Pt.23

617 58 0
                                    

23 Hari, sudah di lalui, setiap hari, perasaan Jennie semakin tidak enak, di mulai dari satu persatu warga yang membantu prokernya mulai tidak datang satu persatu, kabarnya mereka jatuh sakit, anehnya, itu terjadi di proker kelompok mereka, yang berurusan dengan Sinden.

Pernah suatu hari, Jennie mendengar secara tidak langsung, kalau ini semua karena Sindenya mengandung kutukan, tapi pak Jidi bersihkeras itu mitos, takhayul, sesuatu yang membuat warga desanya ketinggalan jaman.

Namun, satu kali, Jennie pernah di kasih tahu warga, bila Sinden ini ada yang jaga.

Katanya, Sinden ini dulu, sering di gunakan untuk mandi oleh dia. Dia yang di bicarakan ini, tidak pernah di sebut warga, namun yang mencurigakan dari kasus ini adalah, nama Sinden ini, adalah Sinden kembar.

Sinden kembar. Jennie selalu mengulangi kalimat itu.

Sinden kembar, membuat Jennie semakin penasaran

Alasan kenapa pak Jidi memasukkan ini menjadi proker adalah, agar air sungai dapat di alirkan ke Sinden ini, sehingga warga tidak perlu lagi jauh-jauh mengambil air ke sungai yang tanahnya terjal, namun, seperti ada yang ganjil

Tanpa Jisoo sadari, itu adalah kali pertama ia bisa bicara lagi sama Jennie setelah lama, ia seolah saling menjauhi satu sama lain, Jsioo menceritakan semuanya, pengalaman di pondok hingga ia keluar darisana, kecuali, insiden ganjil di tempat ini, Jisoo masih menyimpanya sendiri.

Karena Jisoo percaya, Jennie punya apa yang ia cari selama ini, meski itu hanya asumsi, namun, ia yakin, Jennie memilikinya.

Hingga, kesempatan itu muncul, Jisoo, melihat kamar, tanpa ada satu orangpun, Rose dan Jennie mengerjakan proker mereka, Jisoo membuka almari, mengeluarkan isi tas Jennie.

Ia membongkar semuanya, mencari hingga ke celah terkecil di tas yang Jennie bawa, semua persedian yang ia bawa tak luput dari pencarianya, sampai, Jisoo akhirnya menemukanya.

Sebuah logam melingkar, dengan bentuk ukiran dari kemuning, bentuknya indah layaknya sebuah perhiasan, tidak hanya itu, di tengahnya, ada batu mulia berwarna hijau, dengan wajah bingung, Jisoi bergumam sendiran "Kawaturih" itu, bagaimana bisa ada pada Jennie.

Melihat itu, Jisoo sudah hilang kesabaran, ia membongkar isi tas Rose, mengambil selendang hijaunya, 2 benda itu, Jisoo simpan pada sebuah kotak kayu yang ia temukan di dapur tempat biasa untuk menyimpan bumbu masakan, tidak hanya itu, Jisoo menutupinya dengan kain putih, yang di dalamnya, ada kitab agamanya. Jisoo menyembunyikan tepat di bawah meja kamar, tertutup taplak meja. lalu, Jisoo pergi mencari Rose.

Setelah menemukan Rose di tempat proker, Jisoo menarik Rose, membawanya menjauh sebelum menampar wajahnya sampai Rose, tidak bisa bicara apa-apa.

"Gila lo ya, barang kayak gitu, sengaja lo taruh di tas Jennie!! mau lo umpankan Jennie ya, apa gak cukup sama masalah lo?!"

"Jelasin gimana lo kok bisa punya barang gituan."

"Barang apa sih Jis?" tanya Rose yang masih tidak mengerti.

"SELENDANG HIJAU!" Sentak Jisoo.

Rose yang mendengar itu tampak kaget.

"Kok lo bisa tahu, lo itu kelewatan banget sih, bongkar tas orang lain tanpa seijin gue!"

"Sekarang, ikut gue ke pak Jidi."

Jisoo menarik Rose, menyeretnya kuat-kuat, namun Rose menolak sebelum ia mengatakanya.

"Gue disuruh naruh benda itu, sebagai pengganti selendang itu, selendang yang bikin June mau...."

"Siapa yang ngasih itu?" tanya Jisoo, namun Rose menolak mengatakanya.

KKN✔ [Ikon×Blackpink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang