Pt.9

707 69 1
                                    

Malam setelah sholat Isya, Jisoo berpamitan sama Lisa, Rose dan Jennie, ia ingin menemui pak Jidi, untuk pengajuan proposal prokernya bersama Bobby.

Rose sempat bertanya pada Jisoo, apakah Bobby menemani, namun Jisoo mengatakan, ia bisa sendiri, meski Rose menawarkan diri, namun Jisoo menolaknya.

Ada hal yang mau di luruskan, bukan prokernya, namun apa yang sebenarnya terjadi disini, pak Jidi tahu sesuatu. setidaknya itu asumsi Jisoo.

Dan, ia merasa harus bertemu beliau malam ini, seakan-akan ada yang membisikinya bahwa, ia harus pergi ke rumah pak Jidi.

Benar saja. Pak Jidi duduk di teras rumah, seakan-akan, beliau sudah menunggunya. namun, ada sosok lain yang duduk bersamanya, seorang lelaki renta, ia duduk, sembari mengisap bakau lintingan, dan ketika Jisoo datang, si lelaki tua, tersenyum seperti mengenalinya.

Jisoo mendekat, memberi salam, pak Jidi tersenyum ramah seperti biasanya, lalu mempersilahkan Jisoo duduk, namun, Jisoo lebih tertuju pada 3 gelas kopi yang tersaji.

"Ini yang punya kemana ya pak, kopinya kelebihan satu."

"Itu kopi untuk kamu, mbak yang cantik." ucap lelaki renta itu. ia masih tersenyum, memandang Jisoo.

"Mohon maaf kek, saya tidak minum kopi."

"Sudahlah, di minum dulu, gak baik nolak pemberian tuan rumah disini. tidak bagus pokoknya."

"nggih pak" ucap Jisoom

Ketika Jisoo menyesap kopinya, aneh, kopi itu terasa seperti aroma melati, rasanya manis, dan ia tidak menemukan ampas, padahal dari luar, kopi itu terlihat seperti kopi hitam yang sekali lihat, bisa di rasakan rasanya akan sepahit apa.

Si kakek bertanya. "Gimana rasanya?"

"Enak mbah."

Si mbah mengangguk puas, kemudian bertanya kembali. "Sekarang, kamu boleh cerita, kenapa kamu kesini anak cantik?"

"Saya mau tanya sama pak Jidi kek."

"Tanya soal?"

"Saya di ikuti oleh sosok besar kek, saya takut. apa saya sudah melakukan kesalahan, sehingga saya dikejar, apa ada yang saya perbuat dan membuat tidak nyaman warga sini, saya minta maaf sebesar-besarnya."
saat itulah, pak Jidi bicara.

"Nak, ini bukan salahmu, alasan kenapa kamu diikuti, karena kamu bawa sesuatu dari luar."

"Maksudnya bagaimana pak, saya tidak mengerti maksud bapak."

Si kakek, kemudian melanjutkan. "Kamu itu nak, ada yang menjaga, siapa ya? nenek-nenek, nah, itu yang tidak diterima disini. paham nak?"

"Saya, menjaga? mohon maaf, saya tidak mengerti."

"Sudah begini saja, besok malam, kamu kesini, saya tunjukkan sesuatu sama kamu."

Meski tidak mengerti maksud ucapan pak Jidi dan lelaki renta itu.

Setelah lumayan lama berbincang dengan mbak buyut maupun pak Jidi, akhirnya Jisoo memutuskan untuk berpamitan, karena hari sudah mulai gelap. Dengan sukarela pak Jidi ingin mengantarkan Jisoo untuk kembali ke penginapan, karena menurutnya seorang gadis tidak baik jika berjalan sendirian, apalagi hari sudah gelap seperti ini. Tetapi dengan cepat Jisoo menolak permintaan pak Jidi. Pak Jidi pun mengerti.

KKN✔ [Ikon×Blackpink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang