Pt.12

672 72 0
                                    

Siang itu, Jisoo dan Bobby, tengah mengerjakan proker mereka bersama warga desa, ketika hari sudah siang, ia tanpa sengaja melihat Jennie dan Hanbin, serta pak Jidi dan Rose tengah mengendarai motor, mereka pergi meninggalkan desa, entah kemana.

"Mereka mau kemana?" Tanya Jisoo pada Bobby yang baru saja keluar dari dalam rumah.

"Gatau." Kata Bobby. "Katanya lu mau ngomong sesuatu. Apa?"

Sedangkan yang ditanya hanya senyam senyum sendiri.

"Lu napa sih senyam senyum. Iya tau gue ganteng." Kata Bobby sambil menyibak rambutnya ke belakang dengan gaya swag nya.

"Hmm ganteng ya." Jisoo masih setia bersenyum.

"Kenapa sih lu? Kesambet ya. Ada yang aneh di gue?"

"Coba deh liat kaos lu."

Mendengar perintah dari Jisoo, lantas Bobby langsung memandang dirinya. Yang benar saja kaos yang ia kenakan terbalik. "Anjir kebalik."

"Nah tuh tau." Ucapnya yang mengencangkan tawanya. Dengan cepat Bobby langsung membuka kaosnya dan membenarkannya.

"Akkkkk bobbyyyyy!" Teriak Jisoo yang menutup matanya.

"Kenapa sih?"

"Jangan buka depan gue njirr." Namun Bobby tidak menghiraukan perkataan Jisoo, ia tetap membuka bajunya.

"Udah selesai, cepet melek." Perintah Bobby, dan Jisoo membuka matanya.

"Katanya lu mau ngomong." Ketus Jisoo. "Buruan ngomong sekarang."

"Ntar aja abis ngerjain proker."

Kini Jisoo dan Bobby tengah sibuk untuk mengerjakan proker. Ia mengerjalan dua kali lipat. Pasalnya proker yang dibuat kemarin telah rusak. Entah dibuat apa dengan Bobby sampai rusak seperti itu.

Setelah prokernya sudah selesai mereka merapikan berkas berkasnya.

Di tengah itu, tiba-tiba Bobby berucap "Jis, teman lo itu kok aneh sih."

Jisoo mengerutkan dahinya. "Aneh? siapa?"

"Siapa lagi kalo bukan si June."

"Aneh gimana?"

"Gue sering ngeliat tu anak bicara sendirian, senyam-senyum di kamar, terus, gue pernah lihat dia hmm." Kata Bobby agak canggung. "Maaf ya Jis, anak itu on*ni dalam kamar."

Jisoo yang mendengar itu tidak bereaksi apapun, hanya berucap "Halah, gak mungkin lah" seakan apa yang dikatakan Bobby hanya gurauan. "Palingan cuma liat film gituan di hpnya."

"Sumpah beneran!!"

"Tapi janji jangan bilang siapa-siapa ya." Kata Bobby. "Terutama ama Lisa."

"Dia juga sering bawa pulang sesajen, terus dia naruh benda itu di bawah ranjang."

Jisoo masih mencoba menahan diri, ia masih tidak bereaksi mendengar June di tuduh seperti itu oleh Bobby.

Namun, seketika emosi Jisoo tak terbendung saat Bobby mengatakan itu.

Bobby menggaruk dahinya dengan terus berfikir. "Terus, di atas sesajen itu, gue nemu foto Jennie, apa, June mau pelet si Jennie ya."

"Lo itu, kalo punya mulut tuh mulutnya di jaga, jangan maen fitnah aja bisanya."

"Kalau lu gak percaya ayo sini ikut gue, tak tunjukin kalau gue gak pernah ngibul."

Mendengar Bobby menantang seperti itu, saat itu juga, Jisoo mengikuti Bobby yang tengah berjalan menuju tempat mereka menginap.

Seketika Jisoo tidak bisa berbicara apa-apa saat melihat itu di depan mata kepalanya sendiri, seperti Jisoo ingin menghantam kepala June saat itu juga. Ia tidak pernah tahu, June segila ini.

Teman sepondok pesantrenya jadi seperti ini.

"Alasan kenapa gue berani ngajak lu kesini karena gue tau, si June dan Rose pasti sekarang ngerjain prokernya di kebun ubi, bukan masalah apa-apa sih, tapi sebenarnya gue juga takut, tiap malam, gue denger suara perempuan disini."

Ucapan Bobby yang terakhir, membuat Jisoo tidak dapat bicara lagi, saat ia, termenung sendiri, entah kenapa, insting Jisoo, mengatakan ada yang di sembunyikan oleh temanya.

"Siapa yang ada dikamar sama June?"

"Itu masalahnya."

"Setiap gue tungguin, gak ada yang keluar dari kamarnya."

Jisoo, tiba-tiba mendekati almari, ia merasa mendengar sesuatu disana. tepat ketika, almari itu terbuka, Jisoo dan Bobby tersentak kaget saat melihat, ada ular didalamnya.

Ular itu berwarna hijau, kemudian lenyap setelah melewati jendela.

Bobby dan Jisoo hanya saling menatap satu sama lain, tidak ada hal lagi yang harus mereka bicarakan.

Semenjak saat itu, Jisoo selalu mengawasi June, bahkan ketika akhirnya pak Jidi tiba-tiba mengatakan bahwa mereka semua akan tinggal satu atap, meski terpisah dengan sekat. Dari situ juga, Jisoo jadi lebih tahu, June seringkali mengawasi Jennie tanpa sepengetahuan siapapun.

Yang paling tidak bisa Jisoo lupakan adalah, saat ia bertanya perilah kenapa ia jarang melihat June sholat lagi. June selalu berdalih, tidak ada alasan kenapa ia harus mengatakan pada orang saat ia beribadah.

Meski June selalu bisa membalik pertanyaan Jisoo, ia tahu, June berbohong.

Puncaknya, ketika itu, sore hari, Jisoo barusaja selesai sholat asar di dalam kamar, tiba-tiba, ia mendengar suara bising dari samping kamar, Jisoo pun beranjak, mencari sumber suara.

Manakala ketika ia mencari, ia melihat June, sedang menabur sesuatu di tempat dimana Jennie biasa duduk.

Jisoo, yang selalu membersihkan bunga-bungaan itu. Aneh, namun kelakukan June semakin membuat Jisoo penasaran.

Namun, masalah tidak hanya berhenti di June saja, melainkan sahabatnya Jennie.

✔✔✔

KKN✔ [Ikon×Blackpink]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang