075

19 5 0
                                    

Bumi: Hai, Bulan, mengapa kau termenung sendirian di sana?


Bulan: Menunggumu, tentu saja. Mengapa kau hanya berteriak dari kejauhan?

Bumi: Maaf, aku kebetulan melintas.


Bulan: Kebetulan melintas? Tidakkah kau merindukanku atau sekadar menengadah ke atas?

Bumi: Ah, maafkan aku. Sinar matahari terlalu terik di siang hari, membuatku sulit melihatmu. Dan malam hari, kantuk menyerang setelah senja, sehingga aku tidak sempat menatap langit.

Bulan: Lantas bagaimana hari ini? Bukankah kau melihatku?

Bumi: Mungkin bintang terlalu memesona untuk kuabaikan. Ingatkah, Bulan? Aku kini terpesona oleh bintang yang lebih indah darimu.


September 2019

Sebaris Rasa (2018-2019)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang