Part 11

5.7K 636 10
                                    

Haejin mengerjapkan matanya, kepalanya berdenyut nyeri, pandangannya buram namun dia masih bisa mengenali siapa yang sedang berdiri dengan angkuh di depannya

Dengan pakaian serba hitam, menggunakan topi dan masker khasnya, sedang sibuk menggunakan sarung tangan karet hingga tercipta bunyi berdecit antara kulit dan sarung tangan itu

"Yoongi-ssi..." suara Haejin serak, dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya yang seakan-akan lumpuh hingga dia membiarkan Yoongi menginjak perutnya cukup keras

Hal terakhir yang diingatnya adalah saat ada seseorang yang memukul kepalanya dengan keras hingga semuanya gelap dan dia terbangun dengan kondisi mengenaskan

Tepat setelah Jungkook dan Taehyung meninggalkan toko itu pukul 7 malam

Dia berakhir dengan tergeletak di lantai dan tidak bisa melakukan apapun seperti sekarang

"Haejin-ssi, Haejin-ssi, Haejin-ssi, aigo padahal sudah kuperingati, tapi kenapa kau melanggarnya? Kakek tua renta sepertimu ternyata memiliki keberanian yang cukup tinggi" Yoongi memeriksa isi peluru dari pistol jarak dekat yang dipegangnya

Penuh

"Apa...maksudmu?"

"Kau pasti tahu maksudku kakek tua, jangan pura-pura bodoh!!"

Haejin tidak menjawab, dia meringis menahan sakit karna tekanan di perutnya semakin berat, Yoongi semakin menekankan kakinya pada perut Haejin

Perasaan mual dan sakit bercampur aduk menjadi satu, ditambah dengan kepalanya yang masih sakit, entah Yoongi memukulnya dengan apa hingga membuat dia begitu tak berdaya

"Apa yang kau katakan pada bocah bernama Jungkook itu?" Yoongi berbisik tepat di telinga Haejin dengan suara berat yang membuat Haejin merinding

"Katakan padaku brengsek!!" Yoongi memukul kening Haejin dengan pistolnya hingga terlihat darah sedar keluar dari sana

Haejin masih bungkam dan itu membuat Yoongi frustasi

Yoongi berjalan menjauh dari Haejin lalu menghembuskan nafasnya kasar, dia melihat nampan yang diatasnya terdapat dua cangkir, teko teh dan sebuah piring yang sudah kosong

Masih sama seperti saat terakhir kali Jungkook terlihat disana

"Sebenarnya aku sangat benci dengan pekerjaan ini, aku lebih memilih berada di rumah dan tidur, kenapa kau membiarkanku melakukan ini? Semua karnamu Haejin!!"

Haejin berusaha mengambil sebuah obeng besar yang terletak di bawah etalase tempatnya menyimpan koleksi jam antiknya dengan seluruh tenaga yang dimilikinya selagi Yoongi menghadap kearah lain

Memeriksa apakah ada cctv yang terpasang disana

Sepertinya keberuntungan sedang memihak padanya karna dia tidak menemukan satupun cctv, walaupun ada, para polisi juga tidak akan mengenalinya karna Yoongi sudah dalam keadaan yang benar-benar siap untuk menghabisi nyawa sesorang

Dia sudah sangat ahli dalam hal ini, sudah berkali-kali lolos dari kejaran polisi

"Tadinya aku ingin berkunjung dan meminta bantuanmu untuk mencarikanku identitas dari pria yang bersama dengan Jungkook, tapi saat aku melihat Jungkook dan pria itu keluar dari tokomu aku jadi resah hingga akhirnya aku merubah pikiran"

Sedikit lagi Haejin hampir meraihnya namun Yoongi menendang lengannya hingga dia gagal meraih obeng itu dan dia hanya mendapatkan rasa sakit di lengannya karna ulah Yoongi

"Aigo hahaha" Yoongi tertawa melihat Haejin yang berusaha mengambil sesuatu di bawah etalase

"Kau licik sekali kakek tua. Aku tidak percaya, padahal selama ini aku selalu mempercayaimu, kupikir kau juga mempercayaiku, sayang sekali"

Yoongi menempelkan mulut pistolnya tepat di kening Haejin, "pertanyaan terakhirku padamu, kau harus menjawabnya dengan benar jika kau ingin mati dengan damai dan pergi ke surga"

"Aku...tidak akan pernah menjawab pertanyaan itu"

"Jawablah Haejin!!! Siapa nama pria yang pergi bersama Jungkook?!! Cepat katakan padaku!!" Yoongi menampar pipi Haejin dengan pistolnya, dia sudah sangat gemas ingin menarik pelatuk itu tepat di kening Haejin

"Ani-ya!"

