Pt.19

659 58 0
                                    

Apa yang membuat tempat ini begitu keramat bila hanya sebuah jalan satu arah seperti ini.

Langit sudah mulai petang, Jisoo bersiap akan kembali, tetapi, langkahnya terhenti saat ia merasa ada hembusan angin dari semak beluntas di depanya, ia pun, menyisir semak itu, sampai habis.

Jisoo melihat sebuah undakan batu yang di susun miring, ia tidak tahu, rupanya ia berdiri di tepi lereng bukit, meski awalnya ragu, Jisoo akhirnya melangkah turun, menjajak kaki dari batu ke batu sembari berpegang kuat pada sulur akar di lereng, ia sampai di bawah dengan selamat

Seperti dugaanya, ada tempat tak terjamah di desa ini, manakala Jisoo melihat dengan jelas, sanggar atau bangunan yang lebih terlihat seperti balai sebuah desa, namun, kenapa tempat ini tidak terawat.

Jisoo berkali-kali melihat langit, hari semakin gelap, namun, ia justru mendekat

Layaknya sebuah tanah lapang dengan bangunan atap yang bergaya balai desa khas atap jawa, Jisoo mengamati tempat itu setengah begidik.

Selain kotor dan tak terurus, tidak ada apapun disini, kecuali, sisi ujung dengan banyak gamelan tua tak tersentuh sama sekali.

Butuh waktu lama untuk Jisoo mengamati tempat ini sampai ia mengambil kesimpulan, tempat ini sengaja di tinggalkan begitu saja, kenapa?

Ia menyentuh alat musik kendang, mengusapnya, dan semakin yakin, tempat ini sudah sangat lama di tinggalkan.

Setiap Jisoo menyentuh alat-alat itu, ia merasa seseorang seperti memainkanya, ada sentuhan kidung di telinganya. Jisoo sendirian, namun, ia merasa, ia berdiri di tengah keramaian.

Kegelapan, sudah menyelimuti tempat itu, langit sudah membiru, namun. Jisoo merasa tugasnya belum selsai.

Sampai, Jisoo tersentak oleh sebuah suara familiar yang memanggil namanya.

Ketika Jisoo berbalik menatap siapa yang baru saja memanggilnya, Jisoo mematung melihat Rose, berdiri dengan muka tercengang, dari belakang, muncul June yang sedang merapikan kerah bajunya, tidak kalah tercengang

Suasana menjadi sangat canggung

"Jun, ros? kok kalian ada disini?"

Rose dan June hanya mematung, tidak menjawab pertanyaan Jisoo sama sekali, hal itu, membuat Jisoo mendekati mereka, melewatinya dan kemudian ia melihat ada sebuah gubuk di belakang bangunan ini.

Jisoo berbalik, ia kecewa.

"Jun, bokap sama nyokap lo kalau tahu perbuatan lo gimana ya, sebagai temen lo lama, gue nggak nyangka hal ini sama sekali."

June hanya diam, Rose, apalagi.

"Jisoo, tolong" ucap Rose, menyentuh lengan Rose."

"Gue gak bicara sama lo Ros, gue mau bicara sama June!"

Tatapan Jisoo membuat Rose beringsut mundur, June masih diam, sebelum Jisoo akhirnya menggampar tepat di pipinya June.

"Sudah berapa kali?" tanya Jisoo.

"Kedua kalinya."

Jisoo tidak tahu harus berucap apa, "tunggu, ini artinya, apa yang dikatakan Bobby soal dia dengar suara perempuan di kamarmu itu lo sama Rose?"

Namun, June menatap wajah Jisoo dengan kaget, tidak hanya itu, Rose juga terperangah tidak percaya, kemudian menatap June dengan sengit, seakan Jisoo salah bicara.

"Maksudnya Jis?" tanya Rose kaget.

"Jun jangan bilang lo..."

"Sudah, ayo balik dulu, nanti gue ceritain semua, tolong jangan ngomong ke siapa-siapa dulu, ya Jis." Ujar June memohon.

KKN✔ [Ikon×Blackpink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang