyak
"hmm sirrr..." cicit Retha sambil mengejar langkah Pria didepannya
"ada apa" jawabnya santai sambil terus berjalan dengan arah tatapan yang sama sekali tidak menoleh ke arah gadis disampingnya
"bisa saya bicara dengan anda sebentar?"
Sekilas, pria berkemeja hitam itu melirik gadis yang sedang susah payah menyamakan langkah dengannya "apa"
"kalau boleh saya berpendapat, seharusnya Anda tidak bersikap seperti tadi pada bu Airin di depan orang banyak" ucap Retha dengan nafas yang ter engah engah
Saat sudah mau memasuki ruangannya. Tiba tiba langkah pria itu berhenti bersamaan saat Retha selesai mengucapkan kalimatnya
Dan benar saja, Pria itu langsung menatap tajam ke arah Retha
"punya hak apa anda berbicara seperti ini pada saya?" ucapnya datar dengan tatapan tajam yang tak luput dari matanya
Tak ada jawaban dari Retha. Lagi lagi gadis itu dibuat membisu oleh ucapan Asca barusan
Tapi kalau difikir fikir, ada benar nya juga ucapan pria itu. Toh sekarang ia hanya bekerja dengannya dan bukan siapa siapanya lagi
"Miris" satu kata untuk hatinya saat ini
Stagahhh...stagahh... Kengennya dirikoh pada dunia orange ini...😍
Salam cintah hangat koh untuk kalian😊😘
KAMU SEDANG MEMBACA
BOSS X BOYFRIEND
RomanceBercerita tentang perjalan kisah dua orang berbeda gender yang pernah memulai kisah cinta sebelumnya dan dipertemukan kembali oleh waktu. Tapi tidak semuanya berjalan dengan lancar. Karna keaadan lah yang memaksakan mereka memulainya dari awal Akank...