"Keras kepala sekali kakek tua bangka ini, baiklah jika kau tidak mau memberitahuku, aku malas berdebat denganmu...mari kubantu kau menuju neraka dengan cepat Haejin-ssi"

Yoongi kembali menempelkan mulut pistolnya tepat di dahi Haejin, "semoga perjalananmu damai"

Dor

##

Jungkook menatap keluar dari balkon yang ada di kamarnya

Angin malam menerbangkan rambut coklatnya dengan indah, dia mengusap belakang lehernya, merasa frustasi karna tidak bisa tidur padahal malam sudah semakin larut

Bisa terlihat matanya yang sudah mulai lelah dan memerah namun dia tetap terjaga

Dan itu membuatnya benar-benar frustasi, baru kali ini dia tidak bisa tidur seperti ini, biasanya dia akan melupakan masalahnya begitu dia meminum alkohol

Namun ini berbeda, dia tidak bisa meluoakannya bahkan setelah menegak hampir sebotol champagne

Kata-kata Haejin selalu terngiang di kepalanya, dia terus memikirkan Taehyung yang menghilang

Entah besok, lusa atau kapanpun itu memang bisa saja terjadi mengingat bahwa Taehyung adalah pria polos yang akan mengikuti kemauannya tanoa tahu itu bahaya atau tidak

Jungkook tahu pasti ada yang mengetahui keberadaan Taehyung selain keluarganya jika Haejin mengatakan itu

"Bagaimana jika dia hilang besok pagi?"

Jungkook menepuk-nepuk dadanya yang berubah menjadi sangat sesak saat memikirkan Taehyung tidak ada di rumah saat dia pulang kuliah atau dia menghilang saat Jungkook sedang menoleh kearah lain

Semua bisa saja terjadi

Jungkook melihat kunci yang diberikan kakeknya, dia selalu membawa kunci itu kemanapun, dia mengalungkannya di lehernya agar tidak hilang

Dia tahu bahwa kunci itu suatu hari akan berguna, dia bahkan hampir lupa menanyakan itu pada Taehyung

Jungkook berjalan keluar dari kamarnya, dia membuka pintu kamar di sebelah pintu kamarnya

Jungkook bisa melihat Taehyung sedang tertidur dengan sangat damai dengan piyama coklat dan memeluk boneka kelinci besar berwarna putih yang baru saja dibelinya setelah pulang dari tempat Haejin

Jungkook mendekati Taehyung perlahan, duduk tepat di depannya hingga wajah mereka berhadapan, Jungkook dapat merasakan hembusan nafas hangat Taehyung disana

Dia mengusap rambut tebal Taehyung sangat pelan agar tidak membangunkannya

"Taehyung-a..." Jungkook berbisik dengan suara yang sangat lirih dengan mata yang berkaca-kaca

"Kau sudah berjanji tidak akan pergi meninggalkanku 'kan? Bisakah kau menepati janji itu? Perasaanku sangat resah karna terus memikirkanmu" Jungkook mengusap pipi halus Taehyung

Merasakan panas tubuh Taehyung ditangan dinginnya, pipinya sangat halus seperti bayi, Jungkook baru mengetahui itu

"Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika kau pergi, aku bahkan tidak bisa memikirkannya..."

Setetes air mata jatuh membasahi pipi Jungkook

Jungkook sudah terlalu menyayangi Taehyung, dia sudah melewati banyak hal bersama walaupun terkadang Taehyung menyebalkan namun Jungkook tetap menyayanginya

Sangat menyayanginya, seperti adiknya sendiri

Karna baru kali ini dia memiliki seseorang yang spesial, terus bersamanya, membuat hari-harinya yang nampak membosankan menjadi lebih berwarna dan semua itu tidak akan terjadi jika bukan karna Taehyung

"Aku...menyayangimu Taehyung-a"

The Puppet - TaeKook (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang