Pt.8

851 83 3
                                    

Sekembalinya ke penginapan, Jennie melihat Jisoo tengah tidur, hari itu di akhiri dengan rapat dengan semua anak, lalu kembali ke kamar untuk mengerjakan laporan.

Sore menjalang malam.

Jisoo yang menghabiskan sebagian siangnya di dalam kamar, terbangun ketika Rose memanggilnya.

Semua anak sudah berkumpul, dan
Rose menunjukkan proposan proker mana saja yang sudah di setujui pak Jidi, dimana Rose membagi menjadi 4 kelompok.

Lisa dengan Ezra, Bobby dengan Jisoo, Hanbin dengan Jennie, dan yang terakhir June dengan Rose.

Semua anak sepakat, tidak ada komentar banyak, mengingat Rose yang paling berjasa sehingga bisa mendapatkan tempat KKN tanpa campur tangan pihak kampus.

Lusa adalah awal dari persiapan proker mereka.

Ketika Jisoo baru saja selesai merapikan barangnya untuk persiapan proker kelompok, Jennie masuk ke kamar.

Jennie memintanya untuk mengantarkan dirinya pergi ke kamar mandi di bilik samping Sinden.

"Jis, mandi yok."

"Dimana?"

"Di balik sebelah sungai, ada bilik kecil, lu tau kan? Yang bangunannya kaya kolam itu loh."

Jisoo tidak menjawab, namun setelah memikirkan, bahwa ia belum membasuh badannya sejak pertama kali datang kesini, ia pun setuju. Dengan syarat, Jisoo yang pertama mandi.

Jennie setuju. Ia gak berpikir aneh-aneh.

Selama perjalanan, ia melihat setiap rumah yang di lewati, rata-rata sama, semua rumah tembok di depan, kiri-kanan dari gedek (bambu dianyam), langit sudah merah, dan setelah menempuh jarak lumayan, akhirnya mereka sampai di Sinden.

Bangunan Sinden itu menyerupai candi kecil, bedanya, kolamnya persegi 4 dengan air yang jernih tapi berlumut, setelah mencari-cari dari Sinden, ketemulah Bilik itu tepat di samping pohon Asem, yang besar sekali, rindang, tapi mengerikan.

Sempet ragu, tapi Jennie bilang lanjut.

Rupanya benar, ada kendi besar di dalam bilik itu.

Air juga sudah penuh di dalam kendi, Jisoo pun masuk, sementara Jennie menunggu di depan bilik, matanya tidak bisa melepaskan diri dari bangunan Sinden yang entah kenapa seolah menarik perhatianya, di sampingnya, ada sesajen itu.

Dari dalam bilik, terdengar suara air bilasan dari Jisoo, setelah mencoba mengalihkan perhatian dari Sinden, Jennie baru sadar, ada aroma kemenyan di dekat tempatnya berdiri, di telusurilah wewangian itu, benar saja, di samping pohon asem itu pun ada sesajenya.

Yang lebih parah, bara dari kemenyan baru saja di bakar.

Antara takut dan kaget, Jennie kembali ke pintu bilik, dan dari dalam, sudah tidak terdengar suara air bilasan.

"Jisoo, Jiss Jisoo." teriak Jennie sembari menggedor pintu kayu, anehnya, hening, tidak ada jawaban dari dalam.

Masih berusaha memanggil, terdengar sayup suara lirih, lirih sekali sampai Jennie harus menempelkan telinganya di pintu bilik.

KKN✔ [Ikon×Blackpink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang