Pt.7

852 86 2
                                    

______________________________________

Tolong lah jangan banding bandingin orang, tiap orang tu beda. Dikira gue lahir di foto copy kali. 🐁

______________________________________

Yeyyy special update 2 chapter🎉
Jangan lupa vomment nya✔

Happy reading guys 😘
enjoy 😎

Rombongan sudah berkumpul, sesuai janji pak Jidi, hari ini akan keliling desa melihat semua proker yang sudah di ajukan oleh Rose tempo hari, sekaligus, meminta saran untuk Proker individu yang harus di kerjakan oleh satu anak sendiri-sendiri.

Sebenarnya Lisa dilarang pak Jidi untuk ikut, tapi lisanya tidak mau, ia tetap kekeuh ingin ikut. Kondisinya saat ini sudah membaik. Tetapi tetap saja tidak sebaik sebelumnya, dia berjalan saja masih di bopong oleh Rose.

"Ya gini. Walaupun saya tinggal disini, aku ya pernah kuliah loh dek, sarjana lagi" kata pak Jidi.

Mendengar itu, Hanbin menimpali. "Itu loh, dengerin bapaknya, walaupun rumahnya di desa, ga lupa kuliah."

"Gak kaya lu pada. Udah dikasih rumah di kota aja masih sering bolos." Ungkapnya lagi.

"Pliss deh bin mirror. Biasanya juga lu yang ngajakin kita bolos." Kata Bobby dengan kejujurannya. :')

Dari pada teman temannya menguak aibnya Hanbin lebih baik mengalihkan pembicaraan. "Bapak ambil apa dulu? perhutanan ya?"

"Bukan" kata beliau santai. "Pertanian"

"Lah, disini gak ada sawah, gimana sih pak?"

"Ya, memangnya kalian pikir hanya karena ambil pertanian harus terjun ke sawah"

Jawaban pak Jidi sontak membuat tawa pecah, Jennie melirik Jisoo, dia sudah bisa ceria lagi, melupakan sejenak kejadian semalam.

Sampailah, mereka di pemberhentian pertama. Sebuah pemakaman desa.

Aneh.

Itu yang pertama kali di pikirkan Jennie, atau mungkin serombongan orang di setiap Nisan, di tutup oleh kain hitam.

Pemakamanya sendiri, di kelilingi pohon beringin, dan di setiap pohon beringin, ada batu besar di sampingnya, disana, ada lengkap, sesajen di depanya.

Jisoo yang tadi ikut tertawa, tiba-tiba menjadi diam. ia menundukkan kepalanya, seolah tidak mau melihat sesuatu. Pagi itu tiba-tiba terasa gelap di dalam pikiran Jennie.

"Mohon maaf pak, ini kenapa ya kok----."

Belum selesai Jennie bicara, pak Jidi memotongnya.

"Saya tau, apa yang adik mau katakan, pasti mau tanya, kok nisan nya, di tutupi pakai kain, gitu to?"

Jennie mengangguk. Rombongan menatap serius pak Jidi, terkecuali Hanbin dan Bobby, terdengar mereka sayup tertawa kecil.

KKN✔ [Ikon×Blackpink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang