Taehyung melihat Jungkook yang duduk membelakanginya, dia nampak sedang serius di depan leptopnya, lampu kamarnya dimatikan dan hanya ada lampu belajar yang menerangi disana
Karna pintu kamar Jungkook sedikit terbuka, Taehyung penasaran dengan apa yang dilakukannya hingga dia memberanikan diri untuk mengintip
Taehyung mengerucutkan bibirnya, Jungkook bahkan belum bicara padanya sejak pulang dari kedai eskrim
"Apakah dia masih sedih? Atau apakah dia marah padaku?" Taehyung berbisik-bisik, dia menyandarkan kepalanya di pinggir pintu
Pandangan mata Taehyung mengarah pada benda yang diletakkan Jungkook tepat di samping leptopnya
Sebuah kunci yang terlihat familiar untuknya
"Kunci?"
Jungkook yang merasakan ada kehadiran seseorang di belakangnya segera menoleh, dia mendapati Taehyung berdiri di sana sedang menatapnya dari balik pintu yang tidak tertutup rapat
"Taehyung-a? Apa yang kau..."
"Kunci itu..." Taehyung menunjuk kunci itu
Pandangan Jungkook mengarah pada kunci itu, dia baru saja ingin menanyakan perihal kunci itu pada Taehyung setelah mengerjakan tugas kuliahnya
Kebetulan sekali Taehyung ada di sana
"Kunci ini?" Jungkook mengangkat kunci itu, "masuklah Taehyung-a"
Taehyung melangkahkan kakinya masuk kedalam, dia mendekati Jungkook lalu mengambil kunci yang ada di tangannya
"Kau tahu 'kan kunci apa ini?"
Taehyung mengangguk dengan pandangan yang tidak lepas dari kunci di tangannya
"Kunci ini sudah seperti jantung bagiku"
"Jantung? Duduklah..." Jungkook menuntun Taehyung untuk duduk di pinggir ranjangnya, "bisakah kau ceritakan padaku semua yang kau tahu tentang kunci itu?"
"Kunci ini adalah inti dari hidupku, kunci ini bisa digunakan untuk membuka kotak yang disimpan di sebuah kuil yang terletak di Busan"
"Busan? Apa isi kotak itu?"
"Aku tidak tahu, hanya itu yang ada di otakku"
"Apa nama kuil itu? Kau pasti tahu nama kuilnya 'kan?"
"Kuil...Bosung"
"Bosung? Aku belum pernah mendengar nama kuil itu sebelumnya"
Jungkook memang sering mengunjungi kakeknya di Busan, dia juga pernah diajak ke beberapa kuil yang ada di sana, tapi dia belum pernah ke kuil dengan nama Bosung seperti yang diucapkan Taehyung
"Kau yakin tidak salah menyebutkan nama kuil?"
Taehyung menggeleng, dia sangat yakin karna semua terekam di otaknya
"Baiklah, tidurlah Taehyung-a, sekarang sudah malam"
Jungkook beranjak dari duduknya namun tangannya di tahan oleh Taehyung
"Kau masih bersedih?"
Jungkook masih bergeming, tentu saja dia masih bersedih, dia baru saja kehilangan seseorang yang dekat dengannya
Jungkook menggenggam tangan Taehyung lalu beringsut duduk di sampingnya. Jungkook menatap Taehyung, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya
"Kau marah padaku?"
"Ani-ya...aku tidak marah padamu Taehyung-a"
"Lalu kenapa kau tidak bicara padaku seharian ini setelah menghadiri pemakaman kakek itu?"
"Aku hanya..." kalimat Jungkook terhenti saat melihat Taehyung menangis, dia menunduk lalu mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan tangan
"Aku pikir kau marah padaku dan tidak mau bicara lagi padaku, aku terus memikirkan apa kesalahan yang kubuat padamu hingga aku tidak bisa makan dan menggambar dengan tenang"
Jungkook memeluk Taehyung, dia menepuk-nepuk punggungnya yang bergetar karna tangisnya
"Aku hanya sedang memikirkan cara agar kau tidak menghilang seperti Haejin, Taehyung-a...aku benar-benar takut kehilanganmu seperti yang dikatakan oleh Haejin, aku benar-benar takut"
"Hilang?" Taehyung menatap Jungkook
"Haejin berkata bahwa ada seseorang yang berusaha untuk mengambilmu dariku dan orang yang ingin mengambilmu bukanlah orang baik, aku tidak mau seperti itu, aku tidal bisa membayangkan kau yang terluka karna orang jahat itu, aku tidak bisa"
Perkataan Jungkook mengingatkan Taehyung pada pria yang ditemuinya di kedai eskrim, pria yang berkata bahwa dia akan membantunya namun sampai sekarang dia bahkan tidak muncul lagi
Sekarang dia baru menyadari bahwa ternyata mungkin pria itu yang dimaksud oleh Jungkook, beruntung dia masih bisa melihat Jungkook sekarang
"Taehyung-a berjanjilah padaku bahwa kau tidak akan bicara pada orang asing selain orang yang aku kenalkan padamu, ne?"
Taehyung mengangguk
Kali ini dia akan benar-benar menuruti apa kata Jungkook, jika Jungkook berkata seperti itu dengan wajah khawatir sudah bisa dapastikan bahwa ada sesuatu yang tidak disukainya
##
"Namanya Kim Taehyung, dia sudah membuat identitas, Haejin yang membuatnya"
Seojin sibuk membolak-balik berkas di tangannya sementara Yoongi menjelaskan apa yang sudah didapatnya selama seminggu mengikuti Taehyung dan Jungkook
"Dia bisa tertawa, menangis, marah sama seperti manusia pada umumnya. Dia juga memiliki sesuatu yang difavoritkan contohnya bunga dan eskrim"
"Mm..."
Seokjin hanya mengangguk sebagai jawaban dari pernyataan panjang Yoongi
Inilah sifat Seokjin yang sangat dibencinya, dia sangat benci saat dirinya sudah menjelaskan banyak hal namun hanya dibalas dengan singkat
"Sampai kapan aku harus mengikutinya seperti orang bodoh? Bukankah semua sudah siap?"
Seokjin melirik Yoongi, "kau benar, semuanya memang sudah siap"
"Sebaiknya kita percepat, aku tidak suka mengulur-ulur waktu untuk hal yang tidak penting seperti ini"
"Yoongi-ssi...kau selalu terburu-buru, memangnya kau sudah memikirkan cara untuk mengambilnya?"
"Untuk apa dipikirkan, kau hanya perlu menculiknya saat Jungkook lengah, Taehyung tidak akan banyak melawan karna pikirannya masih belum berkembang seperti..."
"Kau benar Yoongi-ssi, namun ada cara lain yang lebih mudah"
Yoongi melihat wajah Seokjin yang berubah, "bawa Jungkook kemari maka Taehyung akan datang dengan sukarela kemari"
"Apakah kau lupa bahwa aku membutuhkan Taehyung yang utuh? Aku tidak ingin ada cacat ditubuhnya. Biarkan saja dia datang kemari dengan kemauannya sendiri"
Yoongi hanya menyimak, Seokjin memang selalu memiliki cara lain yang tidak terpikirkan oleh Yoongi
Berbeda dengan Yoongi yang selalu menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah, Seokjin selalu bisa mencari jakan keluarnya sendiri tanpa menggunakan kekerasan tentunya
"Rasa sayangnya pada Jungkook sangat besar, aku yakin dia akan datang jika melihat Jungkook kesayangannya dalam bahaya, iya 'kan? Yoongi-ssi..."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Puppet - TaeKook (END)
FanfictionJeon Jungkook menemukan sebuah boneka puppet kayu di gudang tempat tinggal kakeknya Dia tidak tahu bahwa boneka puppet itu memiliki sebuah keajaiban yang tersembunyi "Apa ini?!!" "Apakah kau bercanda? Ini bukanlah negri dongeng" "Itu!!" "Jangan pern...